Di era sekarang ini, istilah sekolah pascasarjana bukanlah sesuatu yang baru, dan asing. Karena, bahkan pada sebuah pekerjaan pun dituntut untuk melanjutkan pendidikan sampai ke tahap pascasarjana.Â
Jika dulu, pendidikan pada tahap pascasarjana merupakan sesuatu yang langka namun tidak lagi di zaman sekarang. Namun meski begitu, tidak lantas pendidikan pascasarjana dapat dipandang sebelah mata.Â
Disini aku mau menceritakan alasan dibalik pascasarjana yang baru saja ku selesaikan beberapa minggu yang lalu.
Di tengah banyak alasan orang diluaran sana melanjutkan pendidikan sebagai seorang magister, alasanku menempuh jalur ini sepertinya agak sedikit berbeda dari kebanyakan orang, meski ya mungkin tidak juga sih?
Saat aku menempuh pendidikan pascasarjana banyak yang bertanya kerja nya apa? sambil kerja kan ya? baik itu pertanyaan terlontar dari orang-orang akademik seperti dosen bahkan hingga keluarga dan masyarakat umum.
di daerahku tinggal, sudah lumrah jika kita telah selesai menempuh pendidikan sarjana sepatutnya akan bekerja. apatah lagi jika pendidikan yang ditempuh setingkat lebih tinggi yaitu pascasarjana. Bagi mereka, sangat disayangkan dan buang-buang uang saja apabila menempuh pendidikan tinggi namun tidak bekerja. Mereka berpendapat, dengan pendidikan yang lebih tinggi harusnya bisa menjaring pekerjaan yang lebih mumpuni dan bergaji tinggi.
Jika kalian bertanya, apa yang aku lakukan sembari menempuh pendidikan pascasarjana?
ya! tentu saja aku saat itu tidak bekerja di perusahaan ataupun institusi manapun. Akan tetapi, aku hanya fokus sambil mengurus anak dan suami hehehe.
karena alasan dari ku menempuh pendidikan pascasarjana terdiri dari dua hal berikut ini:
pertama, karena ini merupakan salah satu wasiat dari mendiang ayahku. Beliau berharap aku dapat menjadi perpanjangan tangan nya untuk dapat melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang pascasarjana. Karena keterbatasan usia dan kesibukan yang ia miliki waktu itu, sehingga tidak memungkinkannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana.
kedua, aku tertarik dengan hadis Nabi yang mengatakan bahwa apabila kita berada di jalan para penuntut ilmu baik itu belajar maupun mengajar maka apabila kita meninggal, maka kematian kita akan dihitung sebagai seorang yang syahid. bukankah hal tersebut merupakan salah satu bentuk sebuah keindahan? akhir hidup yang selalu diidamkan seluruh manusia di bumi ini.Â
meski dalam proses menuntut ilmu begitu banyak jatuh bangun yang harus aku lalui. tapi ketika aku mengingat hadis itu lagi, maka semangat didalam jiwa ini mulai membara kembali. dan alhamdulillah pada akhirnya aku berhasil menyelesaikan pendidikan ini meski dengan terseok-seok dalam setiap prosesnya. dan juga terlambat satu semester, hehe. semuanya ini adalah bentuk kemudahan yang di anugrahkan Allah kepadaku, alhamdulillah tak terhingga diucapkan.
terkait hadis itu, ya tentu saja. ujung pangkal nya adalah aku ingin mendedikasikan diriku sebagai pengajar, entah itu sebagai seorang guru, dosen atau apapun itu. intinya aku tidak ingin jauh dari kategori penuntut ilmu mapun penyebar ilmu karena begitu luar biasanya ganjaran yang akan Allah berikan di akhir.
"tuntutlah ilmu dari lahir hingga ke liang lahat."
"Apabila kematian mendatangi seorang yang sedang menuntut ilmu maka ia mati syahid." (HR. al-Bazzar & Thabrani).
"Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." Hadist ini diriwayatkan oleh Muslim.
Kalau kamu, apa alasan mu mengambil pendidikan pascasarjana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H