Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Candi yang Terlupakan

13 September 2012   17:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:30 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sangat menyukai travelling dan mengunjungi objek wisata yang mempunyai nilai sejarah. Salah satunya adalah mengunjungi objek wisata candi. Beberapa waktu yang lalu, saya berlibur ke daerah Jawa Timur, tepatnya daerah Tretes, Malang. Di sana saya mengunjungi beberapa tempat objek wisata, diantaranya adalah sebuah candi yang bernama Candi Jawi. [caption id="attachment_212264" align="aligncenter" width="300" caption="Candi Jawi -dok.pribadi-"][/caption]

Sekilas candi ini terlihat biasa saja, namun dari bentuk nya yang ramping dan tinggi menjulang dengan puncak bangunan yang mengerucut membuat saya teringat pada Candi Prambanan. Bagi saya pribadi, ketika pertama melihat bangunan candi tersebut, cukup membuat kening berkerut, karena terdapatnya dua warna batu, pada kaki dasarnya berwarna hitam,sementara badan candi berwarna putih. Biasanya candi yang pernah saya kunjungi, selalu dibangun dengan warna batu yang senada.

[caption id="attachment_212266" align="aligncenter" width="300" caption="Dua Warna Batu pada Bangunan Candi -dok.pribadi-"]

1347556100910602439
1347556100910602439
[/caption]

Dari bentuknya yang sederhana dan jauh dari kesan megah, saya mengira bahwa candi tersebut di bangun untuk kepentingan pemujaan, Namun jika untuk candi pemujaan pun sepertinya tidak mungkin. Karena setelah saya perhatikan, posisi candi tersebut tidak menghadap gunung, melainkan membelakangi gunung. Saat akan memasuki pelataran candi, terlebih dahulu saya harus mengisi buku tamu, dan mengisi seperti kotak sukarela. Setelah mengisi buku tamu, saya ngobrol sebentar dengan penjaganya, saat itu terdiri dari 3 orang Bapak-Bapak. Mereka bertanya, saya berasal dari mana, saya katakan dari Balikpapan, Kalimantan-Timur, mereka agak terkejut, dan saya bertanya kenapa, dari jawaban yang saya peroleh ternyata objek wisata Candi Jawi sangat jarang sekali dikunjungi orang “jauh”. Dengan artian, bahwa objek wisata ini merupakan tempat yang hanya di kunjungi oleh penduduk setempat atau penduduk sekitar daerah tersebut.

[caption id="attachment_212265" align="aligncenter" width="300" caption="Nampak Bangunan Candi yang Membelakangi Gn. Pananggungan -dok.pribadi-"]

13475559561359821026
13475559561359821026
[/caption]

Ahkirnya saya masuk ke area candi, setelah melewati jembatan kecil, penghubung area luar dengan area dalam. Sekali lagi saya di buat kagum dengan keunikan candi ini, karena baru kali ini saya menemukan candi yang di sekitarnya di kelilingi oleh sebuah parit. Dengan hamparan bunga teratai. Suasana siang itu sangatlah terik, di tambah dengan letak candi yang sangat dekat dengan jalan raya. Kontrasnya perbedaan warna batu, cukup membuat silau bagi siapa saja yang melihat candi tersebut.

Sayapun melihat-lihat kondisi candi, memperhatikan setiap sudutnya. Termasuk relief yang berada di sisi candi. Reliefnya sangat halus, tidak seperti relief di candi-candi yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Terdapat tangga yang lumayan curam untuk menuju bangunan atas candi, Sebuah tangga yang tidak lebar, dengan arca binatang di sisi kanan dan kiri. Karena lebarnya yang seukuran satu orang saja, maka saat posisi naik dan turun, harus ada yang mau mengalah salah satu. Jadi bila ada pengunjung dengan posisi naik, maka pengunjung yang akan turun harus mau menunggu pengunjung sampai di atas.

[caption id="attachment_212268" align="aligncenter" width="300" caption="Tangga Menuju Graha Utama Candi (anggap tidak ada saya di tangga tsb) -dok.pribadi-"]

1347556255875556568
1347556255875556568
[/caption]

Saat mendekati ruang utama candi. Yang pertama kali nampak adalah sebuah batu dengan bentuk mirip altar, terbuat dari batu putih. Bergegas saya melihatnya, ternyata saya salah, setelah melihat dari dekat batu tersebut bukan altar, karena di tengahnya terdapat lubang. Dan jika tidak salah batu tersebut bernama Yoni.

[caption id="attachment_212270" align="aligncenter" width="300" caption="Yoni yang berada di bagian tengah dalam candi, tempat menyimpan abu Raja Kertanegara"]

1347556435856623490
1347556435856623490
[/caption]

Saya berada disana selama 3 jam. Banyak hal saya tanyakan pada pihak pengelola yang saya temui ketika mengisi buku tamu. Namun saya merasa bahwa jawaban yang di berikan, belum menjawab beberapa pertanyaan tentang candi tersebut. Termasuk mengapa saya tidak menemukan satu arca pun. Bukankah sebuah candi identik dengan arca.

[caption id="attachment_212267" align="aligncenter" width="300" caption="Karena Arcanya Hilang Maka Saya Menggantikannya -dok.pribadi-"]

13475561721551486729
13475561721551486729
[/caption]

Sesampainya di hotel, tanpa membuang waktu, saya melihat beberapa dokumen yang saya ambil saat berada disana. Ketertarikan saya terhadap candi yang menurut saya unik, membuat saya bertanya pada Om Gogel.

Dan Inilah hasil penelusuran saya dengan bantuan om gogel.

Candi Jawi adalah candi yang di bangun pada sekitar abad ke 13, dan bukanlah candi yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Namun merupakan candi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenasah dari raja terahkir Singosari. Tidak hanya di Candi Jawi saja abu raja terahkir tersebut di simpan. Sebagian lagi tersimpan di Candi Singosari dan Candi Jago yang merupakan tempat beribadat Kertanegara.

Candi Jawi sendiri menempati lahan seluas 40 x 60 m2, lahan yang cukup luas. Di kelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Selain itu, Candi Jawi juga di kelilingi oleh parit yang di tumbuhi oleh bunga teratai.

Ketinggian Candi Jawi sekitar 24.5 meter dengan panjang 14.2 meter dan lebar 9.5 meter. Bentuknya tinggi ramping seperti candi Prambanan di daerah Jawa Tengah dengan bentuk atap yang merupakan perpaduan antara stupa dan kubus. Dengan pintu menghadap ke timur. Posisi pintu ini oleh sebagian ahli dipakai alasan untuk mempertegas bahwa candi ini bukan sebagai tempat pemujaan atau pradaksina (sebuah upacara penghormatan terhadap seorang dewa, disebut Dewayadnya atau Dewayajna). Karena biasanya candi untuk beribadat menghadap ke arah gunung yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Tetapi Candi Jawi justru sebaliknya, letaknya membelakangi gunung. Sementara beberapa ahli ada yang beranggapan bahwa hal tersebut karena adanya pengaruh dari ajaran Budha.

Candi Jawi di bangun jauh dari pusat kerajaan Singosari. Di karenakan di kawasan tersebut terdapat banyaknya para pengikut Siwa-Budha yang setia dan taat. Sehingga muncul dugaan bahwa Candi Jawi di gunakan sebagai basis pendukung Kertanegara, Setelah mengalami kudeta oleh raja bawahannya yaitu Raja Jayakatwang yang merupakan raja daerah Kediri. Mengenai terdapatnya dua warna batu di bangunan Candi Jawi, hal itu terjadi karena Candi Jawi mengalami dua periode dalam pembangunannya. Dalam kitab Negarakertagama di sebutkan bahwa Candrasengkala atau tahun Api Memanah Hari (1253 saka) candi itu di sambar petir. Dan saat itulah arca Maha Aksobaya raib. Dan hal tersebut membuat Raja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk menjadi bersedih.

Setahun kemudian, setelah di sambar petir, Candi Jawi di bangun kembali. Pada masa inilah diperkirakan mulai digunakannya batu putih. Penggunaan batu putih bukan tanpa pertanyaan, karena jika di tinjau dari kawasan Gunung Weirang kebanyakan terdapat batu berwarna gelap. Jadi kemungkinan, batu berwarna putih tersebut di datangkan dari pesisir utara Jawa dan Madura.

Kaki candi berdiri di atas batur (kaki candi) setinggi 2 meter dengan pahatan relief yang memuat kisah seorang pertapa wanita. Tangga naik yang tidak terlalu lebar terdapat tepat di hadapan pintu masuk ke garba graha ( ruang dalam tubuh candi). Di sisi kanan kiri tangga menuju selasar terdapat pahatan yang rumit. Sedangkan pipi tangga dari selasar menuju lantai candi di hiasi sepasang arca binatang yang bertelinga panjang.

Dalam kitab Negarakertagama, di sebutkan bahwa sebenarnya di dalam bilik candi terdapat arca Syiwa dengan Aksobaya di mahkotanya. Selain itu di sebutkan juga adanya sejumlah arca dewa-dewa dalam kepercayaan Syiwa, seperti arca Mahakala dan Nandiswara, Durga, Ganesha, Nandi dan Brahma. Namun tak satupun arca-arca tersebut mengisi ruang dalam tubuh candi. Namun konon arca Durga di simpan di Museum Empu Tantular, Surabaya.

Dari yang pernah saya baca, relief sebuah candi biasanya bercerita tentang sebuah kisah atau penokohan. Namun hal ini tidak berlaku bagi Candi Jawi, karena pahatan di setiap reliefnya mengisahkan tentang keadaan sekitar candi itu sendiri. Namun karena pahatan yang sangat tipis dan kurangnya informasi pendukung. Hingga sekarang belum ada yang berhasil membaca kisah sesungguhnya. Sementara kitab Negarakertagama yang menceritakan secara rinci keberadaan Candi Jawi, sama sekali tidak menyinggung soal relief di luar tubuh Candi Jawi. Namun menurut juru kunci yang menjaga candi, relief tersebut harus di baca dengan menggunakan teknik prasawiya (berlawanan dengan arah jarum jam), seperti teknik membaca yang di gunakan dalam membaca relief di Candi Kidal. Di samping relief yang terletak dibagian dinding candi, terdapat pula relief lain yang terletak dibagian dalam candi. Relief yang terpahat dengan jelas, letaknya tepat dibagian tengah candi yang merupakan bagian tertinggi candi, yaitu sebuah relief Dewa Surya.

[caption id="attachment_212271" align="aligncenter" width="300" caption="Relief Batara Surya yang terletak tepat dibagian tengah atas dari dalam candi"]

13475565772134248759
13475565772134248759
[/caption]

Karena kondisinya yang mulai runtuh, di tahun 1938 Candi jawi mengalami pemugaran untuk kedua kalinya hingga tahun 1941. Akan tetapi renovasinya tidak sampai tuntas dikarenakan banyaknya batuan yang hilang. Kemudian diperbaiki kembali tahun 1975-1980, dan diresmikan pada tahun 1982. Kini biaya pemeliharaan didapatkan dari sumbangan sukarela pengunjung dan beberapa LSM.

Ahkirnya, saya merasa sedikit puas dengan jawaban yang diberikan oleh om gogel.

Dalam hati, saya berharap semoga tempat-tempat yang mempunyai nilai sejarah seperti Candi Jawi, bisa di jaga kelestariaannya. Serta mendapat tanggapan yang serius dari pihak pemerintah.

Karena sebuah sejarah membutuhkan pembuktian yang nyata. Dan Candi Jawi adalah salah satu pembuktian dari jaman kerajaan Singosari. Yang di pimpin oleh seorang raja yang masyur bernama Kertanegara.

========================================================================

sumber data ;

http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Jawi http://liburan.info http://www.navigasi.net http://candi.pnri.go.id/jawa_timur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun