Mohon tunggu...
Novendaning Sabrina
Novendaning Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Lifetime Learner

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film " A Man Called Ahok " Murni Tentang Parenting Atau Ada Indikasi Politik?

10 September 2018   21:34 Diperbarui: 10 September 2018   22:10 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
" kalau sebagai pelayan Belitung Timur, aku orang pertama yang akan pilih kau "

Setelah resmi rilis di Youtube tepatnya pada tanggal 6 September 2018 lalu, trailer film A Man Called Ahok kini menempati trending nomor 9 yang diperkirakan masih berpeluang untuk naik lagi. Sempat membuat ramai warganet dan beberapa kalangan saat awal rilis, tentunya film ini mendapat beragam respon dari netizen mulai dari yang pro hingga kontra. Pasalnya ditengah musim kontestasi politik, film ini sempat memunculkan beberapa presepsi dan opini yang mengarah pada pemilu 2019. Berbagai ekspektasi dari masyarakat pun bemacan-macam.

Persepsi Awal Mengenai Trailer " A Man Called Ahok "

Saat pertama kali tahu akan ada film ini, ekspektasi awal saya mengarah tidak jauh dari isu politik, atau lebih tepatnya mengenai karir politik beliau. Kenapa?

Pertama, film ini dirilis saat atsmofer kontestasi politik sedang panas dimana kubu oposisi pemerintah juga memiliki film yang mengangkat tentang peristiwa demo umat muslim atau yang lebih kita kenal dengan peristiwa 212. Saya rasa ini merupakan sebuah kewajaran ketika setiap hal yang berkaitan dengan Pak Ahok selalu dikaitkan dengan fenomena tersebut, terlebih sosoknya memiliki hubungan dekat terhadap Pak Jokowi ( kubu petahana). Sosoknya yang kontroversial memang selalu mengundang perhatian publik, bahkan saat dibalik jerujipun beliau masih menjadi buah bibir dikalangan elit politik.

Sehingga pada akhirnya wajar jika muncul persepsi bahwasanya film ini ditujukan sebagai jembatan untuk memberikan nilai positif pada nama Ahok yang mana saat itu namanya sempat jatuh dimata sebagian masyarakat akibat kasus penistaan agama yang menjeratnya.

Kedua, kemungkinan untuk mengarah pada political marketing? Bukan rahasia umun pula jika sosok Ahok merupakan tokoh birokrat dari golongan minoritas yang sukses memberi perubahan besar pada Ibu Kota. Kebijakan yang terbilang berani kerap menuai kritik pedas dari lawan politik, hingga prinsip tehas beliau terhadap bobroknya  sistem birokrasi. Tentunya sangat disayangkan apabila karir seorang Ahok harus berakhir setelah mendekam dibalik jeruji besi.

Oleh sebab itu tidak aneh jika muncul pemikiran bahwa ini merupakan salah satu strategi guna menguatkan kembali penokohan karakter beliau pada masyarakat agar tidak tenggelam dari hura-hura politik, dengan tujuan menyelamatkan karir politiknya.

" Faktanya "

Video berdurasi 2 menit 27 detik yang di sutradarai oleh oleh Putrama Tuta berdasarkan buku A man called #Ahok: sepenggal kisah perjuangan & ketulusan karya Rudi Valinka yang mengisahkan kisah hidup Basuki Tjahaja Purnama muda atau Ahok di Belitung Timur ini sepenuhnya bercerita tentang hubungan seorang Ayah dan anak serta perannya dalam membentuk karakter sang anak.

Tokoh Ahok yang diperankan oleh VJ Daniel terbilang sangat sempurna dalam menjiwai karakter beliau, mulai dari bahasa tubuh, gaya bicara, hingga suara yang terdengar sangat mirip dengan aslinya saat marah maupun dalam mempertegas ucapannya. Ditambah dengan kuatnya karakter Kim Nam ( ayah)  yang diperankan oleh Deni Sumargo ( Kim Nam Muda)  dan Chew Kin Ah.  Dialog-dialog yang simple dengan khas logat Melayu Belitung menjadikan film ini seperti memiliki nuansa berbeda, penjiwaan setiap tokoh di setiap cuplikan trailer menggambarkan bahwasanya mereka dapst menyatu dengan karakter-karakter tersebut.

Film yang hampir keseluruhan berlatar di Belitung ini memang secara murni menceritakan tentang terbentuknya karakter sosok Ahok, birokrat yang berasal daei golongan minoritas.

Seperti yang dilansir dari detik.com sang produser Emir Hakim dan Reza Hidayat memastikan dalam film tersebut tidak ada unsur politik.


"Kalau dari segi produser malah ini satu film yang harus diproduksi ya. Pertama, kita lihat deh beberapa film yang laku. Semuanya punya dasar IP (Intellectual Property) yang kuat. Maksudnya figurnya yang luar biasa, ada bukunya yang laku banget. Buat saya dan Mas Emir merasa terhormat banget bisa ngangkat ini sebagai film. Karena itu tadi dasar IP yang kuat, bisa membuat film ini punya dampak yang kuat," jelas Reza Hidayat dalam jumpa pers teaser 'A Man Called Ahok' di XXI Metropole, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (6/9/2018).


"kedua, dari segi produksi juga, kita sadar betul bahwa ketika kita membaca bukunya, membuat naskah sendiri, ini film yang jauh dari unsur politik. Ini film yang balik ke roots bahwa memang ada hubungan yang luar biasa antara ayah dan anak," tegasnya.

Jika masih ada yang beranggapan bahwasanya film ini bersinggungan dengan kontestasi politik 2019 nampaknya anda harus menggali lebih dalam informasinya sebelum menjustifikasi. 

Berdasarkan cuplikan trailer, dapat ditarik garis besarnya bahwa perubahan seorang laki-laki dari boy to a man tidak lepas dari peran sang ayah. Film yang kabarnya akan rilis pada akhir tahun 2018 ini sangat cocok untuk disaksikan semua kalangan khususnya generasi milenial sebagai generasi penerus bangsa, suka tidak suka sosok Ahok yang kontroversial faktanya memberikan perubahan yang besar pada Ibu Kota di setiap kebijakannya yang berani.

Berikut beberapa sepenggal dialog dari trailer A man Called Ahok yang menurut saya terdengar klasik namun begitu indah.

" kalau kau berburu dengan saudara sekandung walau berhadapan dengan harimau ganas dia tak akan lari "
" kalau kau berburu dengan saudara sekandung walau berhadapan dengan harimau ganas dia tak akan lari "
" lelaki harus punya prinsip "
" lelaki harus punya prinsip "
" kalau sebagai pelayan Belitung Timur, aku orang pertama yang akan pilih kau "
" kalau sebagai pelayan Belitung Timur, aku orang pertama yang akan pilih kau "
Nah, bagi kamu yang masih penasaran mengenai film ini jangan lewatkan di bioskop kesayangan anda bersama orang tercinta. Orang-orang diluar sana khususnya yang masih membenci sosok beliau saya rasa wajib untuk menyaksikan film ini agar tahu bagaimana karakter sosok Ahok terbentuk terlepas dari sangkut pait politik.

source : instagram.com/vjdaniel
source : instagram.com/vjdaniel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun