Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seorang Anak Adalah

18 Oktober 2014   05:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak,
Adalah yang tak terjamah oleh rasa sakit apapun. Yang tak teraba oleh keluhkesah apapun. Yang tak tersentuh oleh rintihan apapun.
Sebab kehadiran mereka adalah yang tertinggi dari kodrat seorang wanita.

Seorang anak,
Adalah jiwa yang tak pernah mengeluh oleh carutmarut kehidupan. Saat celoteh tak teraturnya mengabaikan penatnya kehidupan.
Mereka adalah dian yang tak akan padam oleh hasutan egois. Sebab polah tingkah mereka nan polos alami mengajarkan senyawa hidup yang murni.

Seorang anak,
Biasanya, makin bertambah usianya. Mereka akan makin rakus meminta banyak hal. Ingin begitu-lah, ingin begini-lah. Hendak yang ini-lah, hendak yang itu-lah.
Tapi biasanya pula keriangan yang begini begitu lah, yang mampu mengalihkan nestapa bapak ibu nya. Rengekan manjanya yang tanpa henti, akan terdengar bak petikan harpa surgawi.

Seorang anak,
Merupakan penggenap masa tua. Mereka lah yang akan menabur dari apa yang telah kita tuai selama mengasuh mereka.
Saat memilih memeluknya penuh cinta atau menghardiknya penuh amarah.
Saat menenangkan sakitnya atau membentaknya penuh perintah.
Saat mencintainya dengan kasih dan sayang atau melepas bebaskan maunya tanpa bimbingan.

Seorang anak,
Mereka adalah gambaran suram atau benderangnya seorang ayah dan ibu.
Mereka adalah penyambung raga ketika renta mengerogoti waktu.
Mereka adalah perpanjangan suatu kaum di muka bumi ini.
Mereka adalah bintang kejora yang harus di jaga binarnya, agar kelak menyinari bagian tergelap masa depan.

Seorang anak,
Adalah “nyawa” keberlangsungan muka bumi, mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun