Mohon tunggu...
JIHAN RIDHA NOVETU
JIHAN RIDHA NOVETU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Rembang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Edukasi Pengembangan Pola Pikir Anak Bangsa melalui Pemerataan Pendidikan yang Efektif, Kreatif, dan Inovatif dengan Mengenalkan Teknologi Informasi Tepat Guna

15 Mei 2022   18:39 Diperbarui: 15 Mei 2022   18:44 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting untuk memberikan bekal anak bangsa dalam memimpin negara di masa yang akan datang. Untuk mengentaskan pendidikan dalam suatu negara, diperlukan pemerataan hingga daerah-daerah terpencil sehingga seluruh anak bangsa merasakan bagaimana diajari ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan mereka. Sebagai fasilitator, negara bertugas memberikan sarana dan prasarana yang layak baik untuk siswa maupun para pengajar yang merelakan waktu dan tenaga demi mengajari anak-anak yang masih membutuhkan pengajaran yang lebih baik. 

Pembangunan sekolah-sekolah untuk daerah terpencil, tertinggal, dan terpelosok sangat disarankan agar anak-anak disana mendapatkan pembelajaran yang layak seperti anak-anak di daerah perkotaan. Mereka memerlukan pengembangan pola pikir melalui pemerataan pendidikan yang mengedepankan keefektifan, kekreatifan, dan keinovatifan sebagai selingan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi agar pada saat belajar bisa lebih santai namun pasti sehingga memberikan kenyamanan dan diharapkan mampu mendalami pendidikan dalam kancah yang lebih tinggi.

Dalam pengajaran, diperlukan penanaman pola pikir yang tumbuh (growth mindet) dan berkembang. Hal ini diperlukan agar dapat menumbuhkan pola pikir pada anak untuk senantiasa berusaha mengembangkan bakat dan tidak takut akan kegagalan yang membuat mereka frustrasi. Mereka harus mampu mengontrol diri agar dapat bersaing dengan perkembangan teknologi informasi yang sudah merebak sebagai akibat dari arus globalisasi dan perkembangan zaman. 

Pola pikir yang berkembang akan memupuk kepercayaan diri mereka untuk terus mengembangkan potensi bakat yang dimiliki. Jika pengajaran yang diajarkan adalah pola pikir yang statis, akan sangat sulit nantinya untuk mengontrol suatu pemikiran yang tetap dan tidak mudah untuk mengembangkan bakat yang masih terpendam karena dalam pola pikir ini seseorang akan senantiasa merasa mudah puas atas pencapaian yang belum maksimal sehingga usaha yang mereka keluarkan masih berada pada titik minimum.

Penanaman pola pikir yang tumbuh dan berkembang dengan diiringi keefektifan, kekreatifan, dan keinovatifan dalam pengajaran merupakan langkah tepat dalam memaksimalkan proses pembelajaran. Proses pembelajaran efektif yang dimaksud disini adalah bagaimana tenaga pengajar mampu memberikan metode belajar yang menyenangkan dan dapat melibatkan langsung peserta didik dari serangkaian proses pembelajaran. Keefektifan pembelajaran dapat dilihat dari pencapaian tujuan yang diinginkan oleh sebagian besar peserta didik secara tepat dan mudah dimengerti. 

Dalam konteks sistem pembelajaran yang diterapkan, pembelajaran dinilai lebih efektif jika menyertakan visualisasi interaktif antara pengajar dengan peserta didik dengan menggunakan sarana seperti papan tulis maupun proyektor lcd yang menampilkan gambar, tulisan, video, dan lain sebagainya yang berasal dari teknologi informasi maupun sosial media yang mengedukasi untuk memberikan kesan yang variatif dan kolaboratif dalam proses belajar mengajar. Selain itu, bisa juga disertakan model pembelajaran dengan sistem kelompok yang mengharuskan mereka bekerja sama dengan harapan dapat mengutarakan pendapat antar peserta didik.

Sedangkan dalam konteks pembelajaran yang kreatif dan inovatif, anak-anak diharapkan mampu mengatasi persoalan yang akan ditemui dalam menghadapi kehidupan modern. Apalagi dengan berkembangnya teknologi dan informasi yang semakin kompleks, akan sangat diperlukan kekreatifan dan keinovatifan untuk mengembangkan nalar dan membangun motivasi tinggi untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat sehingga berguna untuk diri sendiri maupun orang lain. 

Membahas mengenai sistem pembelajaran yang kreatif, dalam pengajaran diperlukan pengenalan mengenai pentingnya mempelajari teknologi dan sistem informasi. Pengajar yang baik sudah seharusnya memberikan nasehat kepada anak didiknya tentang tata cara mengakses informasi secara legal dan membuka situs-situs resmi yang bermanfaat bagi mereka. Jangan sampai dalam penggunaannya mereka menyalahgunakan teknologi informasi untuk menyebarkan hoax dan isu sara yang memicu keretakan persatuan bangsa.

Adapun hal-hal dasar yang perlu ditanamkan dan dipupuk sebagai bekal kekreatifan dan keinovatifan dalam penggunaan teknologi informasi adalah mengajarkan anak-anak dengan gemar membaca, menulis, berdiskusi, berani menyatakan pendapat atau beropini, menggambar, bernyanyi, dan masih banyak lagi dengan menyesuaikan hobi serta bakat yang mereka miliki. Bakat tersebut akan muncul secara alami dengan kemunculan yang tidak langsung secara serta merta melainkan secara bertahap. Sebagai pengajar yang bertugas untuk mengedukasi anak-anak, pengajar harus mampu melihat potensi anak didiknya. Mereka memiliki tugas untuk memperhatikan setiap detail pertumbuhan dan potensi peserta didik sebagai pengganti sementara orang tua di rumah.

Seperti yang telah disebutkan dalam dasar penanaman kekreatifan dan keinovatifan sebelumnya, kreatif dalam bidang membaca menjadi sorotan karena saat pada saat ini masih banyak anak Indonesia yang kurang kritis dalam membaca. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kesalahpahaman mereka mengenai isu-isu yang sering sekali menjadi perbincangan heboh dalam sosial media. Cepatnya penyebaran informasi dari teknologi saat ini membuat hoax lebih mudah tersebar. 

Untuk membekali anak-anak kreatif dalam membaca, pengajar perlu mengedukasi mereka untuk mencari tahu sumber legal dan tervalidasi secara resmi agar menumbuhkan jiwa generasi yang unggul dan kritis sehingga tidak mudah terprovokasi dan memiliki pemikiran yang terbuka dalam menyerap informasi yang ada. Selain itu, pengajaran mengenai pentingnya membaca juga akan membuat mereka memiliki wawasan yang luas. Membaca menjadi salah satu sumber dari keinovatifan sebuah pemikiran yang dapat bermanfaat untuk orang lain disekitarnya yang akan membuahkan hasil seperti mudah memberikan nasehat, dapat berpikir kritis, berani beropini dan menyatakan pendapat, bisa menuliskan artikel yang mengedukasi dan membuka pikiran orang lain dari tulisan yang dibuat.

Sekarang ini, sistem pengajaran yang hanya memberikan materi lalu dihafal oleh peserta didik bukanlah metode yang tepat. Teknologi informasi yang kian meluas dan bisa diakses oleh siapa saja akan memberikan pemikiran yang berbeda antara pengajar dan anak didik mereka. 

Pengajar sebagai kaum yang dianggap intelektual juga harus mampu mendengarkan pendapat dan tanggapan dari anak didiknya melalui sesi diskusi yang biasanya dibuka saat akhir pembelajaran penyampaian materi dasar maupun saat-saat tertentu yang dapat dijadikan untuk berdiskusi. Jangan sampai ada jarak antara pengajar dan peserta didik karena pengajar menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya sendiri meskipun begitulah faktanya. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya pengajar dan anak didiknya mau bersama-sama belajar dan bisa menjadi rival satu sama lain. Jangan sampai ada jarak yang membatasi upaya komunikasi antar pengajar dan peserta didik. 

Dengan begitu, anak-anak akan mampu mengakrabkan diri dengan pengajar mereka. Rasa ingin tahu akan semakin mudah diutarakan jika pengajar memberikan kesempatan dan kenyamanan. Jika mereka nyaman terhadap keterbukaan pengajar, anak-anak akan mampu mengolah pemikiran yang kreatif dan inovatif sehingga sistem pembelajaran yang efektif dapat terlaksana dengan baik. 

Selain itu, keakraban antar peserta didik juga perlu dipupuk untuk memudahkan mereka bersosialisasi dengan teman sebayanya. Adanya jiwa kekeluargaan dengan teman sebaya akan membuat lingkungan kelas menjadi tentram dan memudahkan pertukaran informasi dari teknologi informasi yang mereka dapatkan sebagai bentuk keterbukaan sosial antar individu sebagai makhluk sosial. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun