Aku, Drupadi
Yang terlahir karena angkara seorang ayah
Aku, Drupadi
Yang merelakan dirinya terkungkung rapat
Pada jeruji norma anak pada ibunya
Aku, Drupadi
Yang kau anggap laknat karena pujapuji Pandawa
Jadi,
Jika aku adalah seorang Drupadi
Apakah pantas
Kau mencercaku seperti ini
Saat sebelumnya, kau mengawini keinginanku
Tapi kemudian kau jatuhkan talak beruntun
Sementara pelaminan yang kau rangkai
Sudah utuh terwujud
Pada ruas-ruas rusukku
Pada degup-degup nafasku
Pada denyut-denyut hasratku
Apakah,
Drupadi yang kesepian ini
Harus menanggung sendiri sepinya
Hingga agam
Sementara ratap dan doa
Sudah lunas terbayar
Pada  sepasang tangan yang setia menengadah
Ada harap yang selalu ku kemas, rapi
"Kembalikan lagi senyum ceriaku"
Jadikan aku Drupadi tanpa harus
Menjalani prosesi pelucutan sehelai kain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H