Perempuan mungkin ditaqdirkan sebagai multitasker yang mumpuni. Â Ia bisa memasak sambil menggendong anak dan menelepon serta mengawasi anak-anak bermain. Atau mengetik beberapa tugas dalam satu waktu sambil merencanakan kegiatan keluarga. Â Akuilah bahwa para perempuan kadang merasa bangga dengan predikat ini, yang mana laki-laki sering tak mampu melakukannya.Â
Namun, multitasking cenderung membuat kita tidak mampu mendalami satu keahlian dengan lebih dalam. Â Semua dapat dikerjakan dalam satu waktu, namun sekedar selesai. Â Kita kadang menjadi tak mampu menemukan sebetulnya di mana kekhususan yang membuat kita berbeda, yang menjadi penanda keunikan kita. Kita terjebak multitasking.
Perempuan yang sadar untuk menjadi dirinya sendiri, yang lebih berbobot untuk mengirimkan sinyal baik ke seluruh penjuru, akan berhenti di kebanggaan melakukan multitasking. Â Bukan di situ letak hebatnya. Â Bukan ketika perempuan mampu melakukan semuanya dalam satu waktu, setelah itu duduk lelah tak berdaya. Â Jangan terjebak, temukanlah potensi terkuatmu yang menjadikanmu berbeda dengan yang lain.
Sampai paragraf terakhir ini Saya sudahi, Saya tetap berkeyakinan bahwa perempuan sejati adalah mereka yang berani menjadi dirinya sendiri. Â Anda berani?... (Opi)
**Juga ditampilkan di www.opiardiani.com /PEREMPUAN PEMBELAJAR / this site is for self driven learners only.  Salam Pembelajar !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H