Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Satu yang Berkarat

1 Desember 2014   22:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:19 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ini tentang satu,

Yang berkarat termakan waktu

Ini tentang satu,

Kepadanya tak pernah ada lagi tiup lilin atau sapa rayu

Ini tentang satu,

Masa lalu yang mencemburui masa lalu

Sebuah kisah

Tentang Satu

Yang mengandung tanya

Kira-kira,

Ketika aku berdendang sebuah lagu

Pada syair keberapa dia menghampirimu

Kira-kira,

Ketika ku gesek bow pada ruas biolaku

Pada gesekan keberapa dia menemukanmu

Atau,

Ketika ku lantunkan ayat-ayat Tuhan, saat mendoakanmu

Pada lantunan keberapa kita di kukuhkan

Tentang satu yang ambigu,

Ketika mulai terbiasa menikmati sebuah pagi tanpa secangkir senyummu

Dan merasakan pengabaian, hingga rinduku harus menziarahi dirinya sendiri

Tentang satu yang munafik,

Saat aku meminta ijin memakimu, namun kemudian memohon cumbuanmu

Tentang satu yang berharap,

Menghadiahi dirimu pena dan secarik kertas

Supaya melalui coretan abstrakmu

Terlahir puja dan pujimu

Ini tentang satu,

Yang mempertanyakan

Apakah pada patah kata yang ucap,

Masih terselip namaku?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun