IO sebenarnya sangat berpotensi dalam bermusik yang ditularkan oleh kakak laki-lakinya. Ia sangat terampil memainkan dawai gitar ketika penulis memintanya untuk melakukan performance secara langsung.
Namun sayang masa depannya harus berhenti untuk sementara karena dia harus menjalani proses rehab selama beberapa waktu.
Kasusnya menjadi sangat rumit untuk diselesaikan ketika IO sendiri tidak merasa ada yang salah dari circle pertemanannya.
Masalahnya cukup sulit untuk diselesaikan karena ada banyak faktor yang membuat IO masih tidak mau lepas sepenuhnya dari pertemanannya meski nanti dia sudah keluar dari rehabilitasi.
Hal ini tentu akan menjadi salah satu faktor penentu besar akan keberhasilan sistem koreksi yang sudah dijalaninya beberapa bulan di UPT.
Pengaruh pertemanan memang begitu kuat, terutama untuk mereka yang sedang mencari jatidirinya seperti IO.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
IO berkata bahwa dia tidak mendapatkan pengalaman dan sensasi yang dicarinya di rumah maupun di lingkungan tempat tinggalnya, seperti yang dia dapat melalui pertemanannya di luar.
Dalam jurnal penelitian Jessor (1991) dijelaskan bahwa, "pengaruh teman dan kelompok pertemanannya" ini termasuk ke dalam salah satu dari dua faktor risiko (risk factor)Â remaja, dan bersumber dari persepsi remaja akan lingkungannya (perceived environment), satu lainnya adalah adanya contoh atau model yang ditiru oleh remaja.
Jessor (1991) sendiri mendefinisikan perilaku bermasalah (problem behavior)Â sebagai suatu jenis perilaku yang secara sosial dikatakan "masalah", menjadi sumber perhatian dan tidak bisa diterima secara sah oleh masyarakat.
Perilaku ini biasanya muncul sebagai bentuk respon atas suatu kontrol sosial, meskipun kadang ditunjukkan seminimal mungkin, seperti pernyataan akan ketidaksetujuan atau ada juga yang ditunjukkan secara ekstrem seperti mogok.Â