Malam ini saya tiba-tiba ingin beli mendoan di dekat pasar mingguan. Maklum, pendatang yang kini mulai beradaptasi lidahnya mulai gemar membeli jajanan khas Jawa Tengah. Â
Saya pun akhirnya berangkat dan membeli beberapa biji mendoan anget yang menggoda selera.
Setelah itu, saya mampir di Indomart untuk mengisi e wallet. Di depan Indomart ada anak kecil memakai baju lusuh dan wajah yang sangat memelas. Dalam hati kecil, ingin memberinya sesuatu.Â
Akhirnya, saya masuk ke Indomart dan melirik perlahan jajanan untuk anak kecil. Sembari menengok keluar, anak kecil itu didatangi oleh seorang Bapak yang tidak terlalu tua membawa sepeda.
Saya memperhatikan kejadian itu dan benar-benar terheran. Kardus yang tadi digelar untuk duduk dilipatnya perlahan bersama bapak itu. Wajah anak kecil yang malang dan terlihat sangat lelah itu menatapku yang memperhatikannya dari dalam tempat perbelanjaan.
masih memperhatikan apa yang dilakukan anak kecil itu. Dan ternyata, bapak itu mengajak anak kecil untuk naik sepeda. Kardusnya dilipat rapi dan diletakkan di keranjang. Ia menurut dengan bapak yang membawanya. Saya sangat kaget melihat kejadian ini. Dan menebak dengan berbagai spekulasi yang muncul di otak.
Siapa bapak itu? Mengapa anak kecil itu disuruh untuk duduk memelas di depan Indomart? Lalu mengapa ia dijemput pada malam hari? Untuk anak seusianya, sangat kasian apabila benar bahwa ia disuruh untuk meminta-minta.
Akhirnya, Saya melihat dia dibonceng di bawah gerimis malam ini. Memakai sepeda. Dengan membawa tas kecil yang entah isinya apa. Yang jelas, ia mendapatkan beberapa lembar uang saat duduk tadi.
Apakah ini termasuk ke dalam perampasan hak anak? Tentu. Lalu bagaimana kita harus bersikap?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H