Desemberku kembali,
Bersama dadanya yang sunyi
Bersama puisinya yang tak berdiksi
Bersama sepinya yang tak bertepi
Desemberku kembali,
Bukan membawa riuh gelak anak pantai
Yang berkulit tembaga
Saat cemburu
Namun dia kembali
Membawa nampan kisah dusta
Desemberku kembali,
Hanya untuk melerai
Sebuah khianat
Yang terselubung pundi-pundi madu
Padahal sesungguhnya tuba
Mengintai setiap cecapnya
Desemberku kini telah kembali
Namun dia terjerembab
Pada lingkaran sesal
Sesal yang datang lebih cepat
Hingga, tak disadarinya
Hati pemilik desember
Terluka dalam
Terluka dalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H