Oleh : Yulianus Magai
Dogiyai dikenal dengan Negeri dingin, Negeri di atas awan dan Negeri Penuh Makanan. Itulah sebutan banyak orang terutama di kalangan anak mudah, atau pelajar dan mahasiswa di berbagai kota studi di Indonesia.
"Soal makanan di Dogiyai benar adanya. Di Dogiyai soal makanan tidak bisa diragukan lagi, di sana ada Ubi (Yepo Nuta), Keladi (Nomoo), Sayuran (Idayaa), Daun Bawang, Kool, Buah-buahan, kacang Tanah (Kookaa), Wortel dan berbagai makanan lainnya itu ada di Dogiyai" .
Selain berbagai makanan dan sayuran, di Dogiyai juga ada Ubi Masak yang siap santap, yang disiapkan oleh mama-mama Papua di Dogiyai yang masih setia berjualan di emperan toko dan jalan raya Moanemani (Dogiyai). Mama mama betah tadah angin, hujan, dingin dan panas terik guna membiayai anak anaknya yang masih menempuh studi berbagai kota studi di Indonesia.
Alam Dogiyai selalu memberikan kehidupan kepada masyarakat di Dogiyai, makanan, sayuran yang segar lansung di panen dari Pabrik (Kebun) dan minuman segar yang bersumber dari Gunung itu benar adanya.
Tetapi bagaimana mengembangkan ekonomi yang ada di Dogiyai? Penulis ingin membahas bagaimana mengembangkan potensi ekonomi dan mata pencarian masyarakat di Dogiyai. Makanan dan minuman walaupun benar adanya, dan alam Dogiyai sebagai sumber potensi ekonomi. Kita harus melihat bagaimana mama-mama Papua memasarkan hasil Kebun mereka? Apakah di Pasar yang layak ataukah di emperan jalan Raya? Bagaimana mama mama Papua pasarkan hasil kebun mereka?
Di Dogiyai, tepatnya di Tokapo-Dogiyai, Pemerintah Daerah Kabupaten Dogiyai sudah siapkan Pasar khusus untuk mama mama memasarkan hasil kebunnya, namun sampai saat ini masyarakat Dogiyai atau mama mama Dogiyai yang masih aktif berjualan di emperan toko dan jalan raya itu tidak mau pindah dan berjualan di Pasar tersebut. Penulis menghemat, kebanyakan dari mereka berpikir dan merasa bahwa hasil kebun mereka lebih laku terjual jika mereka memasarkan hasil kebun tersebut di jalan raya dan emperan toko/kios (yang notabenenya milik kaum pendatang). Bahwa bagi mereka (Mama-mama) jalan raya dan emperan toko/kios adalah tempat yang strategis dan banyak pembelinya. Karena biasanya banyak orang yang datang dari Deiyai, Paniai yang hendak ke Nabire.
Dinas Terkait Perlu Mencari Solusi?
Sampai saat ini belum ada Dinas yang gerakan mama mama ke pasar yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah kabupaten Dogiyai.
Dalam upaya mendorong, pengembangan ekonomi di Dogiyai ini saya pernah menulis sebuah feature di wagadei.com dengan judul Kisah mama Papua jual hasil kebun di depan DPRD Dogiyai, dengan mewawancarai beberapa pihak di Dogiyai.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dogiyai, Petrus Makai mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk memindahkan Pasar Moanemani ke Pasar Baru Ekemanida Moanemani. "Dalam waktu dekat, paling lama bulan Agustus kami sudah mulai pindah Pasar (depan Gedung DPRD Dogiyai) ke Pasar Baru, yakni Pasar yang sudah kami sediakan," kata Makai di ruangan kerjanya, Selasa (14/6/2022).
Dia berdalih betapa susahnya mama-mama Papua diarahkan ke Pasar Baru Ekemanida, karena mereka sudah betah berjualan di sekitar DPRD Dogiyai. Lalu pihaknya mendata keseluruhan mama-mama yang berjualan di situ.
Pertama-tama dinasnya mendata mama-mama yang memiliki KTP. Sebanyak 66 orang memiliki KTP, sedangkan 200 orang lainnya tak memiliki KTP.
"Setelah ada ini (data) sudah ada, kami akan bayar mama-mama berupa uang tunai Rp 3 juta. Itu untuk yang punya KTP dulu. Untuk yang tidak punya KTP kami akan bayar, tetapi setengahnya saja," ujar Makai, sambil menunjukkan fotokopi KTP milik mama-mama di kantornya.
Setelah itu pihaknya akan lebih fokus, untuk mengawasi pemasaran di Dogiyai. Mama-mama tidak akan menjual hasil-hasil kebunnya di luar Kabupaten Dogiyai.
Untuk mengembangkan potensi ekonomi di Dogiyai tentu tidak mudah jika satu pihak saja ambil alih untuk kembangkan potensi ekonomi di Dogiyai Papua. Dengan melihat bagaimananya mama mama Papua Dogiyai yang memasarkan hasil kebun mereka di depan jalan utama Nabire Enarotali di moanemani. Berkekaitan dengan hal ini penulis pernah berwawancara dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dogiyai, Petrus Makai, Beliau mengatakan dalam waktu dekat, paling lama bulan Agustus kami sudah mulai pindah pasar (depan DPRD Dogiyai) ke Pasar Baru, yakni pasar yang sudah kami sediakan," kata Makai di ruangan kerjanya, Selasa (14/6/2022).
Itu adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh dinas terkait. Dengan itu melalui artikel ini penulis ingin menyampaikan kepada pemerintah daerah kabupaten Dogiyai agar kerja sama dalam upaya mengembangkan potensi ekonomi di Dogiyai dengan itu pengembangan Ekonomi paling mantap.
Perlu Pengawasan dari Pemda untuk pengembangan Ekonomi di Dogiyai. Polisi Pamong Praja (Polpp) musti bantu Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam upaya yang dilakukan Dinas Perindagkop guna mengembangkan ekonomi di Dogiyai karena penulis tahu untuk kemajuan suatu daerah baik di bidang ekonomi, pemerintah maupun dalam segala hal harus ada pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah atau dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Di daerah itu. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh DPR daerah pengembangan ekonomi akan berkembang dan maju.
Penulis juga pernah menulis di wagadei.com dengan judul yang sama seperti di atas. Anggota DPRD Dogiyai dari Fraksi PPP, Mikael Kayame ketika ditemui di kantor DPRD Dogiyai berkata, Pemerintah Kabupaten Dogiyai sudah menyiapkan tempat untuk masyarakat Dogiyai di Topakpo, Distrik Kamuu, agar mereka dapat menjual hasil-hasil kebunnya.
Sayangnya masyarakat lebih memilih berjualan di pinggiran jalan, emperan dekat terminal Moanemani dan kantor DPRD Dogiyai. Menurut dia, kawasan ini dianggap lebih strategis untuk jualan, karena dapat dijangkau pembeli dari Kabupaten Paniai dan Deiyai. DPRD Dogiyai bahkan sudah membuat jalan untuk bisa dilalui pedagang atau pembeli dari Paniai dan Deiyai. Jalan itu berlokasi di belakang Pasar Moanemani, karena mama-mama berjualan di jalan raya.
"Tetapi itu tidak berhasil dan mama-mama masih jualan di depan jalan," katanya.
Untuk itu upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten Dogiyai adalah bersatu antara pemerintah, dewan perwakilan rakyat daerah Dogiyai, dinas Perindagkop kemudian membentuk Panitia Khusus (Pansus) lalu pindahkan mama mama Papua yang memiliki KTP dengan cara membayar sesuai dengan kata kepala dinas Perindagkop Petrus Makai jika demikian pengembangan ekonomi aman paling mantap dan mama mama Papua akan fokus dengan itu.
Apa langkah selanjutnya yang diambil Pemda Dogiyai?
Larang makanan dari luar masuk ke Dogiyai.
Beberapa waktu yang lalu Pemerintah daerah kabupaten Dogiyai pernah melarang, makanan dari luar kabupaten Dogiyai masuk ke kabupaten Dogiyai, dengan melihat Dogiyai di kena dengan kota banya sumber potensi ekonomi seperti Ubi, Keladi, Sayuran, Daun Bawang, Kool, Buah-buahan, kacang Tanah, Wortel dan berbagai makanan lainnya itu. Ada di Dogiyai.Â
Peraturan yang diambil pemerintah adalah langkah awal kemajuan peningkatkan dan pengembangan ekonomi kreatif lokal di kabupaten Dogiyai, dengan itu penulis menilai itu adalah tahap awal kemajuan peningkatkan dan pengembangan ekonomi lokal kreatif.
Perlu libatkan pemuda. Dengan melihat adanya pengangguran yang meninggi di Dogiyai, pemerintah daerah atau Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Dogiyai harus rekrut anak mudah yang punya keinginan dan kemampuan yang lebih agar terhubung dengan pengembangan ekonomi di Dogiyai, jika kita bersatu, kita bisa menuju Dogiyai Dou Enaa, "Dogiyai Bahagia ".
*)Penulis Adalah Jurnalis di Jayapura-Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H