Mohon tunggu...
Noverine RieschaAprillia
Noverine RieschaAprillia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP UAJY

Mahasiswa FISIP UAJY

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

24/7 Sosial Media!

30 Maret 2021   22:35 Diperbarui: 31 Maret 2021   00:36 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dailybest.it via pinterest.com

Saat kalian makan di restoran atau mall apa hal pertama dilakukan? Langsung makan? Atau mengambil gambar makanan terlebih dahulu? Saat ini orang-orang lebih mementingkan mengambil gambar makanannya untuk diunggah ke laman sosial media mereka. Mulai dari makanan, minuman, dan tempat yang sedang dikunjungi. Mungkin kalian suka mengambil gambar makanan terlebih dahulu atau kalian memiliki teman yang seperti ini. Saat makanan disajikan kita tidak diperbolehkan menyentuh makanan tersebut sebelum teman kita mengambil gambar untuk makanan tersebut betul tidak?

Secara tidak langsung hal ini menunjukkan ketergantungan kita tentang kepentingan sebuah postingan di sosial media. Kita tidak lagi hidup di era menikmati kenangan dengan menyimpannya di pikiran tetapi kita lebih memedulikan konten apa yang akan di tampilkan pada laman media sosial sehingga banyak orang yang memberikan tombol suka dan mengikuti kehidupan kita melalui media sosial. 

Saat ini banyak orang yang menganggap sosial media sebagai kebutuhan pokok karena dapat mengetahui perkembangan kehidupan teman maupun dari penjuru dunia. Untuk tidak ketinggalan berita apa pun kita harus terus memantau media sosial dan mengikuti hal apa yang sedang dilakukan banyak orang salah satunya yaitu mengunggah gambar makanan ke sosial media.

Menurut Sadlin dan Milan (2008 dalam Saputra & Indah, 2017:2) culture jamming merupakan kegiatan yang memiliki kemampuan untuk belajar kritis publik melalui melihat produksi dan memelihara budaya dan audiens ikut berpartisipasi dalam kegiatan secara fisik untuk membangun komunitas politik.

Gambar yang ditunjukkan pada culture jamming tersebut dimaksudkan untuk mengkritik atau menyindir pihak tertentu. Dari kegiatan yang sering kita lakukan seperti mengunggah foto makanan di media sosial atau mengambil gambar sebelum kita makan menjadikan hal tersebut secara tidak langsung sebagai sebuah kebiasaan. Tidak hanya makanan tetapi hal tersebut juga berlaku untuk minuman atau pakaian. Meski kita tidak menikmati rasa makanan tersebut yang menjadi kebutuhan utama saat ini adalah konten yang disajikan di sosial media. 

Kegiatan tersebut bisa saja membuat kita juga menjadi masyarakat yang konsumerisme karena untuk memenuhi konten yang di sosial media dengan mengikuti makanan atau barang apa yang sedang menjadi perbincangan di media sosial. Hal tersebut menjadikan era saat ini saat berpatokan pada segala hal yang tengah terjadi di media sosial.

Konten tersebut sama saja dengan mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat karena kita lebih memedulikan apa tanggapan orang dengan gambar yang di unggah pada laman sosial media sehingga keluarga atau teman yang saat itu sedang bersama kita terabaikan karena fokus kita terganggu dengan telepon seluler yang dimainkan. Aplikasi seperti Instagram, Facebook, dan Youtube sebagai wadah untuk menampilkan konten yang dibuat semenarik mungkin agar dapat perhatian dari pengguna sosial media yang lain. 

Setiap peristiwa yang dialami harus selalu ditunjukkan di media sosial agar orang-orang dapat mengetahui hal apa yang sedang kita alami hari itu. Ketergantungan setiap orang pada telepon genggam saat ini menjadikan banyak orang yang mengabaikan keadaan sosial yang sedang terjadi di sekitar mereka. 

Keadaan yang sedang dirasakan juga diharuskan terekam di telepon genggam mereka. Keadaan tersebut berbeda dengan sebelum adanya kecanggihan teknologi seperti sekarang ini. Dahulu orang-orang menikmati waktu dengan bercengkrama satu dengan yang lainnya tanpa mau kehilangan waktu sia-sia. Namun, saat ini menikmati waktu bersama dilakukan dengan cara berbeda yaitu dengan berkumpul dan mengunggahnya ke media sosial. Semoga kita dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin saat berkumpul dengan orang-orang terdekat.

Salam hangat.

Sumber:

Saputra, Alvin Dwi dan Endah Triastuti. (2017). Pandangan Pelaku Culture Jamming Terhadap Meme Sebagai Bentuk Pembelajaran Kritis Publik (Studi Pada Pelaku Culture Jamming Dewan Kesepian Jakarta). Diakses dari http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2019-10/S65972-Alvin%20Dwi%20Saputra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun