Sebelumnya…
“Cerita di Storial berangkat ketika tiga orang hebat, Steve Wirawan, Aulia Halimatussadiah, dan Brilliant Yotenga memutuskan untuk memberikan secercah harapan bagi mereka yang ingin dan senang mengekspresikan diri melalui tulisan-tulisan mereka. Melihat bagaimana sulitnya dulu, bagi seorang penulis menerbitkan karyanya dan seorang penggemar buku untuk menemukan tulisan yang berkualitas dan terjangkau, STORIAL, memulai perjalannya…”
Selepas pertemuan pertama dengan Komunitas Berjuang di Storial, saya dan teman-teman saya kemudian mengambil langkah pertama untuk berbincang-bincang dengan perwakilan dari keluarga Storial, dua perempuan ceria, yaitu Kakak Melati dan Kakak Rani. Dalam sesi sharing tersebut, mereka pun menjelaskan peran pribadi mereka masing-masing di samping sebagai anggota dari komunitas. Kak Melati memiliki peran tambahan sebagai community manager, sedangkan Kak Rani berperan sebagai captain dan ketua admin dari semua grup genre.
Pertemuan perdana secara tatap muka dalam Zoom conference bersama kedua kakak dari komunitas Storial meninggalkan kesan yang cukup mendalam. Keceriaan dari kedua orang tersebut dikatakan mampu mewakili wajah dan gambaran sekilas dari komunitas Storial. Melalui pertemuan ini pun, saya mendapatkan lebih banyak insight yang kemudian mampu membantu saya, serta dapat saya gunakan untuk mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya dalam menjalankan analisis. Terlebih, saya dapat secara langsung berbicara dengan perwakilan dari komunitas, yang secara tidak langsung memberikan saya kesempatan untuk mempelajari bagaimana baiknya saya berkomunikasi dengan kedua kakak ini, di masa mendatang. Gambaran-gambaran yang saya peroleh melalui sesi sharing tersebut kemudian menunjang saya untuk dapat menyusun rencana-rencana kedepannya, dengan konsep yang kurang lebih baik adanya.
Perencanaan dan Pelaksanaan
Pertemuan perdana dengan perwakilan dari komunitas Storial menjadi langkah pertama saya dari tahapan kunjungan lapangan. Melalui tahapan ini, saya kemudian dapat mengumpulkan data-data yang saya butuhkan sebagai bahan analisis ke depannya. Akan tetapi, rencana saya sebelum benar-benar melakukan proses pemilihan data adalah melakukan pertemuan satu atau dua kali lagi, untuk mengumpulkan data selebihnya, mungkin bisa berupa data-data baru hasil interaksi komunitas selama 2-3 minggu setelah pertemuan pertama. Tidak hanya itu, saya juga akan melakukan analisis pada interaksi chatting di Whatsapp group, khususnya pada group genre Horror/Thriller dan Romance, untuk memperoleh data-data yang selebihnya melalui perbincangan para anggota di group.
Selain itu, saya juga akan menghadiri meeting komunitas yang akan dilaksanakan di waktu mendatang. Dalam proses meeting tersebut, saya tidak akan berpartisipasi secara langsung, tetapi saya hanya akan memantau proses diskusi yang dilakukan selama meeting komunitas dijalankan. Di sini, saya benar-benar murni hanya berperan sebagai orang yang menganalisis komunitas, sehingga tidak akan turut berpendapat dalam proses meeting.
Setelah melakukan semua tahap-tahap yang dapat membantu saya untuk mengumpulkan data-data, saya akan melanjutkan pada tahap pemilihan data. Pada tahap ini, akan dilakukan pemilihan data-data yang sekiranya penting untuk dianalisis dan dapat membawa proses analisis pada tahap berikutnya yaitu, penentuan masalah. Tentunya, penentuan masalah merupakan tahap yang sangat penting untuk dianalisis secara lebih mendalam agar ke depannya, di antara masalah-masalah yang terkumpulkan, terdapat pokok masalah atau masalah yang menjadi prioritas untuk dianalisis. Untuk saat ini, saya belum dapat menentukan masalah-masalah yang terdapat di komunitas karena data-data yang tersedia belum sepenuhnya memadai. Oleh karena itu, pemantauan dan penggalian data secara lebih banyak sangat diperlukan dan masuk sebagai prioritas saya ke dalam agenda selanjutnya.
Melalui penjelasan perencanaan saya, kamu tentu dapat mengerti pentingnya peran dan persiapan rencana-rencana, serta tahapan yang akan dilakukan agar proses analisis sosial dapat berjalan dengan baik. Meskipun perencanaan yang matang tidak dapat sepenuhnya memberi jaminan kalau analisis sosial yang dilakukan tidak akan dihadapkan dengan kendala-kendala, tetapi setidaknya proses analisis sosial dapat dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada awalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H