Jika Negeri ku di Nobati Dewi, tentu saja Ku Nobatkan sebagai Dewi penikmat duka. Jalan kematian Berbaris Mayat. Jika seluruh keluh ku tak berasal Hidupku damai atas dasar kemerdekaan ku, ku tunjukkan sejatiku Bahwa Bangsa Papua Bukan bangsa Budak.
Jika leluhurku berbicara semua bicara tentang hidup mereka bangkit meneriakkan ketidakadilan sumber kekuasaan betavia.
Aku Dasar Tanah Papua adalah Surga kecil, Yang jatuh Bumi di bumi sorga Yang menjadi Menjadi tempat praktek kapitalisasi, dan eksplorasi oleh elite. Terutama oleh Negera Indonesia dan Amerika melalui sektor ekonomi aspek sosial dan problematika, politik Agar Papua tetap dalam bingkai NKRI.
Jika seluruh karya dan perjuangan kemerdekaan bangsa West Papua di bungkam maka mereka Yang gugur karena kebenaran akan teriak lebih keras dan bebas dari Alam Kuburan.Â
Berikut adalah profil lengkap Penulis
Sesilius Kegou adalah anak dusun, lahir dari pasangan Isaiyas Kegou dan Elisabeth pokuai. Di sana keluarga hidup Harmanis antara orang orang di kampung nya Yegeiyepa di Hutan belantara Piyaiye bagian barat dari pusat Kota Dogiyai moanemani.
Lelaki berhobby lukis ini lahir sejak 1998 pada 8 September. Selepas pendidikan sekolah dasar Negeri INPRES Yegeiyepa (2010) penulis Buku kumpulan Jejak darah buku pertamanya, melanjutkan SMP PGRI Nabire tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan sekolah menengah atas tamat pada 2016.
 penulis buku Rintihan Suara Nyawa ini menyelesaikan strata 1 pada perguruan tinggi di universitas 17 Agustus 1945 Semarang 2020.
Penulis mudah Yang satu ini Aktif menyumbang tulisan tulisan nya di media online www.sastrapapua.org dan www.suarameepago.com selain Menulis penulis ini buka para para kang uwigau hingga anak mudah banyak Yang belajar darinya hingga mewujudkan impian.
Reporter Yulianus Magai/kompanianerÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H