Mohon tunggu...
Novia Elga
Novia Elga Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Call Me Novia. Sedang menjelajahi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lima Hal Penting dalam Kehidupan Menurut "The Courage to be Disliked" Karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga

18 November 2019   14:18 Diperbarui: 13 April 2021   17:08 2419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan buku buku "The Courage To Be Disliked" atau "Berani Tidak Disukai" (Sumber : twitter.com/dwi_setiyorini1)

Selamat siang, selamat membaca artikel yang bersumber dari buku "The Courage To Be Disliked" dan sudah diterjemahkan menjadi buku "Berani Tidak Disukai". Berjumlah 323 halaman dengan gaya bahasa filsafat memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca yang gemar menghabiskan buku non fiksi. 

Terdapat 5 bagian yang menceritakan kedua orang yang sedang berbincang. Dalam buku ini, dua orang tokoh tersebut dinamai Pemuda dan Filsuf. Keduanya, menggiring pemikiran pembaca untuk mengetahui makna melalui percakapannyang dituliskan. 

Nah, Kali ini penulis akan mengambil lima poin penting mengenai kehidupan yang ada dalam buku ini. Lima hal tersebut yaitu:

1. Ketidakpuasan terhadap diri sendiri

Ini merupakan bagian awal yang sangat menarik. Sesuai dengan kehidupan nyata, dan memiliki makna mendalam. 

Seringkali Kita merasa insecure, tidak puas dengan apa yang ada dalam diri Kita dan menilai orang lain lebih sempurna dari kehidupan yang Kita punya. 

Saya pun pernah merasakan hal itu. Bahkan, Kita pernah berfikir "ingin menjadi seseorang lain". Andaikan aku bisa hidup seperti si A, pasti hidupku sangat bahagia. Andaikan aku bisa se-keren si B, pasti hidupku sangat menarik. 

Dan akhirnya, Kita hidup jauh dari rasa syukur serta dipenuhi rasa iri dan mengandai-andai. Namun, dalam buku ini menegaskan bahwa hidup tidak sepatutnya seperti itu. 

Mengutip pendapat Adler yang menyatakan bahwa, "Yang Penting bukanlah dengan apa seseorang dilahirkan, namun bagaimana dia memanfaatkannya". Stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain ya! 

2. Ketidakbahagiaan adalah sesuatu yang Kita pilih untuk diri Kita sendiri

Pernah tidak merasa bahagia? Tentunya semua orang pernah merasakan hal ini. Ternyata, menurut Buku ini sebuah kegalauan atau ketidakbahagiaan adalah pilihan diri Kita sendiri. Jika dipikir lebih jauh, sangat logis. Mengapa demikian? Karena memang dalam hidup Kita diberikan pilihan oleh Tuhan untuk menentukan sesuatu dengan apa yang Kita mau. 

Jika Kita ingin bahagia, lalu kenapa Kita memilih untuk tidak bahagia? Maka dari itu mari Kita membuat diri Kita bahagia dengan versi Kita masing-masing. Melihat apa yang perlu dilihat, mendengarkan apa yang perlu didengar, dan mengucapkan apa yang perlu diucap. Sesederhana itu bukan ?

3. Hidup bukanlah persaingan

Pembahasan ini merubah hidupku. Pikiranku terbuka dan menegaskan bahwa hidup memanglah bukan sebuah persaingan. Dan Aku dahulu hidup dengan gaya seperti itu. Menganggap semua kawanku harus bersaing denganku. Dan ketika Aku membaca buku ini, respondku adalah tertawa kecil. Bukan berarti ini mengejek, namun sangat kagum. 

Nyatanya, aku dahulu terlalu sia-sia dengan berprinsip hidup seperti itu. Dalam buku ini menjelaskan bahwa, "Kita hanya perlu terus melangkah maju tanpa bersaing dengan siapapun. Karena sebenarnya Kita semua setara namun tidak sama. Entah dalam hal usia, pengetahuan, pengalaman, gender, penampilan, Dan lain sebagainya. Kita hanya perlu menjadi diri Kita sendiri.

4. Kita perlu membereskan tugas-tugas yang ada dalam hidup 

Semua orang hidup dengan bebannya sendiri-sendiri. Memiliki hal yang harus dibereskan dan tentunya berbeda antara pribadi satu dengan pribadi lainnya. Namun, pada kenyataannya Kita sering melupakan tugas diri sendiri untuk mengurus tugas orang lain. 

Singkatnya, hidup Kita sebenarnya merupakan sebuah tugas yang harus diselesaikan sebaik mungkin. Dan untuk menyelesaikannya, Kita butuh keberanian dan mengambil resiko atas perbuatan diri Kita sendiri. Intinya, jangan sampai Kita terbawa arus dan tidak mengenali tugas Kita sendiri.

5. Hasrat untuk diakui membuat diri Kita terbelenggu

Pada bagian ini penjelasan begitu menarik. Pada kenyataannya, hasrat untuk diakui pasti ada pada semua orang. Namun hal ini akan kurang tepat jika pengajuan dari orang lain menjadi sebuah tujuan. 

Contoh kecil misalnya, Kita membuang sampah agar orang lain juga mengikuti kebiasaan Kita dan memuji apa yang sudah Kita perbuat. Kemudian, ternyata orang lain di sekitar Kita tidak peduli dan terkesan acuh terhadap apa yang sudah Kita lakukan. Akhirnya, Kita pun tidak melakukan hal itu lagi di hari berikutnya. 

Artinya, ingin mendapat sebuah pengakuan atau penghargaan dalam membuang sampah menjadi sebuah tujuan. Ini yang harusnya kita ubah. Pengakuan atau penghargaan adalah sesuatu yang dapat Kita ciptakan sendiri. 

Jadi, jangan sampai Kita terbelenggu dengan pendapat dan pujian dari orang lain. Cukup dengan lebih mencintai dan menghargai diri Kita sendiri dalam setiap hal positif yang Kita lakukan.

Dan inilah catatan singkat dan 5 poin Penting yang perlu terus diingat dalam menjalani kehidupan, menurut Buku "The Courage To Be Disliked". Semoga bermanfaat, mari banyak membaca dan terus berkarya ! Salam. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun