Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Malam Menjadi Ganjil

13 Januari 2016   23:20 Diperbarui: 13 Januari 2016   23:20 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perihalmu, bak oase di bulan Januari
yang lahir dari persetubuhan sebuah kegamangan
menyejukkan savanna yang mandul keteduhan
menentramkan sebatang pohon yang meranggas

Duhai, pemilik rindu bulan Januari
jangan biarkan rasa rindu ini
menyaru serupa burung malam
yang rakus mematuk remah sinar purnama
hingga temaramnya lolos tak berbias

Bisakah, kau taburi saja hati ini
dengan kepingan-kepingan harapan
agar heningnya malam ini
tak habis di lahap sepi

Rasanya, terlalu lama relung hati berkarib sunyi,
hingga terlupa betapa hangat pelukmu

//

Menuju malam keempatbelas bulan Januari
aku kian merasa bagai pelepah pisang
yang perlahan mengering
seiring tingginya mentari

Layaknya tumbuhan
tanpa tuan petaninya
maka kering kerontang sudah pasti
mengintai hari-hariku

Mengering dan layu, begitulah nasibku
yang tanpa kabarmu

Bahkan ceriaku pun memudar
bulatnya digerogoti seribu tanya tanpa jawab

“...harusnya tidak begini, Sayang
jika salam yang ku kirim mendapat sambutmu.”
Lirihku.

Oil City, 13-01-16
Ketika malam menjadi ganjil

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun