Bintan – Desa Malang Rapat adalah sebuah desa yang akan dijumpai ketika berkunjung ke Pantai Trikora. Desa ini terletak di Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Desa yang selama ini terkenal dengan Pantai Trikoranya ternyata tidak hanya memiliki keindahan pantai, tetapi juga memiliki pulau yang berpotensi dijadikan destinasi wisata. Salah satunya adalah Pulau Penyusup. Pulau Penyusup adalah satu dari 7 pulau yang dimiliki Desa Malang Rapat. Pulau ini merupakan satu-satunya pulau yang bisa disinggahi pengunjung.
“Di Desa Malang Rapat, kita memiliki 7 pulau. Pulau Penyusup ini adalah satu-satunya pulau yang bisa disinggahi karena daratannya berbatu dan berpasir. Sedangkan 6 pulau lainnya hnaya penuh dengan bebatuan saja tanpa pasir, sehingga kalau dipaksakan mengunjunginya berbahaya,” ujar Yusran Munir selaku Kepala Desa Malang Rapat.
Sejak tanggal 05 Agustus 2016, pulau ini dinyatakan sebagai daerah konservasi penyu oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan. Pasalnya, tiap pukul 20.00-21.00 WIB, penyu yang ada di laut akan banyak yang naik ke pulau ini untuk bertelur.
Menurut penuturan Zakaria yang merupakan penjaga Pulau Penyusup, dulunya banyak masyarakat yang mengambil telur penyu di pulau ini kemudian diperjualbelikan dengan bebas. Namun, sejak adanya surat keputusan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan tentang konservasi penyu, pulau ini benar-benar dijaga dan masyarakat tidak diperbolehkan lagi memperjulbelikan telur penyu dengan bebas.
Saat melakukan survey ke lokasi, tim KKN Kebangsaan yang ditempatkan di Desa Malang Rapat melihat potensi yang dimiliki pulau ini jika dikembangkan dengan baik maka bisa menjadi destinasi wisata baru di Malang Rapat.
“Pulau ini cantik, indah dengan pesona bebatuannya. Apalagi sudah ada konservasi penyu di sini. Tentu ini menjadi hal yang menarik bagi pengunjung jika tempat ini kembangkan menjadi tempat wisata yang baru,”, ucap Dwi Aulia Fauziani yang merupakan peserta KKN Kebangsaan asal UMRAH.
Saat ini, hanya masyarakat Desa Malang Rapat saja yang mengetahui keberadaan pulau ini karena belum ada pengelolaan khusus dari desa untuk menjadikan tempat ini sebagai objek wisata. Untuk mencapai Pulau Penyusup, cukup menyebrang dengan menggunakan pompong dari pelabuhan tambatan perahu nelayan di Tanjung Keling dengan durasi waktu kurang lebih 15 menit.
“Kami yakin, kalau keberadaan pulau ini dipromosikan ke publik dan dikelola dengan konsep ekowisata, ini akan menjadi destinasi wisata baru yang akan menambah pendapatan desa,”, ujar Yuly Meilinda yang juga merupakan peserta KKN Kebangsaan asal UMRAH.
Alfiandri, Dosen Pendamping Lapangan mahasiswa KKN Kebangsaan yang ditempatkan di Desa Malang Rapat mengatakan bahwa ekplorasi potensi wisata adalah salah satu program kerja utama yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Kebangsaan di tahun 2016.
“Tema umum KKN Kebangsaan tahun ini kan pengembangan ekowisata bahari. Jadi, tujuan utamanya memang adalah bagaimana supaya mahasiswa se-Indonesia ini bisa mengangkat potensi-potensi wisata baru di desa lokasi KKN nya masing-masing,”, tutup Alfiandri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H