Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Sampai Perubahan Suasana Hati Bikin "Meong-Meong"

18 November 2016   08:15 Diperbarui: 18 November 2016   08:50 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapapun orangnya pasti pernah merasakan yang namanya bad mood alias suasana hati yang berantakan. Dan biasanya jika suasana hati sudah berantakan a.k.a bad mood menghampiri, semuanya akan terasa menjadi serba salah. Melihat orang tersenyum, dianggap menertawakan diri kita. Melihat orang berbisik-bisik, dikira menggunjingkan kita. Dan secerah apapun hari atau kejadian yang di depan mata, akan menjadi suram.

Pada umumnya, seseorang lebih mengenali suasana hati yang bad mood, daripada yang good mood. Tentu saja demikian, karena dibandingkan dengan good mood, keadaan bad mood bisa membuat suatu dampak yang..yahh boleh dikatakan luar biasa.


Dalam ilmu psikologi, mood atau suasana hati seseorang adalah keadaan emosi seseorang yang muncul secara umum dan bertahan untuk beberapa waktu yang singkat, selama beberapa jam atau sampai dalam hitungan hari dan minggu. Beragam suasana hati seseorang yang sedang good mood dan bad mood sangat kentara. Jika seseorang tengah dalam kondisi yang good mood biasanya emosi mereka nampak senang, bahagia, tertawa dengan lepas, wajah berseri-seri, merasa nyaman dan sebagiannya. Tentu saja akan kondisi di atas akan berbanding terbalik dengan seseorang yang tengah dirundung bad mood. Terlihat kacau, cemburu membabibuta, takut kehilangan, sedih berlebihan, marah, muram dan sebagainya.

Di ibaratkan cuaca, kedatangan bad mood seperti awan atau hujan yang datang tiba-tiba ketika langit tengah cerah dengan sinar matahari yang terik.

Tubuh seseorang yang tengah terserang bad mood, akan rentan pada tekanan darah yang tidak stabil. Kondisi yang tidak diharapkan ini akan membuat detak jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Hormon stres pun akan hinggap. Hal seperti ini akan membuat tubuh menjadi cepat lelah, pusing dan sukar mengendalikan emosi. Penelitian di bidang saraf juga menemukan, bahwa bad mood bisa membuat seseorang menjadi berpandangan sempit pada sekitarnya. Logika serta akal sehatnya menjadi berantakan fungsinya.

Namun, dalam kondisi kesehatan tertentu bad mood juga bisa di katakan sebuah “takdir” Misalnya pada seorang perempuan yang tengah mengandung, atau pada seorang perempuan yang baru pertama kali menjadi ibu. Selain faktor dari lingkungan sekitarnya, karakter seseorang juga ikut berperan dalam kehadiran si bad mood. Tapi, walaupun bad mood merupakan milik semua orang, kaum perempuan adalah yang paling dianggap moody daripada kaum laki-laki. Hal ini bisa jadi karena secara pandangan masyarakat kaum perempuan adalah mahluk yang sangat ekspresif dan emosional. Berbeda dengan kaum laki-laki yang cenderung berpikir menggunakan logika.

Suasana hati yang (mendadak) buruk plus berantakan tentu saja bisa menghambat sebuah aktivitas, entah di kantor, di sekolah, di rumah, dimana saja. Jika suasana hati seperti ini tidak dilawan atau dikendalikan, tentu saja akan menimbulkan kekacauan-kekacauan, yang biasanya berujung pada sebuah konflik, entah itu konflik skala besar atau kecil.

Masak iya, hanya karena bad mood yang tiba-tiba datang ketika tengah beraktivitas, maka aktivitas yang sedang dilakukan harus dihentikan tiba-tiba.

Bercermin dari hal tersebut, harus ada solusi atau ketegasan pada bad mood. Sudah semestinya perubahan mood yang seperti iklim bisa disikapi dengan baik agar tidak menjadi pemicu konflik.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan jika bad mood menghampiri :

1. Mengenali siklus datangnya bad mood.

Hal ini tentu menjadi hal yang sangat penting, agar saat bad mood datang, kita bisa mengendalikannya. Misalnya saya, saat pms biasanya saya menjadi sedikit lebih sensitif. Mudah moody, menyikapi hal ini saya akan mengkonsumi makanan atau minuman yang bisa membantu mengurangi bad mood saya. Kan tidak mungkin, setiap menjelang menstruasi, saya menjadi seseorang yang dikucilkan teman-teman karena sikap saya yang mudah marah dan galak, huehe.

2. Refreshing.

Saat bad mood terlanjur datang, keluarlah sesaat dari rutinitas.  Bad mood ketika berada dalam rumah, tidak ada salahnya untuk jalan-jalan keluar rumah. Misalnya ke rumah saudara terdekat, makan atau minum kegemaran, atau jika cuaca mendukung dan memiliki beberapa koleksi tanaman tidak ada salahnya untuk melihat-lihat sebentar, memotong daun-daun yang kering atau merapikan ranting-rantingnya. Atau, jika isi dompet sedang “ceria” jalan-jalan ke pusat perbelanjaan bisa menjadi salahsatu alternatif. Tapi hati-hati ya, jangan terbawa arus laparmata.

3. Mendengarkan musik atau menonton film.

Nah ini bisa jadi cara yang keampuhannya sudah saya buktikan, dengan catatan musik yang didengarkan bukanlah jenis musik yang makin memperburuk bad mood. Namun kebanyakan, seseorang yang tengah bad mood malah lebih memilih mendengarkan jenis musik yang makin menambah bad mood. Alangkah baiknya memilih jenis musik dengan ritme yang riang, agar suasana hati bisa memperbaharui keadaannya. Menonton film-film bergenre motivasi, sejarah atau komedi juga bisa membantu meredam rasa bad mood.

4. Menyibukkan diri.

Bertemu dan bersosialisasi dengan banyak hal akan menjadi hal yang paling menyenangkan. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi seseorang yang memiliki kepribadian introvert. Seorang introvert lebih disarankan untuk menyibukan diri dengan kegiatan yang tidak berhubungan dengan orang banyak, menulis, membaca buku atau jenis hobi lainnya yang tidak melibatkan terlalu banyak orang.

5. Pasrah

Jika semua saran diatas sudah dilakukan namun bad mood tidak kunjung pergi, berdamai dengan keadaan ini juga bukan sesuatu yang salah. Tetaplah melakukan aktivitas senyaman mungkin. Dan seperti pepatah bijak “Waktu adalah penyembuh mujarab” Lamban laun, rasa tidak nyaman karena bad mood akan terkikis sendiri oleh waktu. Lebih bijak jika makin mendekatkan diri pada Tuhan dan orang-orang terdekat, seperti orangtua dan saudara. Sebab sikap pasrah pada keadaan yang tidak nyaman tanpa di barengi keimanan yang kuat padaNya , bisa memunculkan pikiran-pikiran yang tidak semestinya.

Semoga bermanfaat.

Salam.

Oil City 18 Nov 16

Referensi ;

Majalan Ummi

Radio Smart FM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun