Menerapkan Augmented Reality (AR) Berbasis Android di Kelas
Tim pengabdian UNNES yang diketuai oleh Novi Setyasto, S.Pd., M.Pd. memberikan pelatihan dengan judul "Peningkatan Literasi Teknologi  Guru-guru SD Gugus Drupadi Gunungpati Kota Semarang Melalui Pelatihan Penerapan Augmented Reality (AR) di kelas." Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 September 2023 berlokasi di SD Negeri Sukorejo 01 Kota Semarang dan melibatkan sebanyak 40 guru SD. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi teknologi guru-guru SD di Gugus Drupadi khususnya terkait penerapan AR berbasis Android di kelas. Kegiatan Pengabdian diawali dengan sambutan oleh Bapak Suharna, S.Pd. sebagai ketua Gugus Drupadi dilanjutkan pembukaan oleh Drs. Isa Ansori, M.Pd., mewakili PGSD FIPP UNNES. Tim Pengabdian UNNES beranggotakan Drs. Isa Ansori, M.Pd., Susilo Tri Widodo, S.Pd., M.H., Putri Yanuarita Sutikno, S.Pd., M.Sn., Abtadi TrisHamdani, S.Pd., M.Pd., dan 2 Mahasiswa PGSD.
Guna menjawab tantangan revolusi industri 4.0 dan tingginya penggunaan smartphone di Indonesia, pemerintah menerbitkan Permendikbudristek No. 16 tahun 2022 tentang standar proses pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai salah satu konsekuensinya, guru-guru di SD dituntut untuk memiliki literasi teknologi yang mumpuni yaitu mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu kegiatan pengabdian ini diawali dengan penjelasan pentingnya literasi teknologi dan digital bagi guru SD. Selanjutnya, dalam usaha meningkatkan literasi teknologi guru-guru SD Gugus Drupadi sebagaimana diamanatkan Standar Proses, maka disosialisasikan penggunaan teknologi melalui smartphone android yaitu Augmented Reality (AR) yang diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi pembelajaran. AR (augmented reality), adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara realitas dalam waktu nyata [Alper et al, 2021]. Selanjutnya narasumber memberikan penjelasan dan melakukan tanya jawab terkait perbedaan AR, VR, dan AI dan contoh aplikasinya. Dilanjutkan dengan kegiatan  penjelasan terkait implementasi AR berbasis Android yaitu integrasi penggunaan android untuk menampilkan AR dengan menggunakan aplikasi pendukung yang diinstall pada Smartphone dengan sistem operasi Andorid. peserta diberikan pelatihan dan pendampingan mengenai implementasi AR berbasis Android dalam pembelajaran di kelas melalui aplikasi AR yang dapat diinstall pada smartphone android yang mereka miliki dengan mengakses play store kemudian menginstall aplikasi Assemblr, dan Octagon Studio. Masing-masing peserta praktik dengan mencoba scan octagon card seperti: Animal 4D+, dan Space 4D+ yang dapat mereka aplikasikan dalam pembelajaran di kelas.
Secara umum peserta sangat antusias, merasakan manfaat pelatihan, dan memberikan respons sangat positif. Kegiatan pelatihan ini dapat dikatakan berhasil yang ditunjukkan dengan indikator sebagai berikut: 1) Sebanyak 38 dari 40 (95%) peserta pelatihan telah berhasil menerapkan dan mempraktikkan AR berbasis Android di kelas dengan aplikasi Assemblr ataupun Octagon Studio (Animal 4D+ dan Space 4D+); 2) Peningkatan pemahaman konsep guru-guru terkait AR dan perbedaannya dengan VR, dan AI; dan 3) Respons sangat positif yang diberikan 90% guru-guru Gugus Drupadi terhadap kualitas materi pengabdian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H