Biografi Abul Hasan Asy-Syadzili
Lahir di Ghumarah, dekat kota sabtah (Maroko, Afrika Utara) , pada tahun 1197. Syekh Abdul Hasan Asy- Syadzili ( Bahasa Arab: أبو الحسن الشاذلي),Nama lengkapnya Abul Hasan Asy-Syadzili Al-Hasani.
Beliau adalah seorang pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi yang terkemuka di dunia. Nasab atau garis keturunan Abul Hasan Asy-Syadzili bersambung sampai dengan Rasulullah SAW.
Di desa yang bernama Ghumarah adalah tempat beliau tumbuh. Dari menghafal Al-Qur’an Al Karim hingga mulai mempelajari ilmu syari’at. Kemudian beliau pergi ke kota Tunisia ketika masih sangat muda.
Beliau ditinggal di desa yang bernama Syadziliyah. Oleh karena itu, beliau di nisbatkan kepada desa tersebut meskipun beliu bukan berasal dari sanasana, sebagaimana yang di sampaikan oleh penulis Al-Qamus. Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili wafat pada tahun 1258M di Humaitsara, Mesir.
Ciri-ciri pribadi:
Imam Abu Hasan Asy-Syadzili memiliki postur tubuh yang kurus, jari-jemari yang panjang, warna kulit yang bagus. Ia sangat fasih berbicara, ucapannya sangat lembut. Selain itu, ia selalu memakai pakaian yang indah dan menunggangi hewan tunggangan yang gagah. Terkadang ia juga tak segan untuk memakai pakaian sederhana, akan tetapi beliau tidak memakai pakaian yang ditambal sebagaimana beberapa kau sufi lainnya.
Banyak sekali kitab-kitab tasawuf yang beliau kaji dan di ajarkan kepada murid-muridnya. Abul Hasan Asy-Syadzili dalam dunia tasawuf adalah termasuk seorang tokoh sufi yang mengajarkan ketasawufan dalam bentuk tarekat. Tarekat tersebut adalah tarekat yang kita kenal sebagai tarekat Syadziliyah.
Tarekat Syadziliyah muncul di belahan dunia Islam barat menuju Mesir, dan dari mesir menyebar ke berbagai penjuru kawasan Islam. Berdasarkan sumber yang ada, tarekat ini muncul pada kurun ke 7 Hijriah atau sekitar tahun 642 H. Aliran ini cenderung beraliran suni.
Dalam buku Tasawuf Islam karya Abu Wafa al-Ghanimi al-taftazani, bahwa tasawuf Syadzili, Murai dan Abu Athoillah merupakan pondasi-pondasi madrasah Syadziliyah yang jauh dari pemikiran madrasah Ibnu Arabi dan aliran tasawuf wahdatul wujud-nya. Tak satupun dari Ketiga orang tersebut yang mengatakan tentang wahdatul wujud itu. Di saat mereka jauh dengan Ibnu Arabi, ternyata mereka sangat dekat dwnga tasawuf al-Ghazali yang berpengangan pada al-kitab dan al-sunnah.
Ajaran-ajaran dalam tarekat Syadziliyah dapat di ringkas di dalam lima prinsip, yaitu:
•Takwa kepada Allah di dalam kerahasiaan maupun di tempat terbuka.
•Mengikuti sunnah dalam perkataan maupun perbuatan.
•Memalinhkan diri dari mahkluk di dalam kerahasiaan maupun tidak.
•Ridho terhadap Allah dalam hal yang sedikit maupun banyak.
•Kembali kepada Allah saat senang maupun susah.
Tarekat Syadziliyah mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam alam Islam. Ajaran ini tersebar luas di seluruh kawasan, hingga sampai ke Andalusia. Tokoh-tokoh yang paling terkemuka adalah Ibn Ibad Randi, ia merupakan komentator al-Hikam Ibnu Athaillah.
Syekh Abdul Hasan Asy-Syadzili sangat sedikit meninggalkan meninggalkan karya tasawuf, begitupun dengan muridnya, Syekh Abdul Abbas al- Mursi. Karya yang ditinggalkan hanya sebagai ajaran lisan tasawuf, doa, dan hizib. Semua itu dikumpulkan oleh Ibnu Athaillah dan sekaligus ia adalah orang yang menulis biografi keduanya.
Pengaruh Al-Syadzili kepada ibn Athaillah, tampaknya dimungkinkan melalui dua cara, yaitu melalui al-Mursi dan hizb-hizb yang di tinggalkan Al-Syadzili. Melalui dia cara inilah, ibn Athaillah mewarisi ajaran spritual Al-Syadzili.
Referensi:
Ibn Abi al-Qasim al_Humairi: “Jejak-jejak Wali Allah”, halaman 2-4. Penerbit ERLANGGA, 2009 ISBN (13)978-979-033-319-2
http://arispriyanto12.blogspot.com/2015/03/abu-al-hasan-al-syadzili-dan-tarekatnya.html?m=1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H