Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Waspadai Gangguan Mata pada Anak

14 Desember 2012   17:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:39 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini, TV sudah menjadi kebutuhan penting baik bagi orang dewasa ataupun anak-anak. Hampir semua kalangan menggunakan perangkat ini demi mencari kepuasan tontonan, baik hiburan atau informasi. Jika orang dewasa bisa duduk berjam-jam di depan TV, tanpa terkecuali, seorang anak juga bisa, menghabiskan sekian lama untuk menonton tayangan kegemarannya.

Gangguan pada mata tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, karena saat ini anak-anak kecil banyak yang sudah mengalami gangguan pada matanya, dan hal ini terjadi tanpa disadari oleh pihak orang tuanya.

Namun hal ini bukan hal yang tabu alias lumrah karena minimnya pengetahuan orang tua akan hal ini.

“Masalah gangguan mata pada anak masa kini semakin mengkhawatirkan. Ketidakpedulian dan kurangnya pemahaman para orang tua justru sebenarnya menjadi salah satu penyebab,” papar Dr. Darwan M. Purba, SpM.

Selama ini, mungkin kita hanya waspada pada jenis tontonan yang digemari si kecil. Akan tetapi mulai sekarang tidak ada salahnya mulai memperhatikan cara si kecil dalam menikmati tontonannya. Apakah di kecil matanya merem melek, sering memicingkan mata, memiringkan kepalanya seolah sedang mencari fokus gambar tontonan atau maju mendekat pada layar TV dan melihatnya dengan mata terbelalak.

Menurut Prof. dr. Wasisdi Gunawan, Sp.M(K), Guru besar bagian Ilmu Penyakit Mata Universitas Gadjah mada dan RSUP Sardjito Yogjakarta, bisa jadi anak tersebut menderita kelainan pada matanya.

Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat menimpa seorang anak :

1.Ambliopia (mata malas) adalah cacat kurangnya ketajaman visual yang tidak dapat sepenuhnya dikoreksi dengan kacamata ataulensa kontak. Dua penyebab umum ambliopia adalah persilangan mata dan perbedaan bias refraksi di antara kedua mata. Jika tidak segera di obati, maka ambliopia dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen pada mata yang terkena. Pemerikasan sejak dini ambliopia alangkah baiknya di lakukan pada usia pra-sekolah.

2.Strabismus (mata juling) adalah cacat visual di mana dua titik mata mengarah ke fokus yang berbeda. Salah satu mata bisa mengarah ke kanan, ke kiri, ke atas, atau ke bawah. Sedangkan mata yang lainnya tertuju ke lain arah. Strabismus menyebabkan hilangnya persepsi kedalaman stereoskopik. Dengan deteksi dini, strabismus dapat dikoreksi dengan menutup mata yang berfokus benar sehingga memaksa mata yang tidak sikron untuk bekerja. Operasi atau kacamata khusus juga dapat membantu untuk menyelaraskan mata.

3.Kelainan refraksi adalah ketidakmampuan lensa mata untuk membiaskan ataumemantulkan cahaya dengan benar, sehingga gambar tampak kabur. Rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisma/silindris adalah kesalahan refraksi yang paling umum.

4.Retinoblastoma adalah tumor ganas yang biasanya muncul dalam 3 tahun pertama kehidupan. Mata yang terkena mungkin kehilangan visual dan putih di pupilnya.

Peneliti dari University of Sydney menganalisa lebih dari 1.000 anak-anak berusia 2,5-6 tahun. Diketahui silindris adalah masalah mata paling umum yang mempengaruhi lebih dari setengah partisipan dan diikuti dengan rabun jauh ambliopia (mata malas).

Mengapa yang di gunakan bahan analisa adalah usia prasekolah, karena system visual perkembangan anak berkembang pesat pada 18 bulan pertama, kemudian menjadi sempurna pada usia 5-6 tahun.

Namun begitu, dari berbagai masalah mata yang bisa menimpa anak pada tiap tahun masa pertumbuhannya,kelainan mata pada usia di bawah satu tahun pada umumnya bersifat bawaan/kongenital.

Sifat bawaan itu terjadi dari beberapa faktor sebagai berikut :

1.Retinopathy of Prematurity (ROP) yaitu kondisi di mana retina belum sempurna perkembangannya dan hanya sebagian yang terliputi pembuluh darah sehingga mudah rusak dan terlepas, hal ini bisa menyebabkan kebutaan. Kondisi ini lebih umum terjadi pada bayi yang lahir prematur.

2.Infeksi Konjungtivitis Gonore, adalah kondisi pada bayi yang lahir melalui vagina ibu yang terkena gonore.

3.Katarak Infantil yaitu kekeruhan yang terjadi pada mata bayi yang baru lahir.

4.Glaukoma Kongenital yaitu kondisi bawaan di mana saluran drainase mata tidak terbentuk dengan benar sebelumlahir.

Rasio antara anak laki-laki dan perempuan cenderung memiliki masalah penglihatan yang sama. Namun pada anak yang lahir dengan berat badan rendah memiliki peningkatan resiko terhadap masalah penglihatan.

Sebenarnya agak sukar mendeteksi kelainan mata pada anak balita atau pra sekolah, karena mereka sulit untuk mengungkapkan keluhan pada matanya. Yang sering mengeluh malah orang tuannya karena anaknya mempunyai kebiasaan berjam-jam nonton TV.

Walau begitu bukan berarti, orang tua hanya bisa diam saja bila menemukan kejanggalan pada mata si anak.

Ada beberapa patokan yang bisa di pergunakan untuk mengetahui kelainan mata pada anak adalah :

1.Perhatikan gerak bola matanya. Jika dalam ruang praktek dokter, pemeriksaan gerak bola mata biasa dilakukan dengan menggunakan kelereng berbagai ukuran. Nah, sebenarnya orang tua juga bisa melakukan hal ini sendiri. Caranya dengan mengelindingkan bola kelereng di hadapan si anak, kalau mata si anak normal, maka kedua mata akan mengikuti arah bergerak kelerengnya. Latihan ini biasa di lakukan pada anak usia 6 bulan.Masa-masa usia ini, si anak sangat tertarik pada warna dan suara, dan hal ini bisa membantu orang tua untuk mendeteksi kelainan mata si kecil sejak dini.

2.Mulailah mencurigai kebiasaan anak dalam membaca buku. Seorang anak yang mempunyai gangguan pada matanya, biasanya mempunyai kebiasaan buruk dalam mengamati suatu objek. Kalau ia menderita myopi (melihat benda jauh kurang jelas), maka ia akan mendekatkan diri ke objek yang akan dilihatnya. Misalnya saja melihat TV, membaca buku dan lain-lain.Kalau belum merasa jelas setelah mendekat pada objek, biasanya si kecil akan memicingkan matanya.

3.Mengamati lebih seksama jika si kecil mulai mempunyai kebiasaan memalingkan kepalanya ke atas atau ke samping, atau ke bawah ketika melihat. Hal ini bisa saja si kecil mempunyai kelainan astigmatisma atau kelainan bentuk kornea mata yang lebih di kenal dengan nama silindris.

4.Ketika mendapati mata si kecil kerap berair, keluhan sering pusing dan keluhan-keluhan lainnya yang berhubungan dengan tidak nyamannya mata seperti gatal, perih dan merah. Baru ketika kita meminta bantuan si kecil untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan menggunakan matanya dalam jarak dekat, namun si kecil sukar menjangkaunya. Bisa jadi hal ini di sebabkan karena mata si kecil menderita Hipermetropia atau kelainanmata yang membuat si kecil sukar melihat benda-benda dalam jarak dekat.

Jika keluhan-keluhan tersebut kerap di jumpai pada si kecil, membawanya segera pada dokter mata adalah sikap yang bijaksana. Pemeriksaan mata biasanya menggunakan alat yang di sebut SLIP LAMP. Guna mengecek apakah ada gangguan bentuk ataupun gangguan organik pada mata. Setelah di temukan tanda-tanda gangguannya maka di lakukan pemeriksaan lanjutan.

Sebenarnya bukan hanya anak-anak dengan kelainan mata saja yang harus menjalani pemeriksaan rutin. Pada anak-anak dengan kondisi mata normal juga perlu di lakukan pemeriksaan. Karena gaya hidup dan makanan yang di komsumsi, secara tidak langsung ikut mempengaruhi kesehatan mata si kecil dari waktu ke waktu.

Pemeriksaan ulang setiap dua tahun pada anak usia sekolah dasar, dan setiap tiga tahun pada anak sekolah lanjutan tingkat pertama. Dengan begini kemungkinan kerusakan akut pada mata si kecil bisa di hindari.

Semoga bermanfaat.

Salam Sailormoon.

&&&

Sumber data :

http://organisasi.org
http://home.spotdokter.com
http://www.deherba.com
http://www.waspada.co.id
http://111.67.77.202/dinkesdki
http://azzam.mojokertocyber.com
http://majalahkesehatan.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun