Mohon tunggu...
Novia Surya Rahmawati
Novia Surya Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Airlangga, Fakultas Vokasi, Program studi paramedik veteriner.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bisakah Toxic Relationship Mengganggu Kesehatan Mental?

4 Juni 2023   10:17 Diperbarui: 4 Juni 2023   10:37 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar orang tentunya membutuhkan kehadiran orang lain untuk saling membantu, berkomunikasi dengan baik dan lain sebagainya. Tak jarang akan menjalin kasih dengan lawan jenis untuk dapat mendapatkan kasih sayang, mendambakan kebahagiaan, dan perasaan saling cinta, akan tetapi realitanya masih banyak orang yang terjebak dalam Toxic relationship baik di sadari maupun tak mereka sadari. Hubungan yang tidak sehat ini tidak hanya terjadi pada remaja yang sedang kasmaran saja, akan tetapi hubungan seperti orang tua dan anak, persahabatan, rekan kerja di kantor dan lain lainya.

Toxic relationship merujuk pada hubungan yang ditandai oleh manipulasi, kontrol, penyalahgunaan emosional dan memberikan banyak pengaruh bagi pasangan baik bagi fisik maupun psikologis atau kesehatan mental individu yang cenderung menyebabkan terjadinya konflik batin dalam diri sendiri yang mengarah pada depresi, marah dan kecemasan yang berlebihan serta merasakan kesulitan untuk hidup sehat dan produktif.

Ketika seseorang sedang menjalani hubungan yang tidak sehat, mereka cenderung tidak sadar jika berada dalam hubungan yang toxic (Julianto et al., 2020). Sampai mereka merasakan rasanya terkekang dan sulit untuk menjadi diri sendiri. Hubungan seperti ini tentunya akan berdampak serius bagi kesehatan mental seseorang. Berikut beberapa dampak berbahaya dari toxic relationship yang perlu diwaspadai. 

1. Distress emosional

Toxic relationship sering melibatkan kritik konstan, merendahkan, dan perilaku yang merendahkan martabat. Hal ini dapat menyebabkan salah satu pihak merasakan rendah dan mempertanyakan nilai dirinya. Distress emosional yang disebabkan oleh hubungan toksik dapat menyebabkan gejala kecemasan, depresi, dan perasaan tidak berharga.

2. Tingkat stres yang tinggi

Hubungan toksik sering ditandai oleh konflik dan volatilitas yang konstan. Stress kronis yang berasal dari hubungan seperti ini dapat menyebabkan berbagai gejala fisik dan psikologis, termasuk sakit kepala, insomnia, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi. Paparan yang lama terhadap tingkat stress yang tinggi juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat individu lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

3. Isolasi dan kesepian

Hubungan toksik sering melibatkan taktik manipulasi dan kontrol, yang dapat mengisolasi individu dari sistem dukungan mereka seperti teman dan keluarga. Isolasi sosial dan kesepian yang timbul dapat berkontribusi pada perasaan putus asa, rasa tidak berdaya, dan lebih memperburuk kesehatan mental.

4. Citra diri negatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun