Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Kawanan Manusia

5 Desember 2013   23:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:16 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku agak kesulitan menemukan secuil kebaikan

Di antara hari-hari yang berjalan dengan tidak baik

Entah itu,

Sebuah ucapan terima kasih

Sebuah ucapan tolong

Sebuah pelukan empati pada bahu-bahu berduka

Atau

Sebuah senyuman tulus ketika cibiran di lontarkan

Waktu berjalan, seiring dengan menua-nya manusia

Hanya satu hal yang makin nampak muda, yaitu peradaban

Ketika manusia di gerogoti oleh ego keuzurannya

Justru peradabanlah yang asik meloncat kian kemari

Memperkenal diri dengan berbagai bentuk dan ukuran

Dan tanpa sadar

Manusia mulai terpasung oleh dunianya sendiri, ciptaannya

Dan akhirnya mereka kehilangan banyak hal dari dunia nyata

Senyum ketulusan

Ucapan terima kasih

Ungkapan meminta tolong

Bahu setia yang penuh empati

Aku terhenyak, sering sekali merasa begitu

Sebab mendapati bahwa akupun ternyata sama akutnya dengan mereka

Aku yang kerap berlari pada dunia fatamorgana saat terluka

Aku yang selalu mencuri waktu demi ingin tampil menonjol di suatu kawanan

Dan aku..yang..begini

Aku..yang..lain sebagainya

Aku dan kawanan manusia itu ternyata kini terlihat aneh

Seperti mahluk luar angkasa yang di gadang-gadang menyeramkan

Padahal aku dan kawanan manusia itu

Lebih menyeramkan dan menyedihkan

Hanya saja, kemudaan peradaban menutupikerut-kerutnya

Bahkan simpati dan empati milik kami pun ikut tertutupi

Dan jadilah kami seperti sekarang

Manusia-manusia modern ciptaan egoisme

Yang lebih memilih dunia sarat absur daripada dunia sarat kenyataan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun