Mohon tunggu...
Novi Dwi
Novi Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Media

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dreamin Power

23 Januari 2024   22:52 Diperbarui: 7 Februari 2024   05:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barat dan Aylana pun segera bergegas mengikuti mereka dari belakang, dan benar saja arah tujuan mereka yaitu ke dalam ruangan kantor ayah Aylana. Aylana sudah sangat gemas sehingga Aylana ingin sekali memukul segerombolan orang tersebut, tetapi untugnya Barat yang sudah mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Aylana itu menahannya sembari meletakkan jari telunjuknya di mulut "suttt" Barat memebrikan tanda kepada Aylana untuk sabar dan kembali pada rencana awal yang sudah disepakati.

Akhirnya, orang-orang itupun masuk ke dalam ruangan kantor ayah Aylana. Ketika pintu tertutup semua polisi, Aylana dan Barat berpatroli di depan ruangan itu. Raut wajah Aylana telihat sangat gelisah dan tak karuan, karena Aylana sangat khawatir terhadap apa yang terjadi kepada ayahnya sedangkan dia harus mengikuti rencana agar nantinya dapat berhasil menyelamatkan ayahnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.55 dan dibarengi dengan suara bising dari dalam kantor. Sontak Aylana menganggukan kepala sebagai simbol kepada semua polisi untuk dapat masuk. Hambatan terjadi ketika Barat mendorong pintu tersebut, Barat menampilkan wajah panik dan mengalihkan pandangannya kepada Aylana "Gawat!! Pintunya terkunci dari dalam".

(memutar musik menengangkan)

Aylana terkejut dan terkulai lemas sambil menangis, karena ia kira rencananya akan gagal dan kehilangan ayah yang sangat ia cintai. Tetapi tiba-tiba suara tembakan yang sangat keras terdengar dan menghancurkan pintu ruangan tersebut. Ternyata tembakan itu berasal dari salah satu polisi yang memang membawa senjata. Akhirnya Aylana langsung bangkit kembali dan membantu untuk mendobrak pintunya hingga terbuka.

Begitu terkejutnya Aylana ketika disuguhkan segerombolan orang di dalamnya membawa besi, kayu, hingga benda tajam yang digunakan untuk menghabisi ayahnya. Segerombolan orang itu seketika panik dan langsung mengangkat tangan mereka. Segerombolan orang yang diduga menyiksa ayah Aylana itu sudah tidak bisa kabur kemana-mana lagi karena terkepung. Aylana langsung berlari dan memeluk erat ayahnya sambil menangis. "Ayah... Aylana takut gak bisa ketemu ayah lagi. Terima kasih ayah sudah memberi tahu tepat tanggal dan jam kepada Aylana lewat mimpi. Ayo ayah kita pulang" Seketika ayah Aylana pun menangis. Barat dan para polisi mengurus orang-orang tersebut untuk dimintai keterangan di kantor polisi. Seketika gedung ayah Aylana pun ramai dan banyak orang yang melihat keributan di dalamnya.

Akhirnya, Aylana dapat mengubah Minernya yang kesekian kali. Aylana sangat bersyukur memiliki kemampuan ini, karena dengan Miner dan bantuan dari temannya Barat ia bisa menyelamatkan ayahnya. Ibu Amerta sungguh terkejut ketika diceritakan kembali oleh ayah Aylana, ia dan suaminya sangat bersyukur sekali karena memiliki anak yang sangat sayang kepada keluarga. Tak lupa, keluarga Amerta juga berterima kasih kepada Barat dan polisi yang telah membantu mereka untuk menjadi keluarga yang utuh lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun