Mohon tunggu...
Novendri Putra
Novendri Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUSKA RIAU

saya mahasiswa UIN SUSKA RIAU program studi pendidikan geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Pohon Mangrove untuk Mencegah Abrasi Pantai Kabupaten Bengkalis

5 Juni 2024   22:12 Diperbarui: 5 Juni 2024   22:46 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kata mangrove sendiri berasal dari gabungan bahasa Portugis (mangue) dan Inggris (grove).Dalam bahasa Portugis, kata "mangrove"  mengacu pada suatu spesies tumbuhan individu, dan kata "mangal" mengacu pada komunitas hutan yang terdiri dari individu spesies mangrove.Kata mangrove, dalam bahasa Inggris, mengacu pada komunitas pepohonan dan rerumputan yang tumbuh di wilayah pesisir, dan spesies individu tanaman lain yang tumbuh bersama dengan komunitas tersebut.Contoh jenis tumbuhan bakau yang banyak terdapat di Indonesia adalah jenis pohon bakau.Indonesia memiliki sekitar 8,6 juta hektar hutan mangrove, dimana 3,8 juta hektar berada di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta hektar berada di luar kawasan hutan.Kerusakan hutan mangrove di dalam kawasan hutan seluas kurang lebih 1,7 juta hektar atau 44,73 persen, dan kerusakan di luar kawasan hutan seluas 4,2 juta hektar atau 87,50 persen.Sejak tahun 1982 hingga 1993, hutan mangrove seluas 513.670 hektar (46. 697 hektar per tahun) berkurang.

Hutan bakau adalah hutan yang terdapat di sepanjang pantai dan muara sungai dan dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut, dimana sungai dan air laut bercampur, sehingga sungai dapat tergenang pada saat air pasang dan bebas dari genangan air pada saat air surut, sehingga masyarakat lokal dapat bertoleransi terhadap salinitas.Sungai ini menyuplai air tawar bagi hutan bakau, dan pada saat air pasang pohon bakau dikelilingi oleh air asin atau air payau (Waryono, 2000).Hutan bakau merupakan komunitas vegetasi pesisir tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang tumbuh dan berkembang di zona pasang surut pantai yang berlumpur.Hutan mangrove banyak terdapat di pantai, teluk dangkal, muara, delta, dan kawasan pantai yang dilindungi (Gunarto, 2004).

Asal usul istilah "mangrove" tidak diketahui secara pasti.Ada yang mengatakan istilah "mangrove" berasal dari kata Melayu "mangimangi" atau "mangin", sementara yang lain mengatakan istilah itu merupakan gabungan dari kata Portugis dan Inggris "mange" dan "grove".

Secara kolektif, hutan bakau tersebut disebut "mangrove".Mangrove merupakan tumbuhan dikotil yang hidup di perairan payau.Habitat mangrove banyak dijumpai pada pertemuan muara dan air laut.Tempat ini kemudian menjadi tempat melindungi negara dari gelombang besar.

Hutan ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Makalah Struktur Masyarakat Mangrove di Kawasan Wonoreho.

Berdasarkan Luas eksisting mangrove di Provinsi Riau pada 2021 tercatat mencapai 224.895 hektar. Sedangkan, untuk potensi rehabilitasinya mencapai 12.207 hektar.Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, namun Murod mengatakan ekosistem mangrove di Riau berada di Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, Kota Dumai, Pelalawan, Rokan Hilir (Rohil), dan Siak.Yang mana, mangrove dibagi berdasarkan kerapatan tajuk. Untuk kerapatan mangrove lebat, potensinya terdapat 219.070 ha. Untuk mangrove sedang, terdapat 2.537 ha. Sedangkan kerapatan mangrove jarang mencapai 3.288 ha.

"Secara keseluruhan, rehabilitasi Mangrove 2021 di Riau meningkat seluas 5.050 hektar. Kegiatan ini menyerap tenaga kerja 210.823 HOK, dengan target penanaman bibit mangrove sebanyak 14.704.000 batang," kata Murod saat menjadi narasumber dalam lokakarya pengembangan pengelolaan pesisir terpadu dan mempromosikan solusi iklim alami di Kabupaten Bengkalis, Rabu (19/1/2022).

Murod melanjutkan, dari keseluruhan ekosistem mangrove yang ada di Provinsi Riau, Kabupaten Bengkaris merupakan kawasan mangrove yang sudah ada seluas 26.757 hektar.Kemudian, potensi restorasi mangrove di Benkalis mencapai 628 hektare.Berdasarkan Rencana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) BPDAS HL atau TP BRGM, restorasi mangrove juga akan dilakukan di Benkalis pada tahun 2021 dengan luas 1.050 hektar dan total 49.362 HOK."Dari jumlah tersebut ada 3.281.700 pohon," jelasnya.Berikutnya luas mangrove yang ada di Inhill seluas 127.144 hektar, Kepulauan Meranti 30.113 hektar, Dumai 3.477 hektar, Pelarawan 11.394 hektar, Lohir 23.335 hektar, dan Siak 2.675 hektar.Potensi restorasi mangrove di Inhill seluas 3.116 hektar, di Kepulauan Meranti 814 hektar, dan di Dumai 175 hektar.Pelarawan 37 hektar, Lohir 464 hektar, dan Siak 148 hektar.

Beberapa jenis Mangrove

1. Mangrove jenis api-api (Avicennia spp)

Jenis mangrove pertama yang akan kita bahas adalah api-apia (Avicennia spp). Pohon bakau Api-api merupakan jenis bakau sejati dan pionir yang berperan penting dalam produksi berbagai produk (hasil hutan kayu dan non kayu) untuk menunjang ketahanan pangan dan obat tradisional masyarakat pesisir serta menjaga keutuhan pesisir. komunitas ekosistem bakau.Beberapa abad yang lalu, masyarakat pesisir di beberapa wilayah Indonesia (seperti palembang, cilacap, bekasi, dan tangerang) secara tradisional memanfaatkan jenis pohon api-apia untuk berbagai keperluan. Manfaat yang dimaksud mulai dari pakan ternak (daun), sayur dan nutrisi (biji/buah), obat (jus) dan abu kayu hingga sabun cuci.Namun proses produksi tepung buah bakau memerlukan pengolahan khusus karena mengandung senyawa tanin dan sianida yang memberikan rasa pahit pada produk.

2. Pohon Bakau Pedada (Sonneratia)

             Pedada adalah salah satu spesies bakau yang tumbuh di daerah dengan sedikit garam dan tanah berlumpur dalam, seringkali di sepanjang sungai kecil yang airnya lambat dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Jenis ini tidak pernah tumbuh di punggung bukit atau daerah berbatu.Pedada merupakan pohon berbentuk batang kayu setinggi 15 m dengan akar berbentuk kerucut yang banyak dan sangat kuat. Ujung ranting/ranting terkulai dan berbentuk persegi panjang ketika masih muda. Benih jenis ini juga merupakan benih yang tidak tahan, artinya terus tumbuh tanpa mengalami dormansi. Daunnya tunggal, berhadapan, lonjong atau lonjong, dengan pangkal bersendi dan ujung membulat atau tumpul.

3. Mangrove (Rhizophora sp)

               Mungkin anda masih sering bingung membedakan antara mangrove, mangrove, atau rhizophore. Padahal, mangrove merupakan nama lokal untuk beberapa tumbuhan dalam keluarga Rhizophora. Tumbuhan ini merupakan jenis pohon yang banyak ditemukan di hutan bakau.Banyak pohon bakau yang tumbuh mengikuti ombak di bagian terluar hutan bakau. Vegetasi ini tumbuh di dalam lumpur, yang tidak hanya memberikan perlindungan terhadap tingginya gelombang laut, tetapi juga menjadi habitat dan sumber makanan berbagai makhluk di hutan bakau. Ciri utama pohon mangrove adalah jenis akarnya. Akar tanaman bakau yang diam menjaga posisi pohon bakau ketika terkena gelombang dan pasang surut. dan Rhizophora stylos.

4. Lacang (Bruguiera sp)

             Bruguiera merupakan salah satu marga penyusun hutan mangrove. Tinggi pohon 23 m, akar lutut dan akar tabular menjalar dari pangkal pohon ke samping. Cangkangnya berwarna abu-abu, relatif halus, dan mempunyai beberapa lensa kecil.Daunnya berwarna hijau muda dan bagian bawahnya agak kuning kehijauan. Letak daunnya sederhana dan terbalik. Bentuk elips, ujung agak runcing, ukuran 7-17, ukuran 2-8 cm.

Bunganya berkelompok 3 terletak pada puncak atau ketiak tangkai/gugus bunga. Mahkota berwarna putih, kelopak bunga 8 buah berwarna kuning kehijauan, ukuran pangkal 3-4 mm seperti tabung.Batang bawah berbentuk silindris memanjang, sering melengkung, panjang 8-15 cm dan diameter 5-10 mm, berwarna hijau Habitatnya tumbuh berkelompok besar, biasanya tumbuh pada substrat yang gembur, biasanya tumbuh di punggung Avicennia. Zona atau di tengah-tengah vegetasi mangrove yang mengarah ke laut atau pantai Jenis ini sangat bergantung pada akar pernapasan untuk mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga diperlukan banjir yang sangat lama

5. Mangrove tabular

Mangrove jenis ini berbentuk pohon dan mempunyai akar berbentuk tabular yang menjalar ke samping, meliuk-liuk dan membentuk celah-celah. Kulit batangnya berwarna kuning kecokelatan muda, tipis dan terkelupas. Daunnya cukup tebal, tersusun berpasangan, dan ada pula yang tunggal pada batang. Daunnya berbentuk elips atau bulat telur terbalik dengan ujung membulat. Buahnya berbentuk bola atau kelapa dengan cangkang berwarna coklat kehijauan. Di dalam buahnya terdapat biji kayu besar berbentuk tetrahedral.

6. Nipah (Nypa fruticans), tumbuhan bakau mirip palem

             Nipah merupakan salah satu jenis tumbuhan bakau yang biasa tumbuh di hutan bakau air payau (daerah barat laut). Hutan nipah tersebar di sepanjang pesisir pantai Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.Nipah banyak dimanfaatkan di masyarakat antara lain untuk pembuatan atap rumah, berbagai kerajinan tangan, kayu bakar dan sapu, serta beberapa produk seperti gula jawa, tepung terigu dan makanan olahannya sebagai obat lambung dan kencing manis serta sebagai obat. untuk menurunkan demam pada masyarakat pesisir Banyuasin, Sumatera Selatan. Sementara itu, masyarakat pesisir di Aceh meyakini air rebusan daun nipah berkhasiat mengobati penyakit kanker dan sakit gigi. Ciri morfologi pohon adalah pohon palem tanpa batang di permukaan, tetapi batangnya berada di bawah tanah sebagai tempat tumbuhnya. dan membentuk sebuah potongan. Daunnya menyerupai daun kelapa dengan garis tengahnya. Daunnya berduri dan runcing. Buahnya bergerombol dengan butiran bulat, berwarna coklat, kaku dan berserat. Tiap buahnya mengandung biji berbentuk telur.

7. Terunto (Lumnitzera littorea)

              Lumnitzera littorea adalah spesies bakau dalam keluarga Combretaceae yang dikenal secara lokal sebagai terunto. Masyarakat sering memanfaatkan kayu bakau jenis ini sebagai kayu bakar dan bahan bangunan. Ciri-ciri morfologi pohon adalah selalu hijau dan menyebar.Ia memiliki akar pernapasan berbentuk lutut yang berwarna coklat tua. Kotak tersebut memiliki celah atau retakan memanjang. Daunnya keras atau kaku, agak tebal, berdaging, berbentuk telur terbalik dengan ujung membulat. Daunnya bergerombol di ujung dahan berbentuk salib dengan bantalan sederhana. Bunganya berwarna merah cerah. Buah berbentuk vas berwarna hijau.Teruntum banyak tumbuh di daerah tropis dan merupakan salah satu jenis mangrove sejati yang hanya dapat tumbuh di tepian mangrove yaitu dipinggiran mangrove, sehingga tanaman ini menjadi salah satu penanda zona peralihan antara mangrove dan mangrove.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun