Laila dan Majnun, mereka adalah sepasang kekasih yang terlalu mabuk oleh rasa cinta mereka, dan karena keadaan yang dianggap tidak wajar, akhirnya mereka dipisahkan. Namun, berpisah dengan kekasih hati adalah siksaan yang berat, bak khianat tanpa rasa ampun. Majnun membabibuta dengan kesedihan, pun Laila. Yang demi menunjukan bakti pada orangtuanya, terpaksa menikah dengan oranglain.
Kesedihan demi kesedihan rupanya telah menjadi menggunung bak tumpukan jerami. Sulit membedakan kesedihan dan kesenangan. Semua nampak sama, duka.
Kisah Laila Majnun, bukanklah kisah yang biasa. Karena kisah ini menunjukan bahwa jiwa-jiwa yang berpisah, seumpama hantu yang gentanyangan. Mereka takakan tinggal diam sebelum bertemu kembali dengan kekasih hatinya.
Karena suatu keadaan Laila meninggal, hal ini menjadi guncangan keras bagi Majnun. Tak sedetikpun Majnun memanjakan dirinya, baginya kesenangannya sudah tiada. Baginya kehilangan Laila pertanda kiamat bagi hari-harinya.
Pada akhirnya, jiwa dan raga Majnun menyerah. Mereka meringkuk pada ajal yang dirindukannya. Hembusan nafas terahkirnya menguar tinggi, disamping nisan Laila. Perempuan pemilik semua syairnya.
Â
Karya Ini Diikutsertakan untuk Memeriahkan HUT Perdana Rumpies The Club
[caption caption="The Rumpies Logo"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H