Menahan lapar sama dengan mendzalimi perut.
Menahan pipis sama dengan mendzalimi anu.
Menahan kentut sama dengan dzalim pada usus dua belas jari.
Menahan haus sama dengan dzalim pada seluruh tubuh.
Berusahalah untuk tidak menahan sesuatu yang sudah semestinya di keluarkan atau di ungkapkan, karena hal tersebut sama artinya dengan mendzalimi titipan Nya, Sang Maha Mempunyai.
Segala sesuatu yang berada di tubuh kita sejatinya bukanlah milik kita, semua hanya titipan, yang harus di jaga dan di kelola dengan baik. Sesuatu yang harus di rawat dengan rasa cinta.
Ibarat meminjam sebuah penggaris, kita membuat kewajiban menjaganya agar tidak patah atau rusak. Karena sewaktu-waktu sang pemiliknya akan mengambil kembali sesuatu yang di pinjamkannya.
Banyak hal bisa dilakukan dalam menjaga sebuah titipan, salah satunya adalah dengan bersyukur, karena masih di percaya untuk menerima sebuah amanat.
Oleh sebab itu sudah sewajarnya untuk memperlakukan “barang titipan” tersebut dengan baik dan penuh rasa tanggungjawab.
Mengapa harus selalu mengintip halaman sebelah rumah yang rumputnya nampak hijau, padahal halaman di depan rumah rumputnya pun sama-sama berwarna hijau. Kalaupun di temukan beberapa helai warna kekuningan, bisa jadi karena kita lupa jadwal menyiramnya, karena sibuk ngintip halaman sebelah rumah.
Sebuah kondisi tercipta karena keadaan yang tanpa di sadari kitalah penyebabnya.
Bersyukur bukanlah kebiasaan yang mudah, tapi untuk memudahkan sesuatu kita harus terbiasa bersyukur.
Salam Sailormoon
#termasuk rindu, kalau rindu jangan di tahan-tahan daripada bisul -ehh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H