Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Serba-serbi Mengupil

27 September 2012   01:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:37 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngupil.siapa yang tidak pernah melakukannya. Bahkan saya yakin, seorang presiden pun pasti sering melakukan aktivitas ini.

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya terbaring sakit, karena dilanda flu dan demam. Seorang teman yang berprofesi sebagai seorang dokter, mengirim pesan, isinya cukup singkat namun bagi saya terasa mengelitik.

" Kalau flu, biasanya hidung bakal penuh dengan upil. Hati-hati kalau ngupil, jangan terlalu dalam."

Dilihat secara sekilas, pesan ini nampak biasa saja. Tapi, kenyataanya di lain kesempatan ketika dia menelpon kembali. Hal tersebut menjadi topik bahasan kami.

Upil, dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan nama RHINOTILLEXOMANIA, adalah kotoran yang terdapat di lubang hidung yang disebabkan oleh proses pernafasan. Kata upil sendiri sebenarnya bermakna abu-abu, karena mempunyai makna di antara kotoran hidung atau ingus kering.

Aktivitas ngupil atau mengeluarkan kotoran dalam hidung, sebenarnya adalah pembahasan yang sampai sekarang masih merupakan misteri di dunia ilmu penelitian. Karena masih jarangnya buku atau penelitian yang mengupas tuntas perihal ngupil. Bahkan dalam di sebuah majalah bernama New Scientist, ngupil/mengupil merupakan salah satu dari ilmu ilmiah yang belum bisa terpecahkan.

Bagi saya pribadi, mengupil merupakan saat paling "sakral". Mengapa ? karena dengan mengupil, untuk beberapa saat saya merasa di zona yang nyaman. Mengupil bisa memberikan kepuasaan tersendiri, selama dilakukan dengan benar dan tepat. Artinya, ketika mengupil, ada baiknya memperhatikan etika kapan dan dimana, agar aktivitas tersebut tidak membawa efek bagi orang di sekitar kita. Tak bisa di pungkiri, bahwa mengupil terkadang membuat jijik atau geli bagi yang melihatnya.

Bagi saya sendiri, aktivitas ngupil biasanya sangat tepat dilakukan dalam waktu-waktu berikut :

1. Saat sendirian,

Adalah saat paling aman untuk berekspresi mengupil. Karena apapun yang kita lakukan dengan upil, tidak akan ada orang yang merasa dirugikan.

Bahkan mengupil kala sendiri, memberi kesempatan pada diri kita untuk bisa mengekspresikan kreatifitas, seperti membuat bulatan-bulatan kecil dari upil, terus menempel-nempel upil ditembok atau di spray, atau mungkin memakan upil kita sendiri.

(kalau gue makan upil gue sendiri, masalah gitu buat elu....)

2. Ketika bosen bin sebel datang.

Galau yang datang tanpa permisi, seringkali membuat kita menjadi mati gaya. Daripada uring-uringan ga jelas, cobalah untuk mencari tempat yang sepi. Dan mengupil-lah dengan santai. Saya jamin, mood yang awalnya buruk, tanpa disadari akan menjadi lebih baik.(trust me its work)

3. Waktu tegang alias gugup

Kondisi gugup biasanya terjadi ketika kita sedang akan melakukan sesuatu, contohnya ketika menunggu giliran wawancara kerja. Perasaan tegang dan gugup pasti akan muncul. Cobalah sesekali untuk ngupil. Niscaya, pikiran anda yang gugup dan tegang, akan berangsur menjadi tenang, dan perasaan emosi anda menjadi stabil.

Namun dengan catatan, jangan sembarangan mengelap upil pada baju, karena bila sampai dilihat oleh pewawancara, maka akan menjadi kisah memalukan.

Sebenarnya mengupil adalah kegiatan yang harus dilakukan secara rutin, karena hidung manusia selalu memproduksi kotoran setiap hari. Kotoran itu berasal dari mikro-organisme dan debu yang berada di udara kemudian masuk ke hidung dan tersangkut pada bulu hidung. Nah oleh karena itu, mengapa upil yang kita miliki berwarna gelap. Karena sesungguhnya itu adalah warna dari debu yang berterbangan diudara. Besar kecilnya upil, sangat tergantung pada tinggi rendahnya kadar polusi suatu daerah.

Mengapa di beberapa bagian tubuh manusia ditumbuhi bulu-bulu, termasuk dalam hidung, Tuhan menumbuhkan bulu dalam hidung fungsinya sebagai penyaring udara sebelum masuk kedalam paru-paru. Dalam menyaring udara yang masuk dalam paru-paru, hidung di bantu oleh lendir atau ingus yang berperan dalam menjaga kelembaban udara, sehingga kita merasa nyaman saat bernafas.

Dua ilmuwan yang berasal dari Institute Kesehatan Mental dan Ilmu Saraf (National Institute of Mental Health and Neurosciences), d Bangalore, India, Chittaranjan ndrade dan B.S. Srihari telah menerbitkan jurnal ilmiah hasil penelitiannya seputar kebiasaan mengupil.

Dalam terbitan Journal of Clinical Psychiatry, (vol 62, p 426, Juni 2001), menyimpulkan bahwa mengupil adalah hal umum yang dilakukan para remaja, dan seringkali terkait kebiasaan lain. Yaitu ketika sedang pilek, infeksi sinus dan sedang mengalami alergi yang bisa menyebabkan sekresi hidung atau peningkatan lendir. Sekresi yang mongering seiring waktu tentunya membuat lubang hidung menjadi penuh, dan hal ini membuat seseorang menjadi sulit untuk bernafas. Karenanya aktivitas mengupil bisa membantu untuk menghilangkan tumpukan kotoran tersebut.

Walaupun aktivitas mengupil adalah aktivitas yang terlihat sepele, namun apabila dilakukan secara sering, akan membawa dampak bagi tubuh, mulai dari dampak yang paling ringan hingga paling berat.

Beberapa dampak yang ditimbulkan dari keseringan ngupil :

1. Mudah terjangkit virus flu.

Terjadi karena sering masuknya jari-jari yang sudah terkontaminasi oleh virus flu. Maka dalam beberapa hari kedepan, seseorang bisa saja mengalami flu, tenggorokan terasa gatal dan timbulnya bersin-bersin.

2. Mimisan.

Kondisi seperti ini pernah saya alami. ketika sedang flu berat, sekresi lendir menjadi berlebihan. Karena merasa tidak nyaman, tanpa sadar, beberapa kali saya membersihkan kotoran dalam hidung dengan ngupil. Alhasil, lapisan dalam hidung luka sehingga memicu timbulnya mimisan.

3. Infeksi

Selain virus flu yang gampang masuk, terlalu sering ngupil bisa menyebabkan kuman dan bakteri lebih mudah masuk kedalam tubuh melalu hidung, dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.

4. Merontokan rambut hidung.

Ketika mengupil secara terus menerus dan konsisten akan menimbulkan kerontokan rambut hidung. Padahal, seperti diketahui bahwa rambut dalam hidung sangat penting sebagai penyaring debu dan polutan udara. Tanpa rambut dalam hidung, semua jenis virus penyakit dan infeksi akan bebas masuk dalam tubuh.

5. Berefek fatal, yaitu meninggal

Kondisi ini bisa terjadi, apabila terdapat benda asing yang masuk dalam hidung, dan dikeluarkan dengan paksa. Karena dalam hidung terdapat tulang yang disebut tulang ethmoid, yaitu tulang pemisah hidung dari otak. Jika saat mengeluarkan kotoran tulang ini tertusuk atau terluka, maka cairan otak bisa bocor dan menyebabkan meningitis.

Intinya, segala sesuatu harus dilakukan sesuai takaran. Jangan terlalu sedikit, jangan pula terlalu banyak. Termasuk dalam hal mengupil.

Dan satu lagi, pesan saya, setelah ngupil jangan lupa mencuci tangan.

(Jangan sampai tengah memakan sesuatu, tiba-tiba ada upil nyempil)

Semoga bermanfaat.

==================================================================

Note : Terima kasih mas dokter Arthur untuk sms uniknya :)

Sumber informasi

http://www.beritaunik.net

http://id.wikipedia.org

http://alam.web.id

http://www.buzzwalker.com

http://technorody.wordpress.com

http://www.fk.unair.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun