Kemampuan ini sangat diperlukan di dunia kerja. Ketika pengambilan keputusan perlu cepat, maka kemampuan literasi menjadi penting. Disini saya tidak akan mengulas mendalam. Yang saya tekankan adalah kemampuan menulis.
Ada pendapat yang menyatakan tingkatan intelektualitas tertinggi dimulai dari mendengar, mendengar dan melihat, membaca, kemudian menulis. Menulis perlu menjadi kebiasaan. Tidak sekadar menulis status di media sosial. Namun tulisan yang mampu memberikan informasi atau sikap maupun solusi terhadap suatu topik.
Mengasah kemampuan menulis dapat dilakukan dengan membuat blog/website. Blog dengan trafik tinggi bisa menjadi tambang rupiah. Jejak digital melalui tulisan juga akan mempermudah calon tempat kerja  menilai kita. Terutama buat mereka merasa dirinya pendiam/ introvert.
Kedua, content creator. Beberapa tahun terakhir kita disuguhkan dengan munculnya selebgram dan youtuber yang mayortitas jualan konten. Sebuah peristiwa/produk dikemas sedemikian menarik atau unik agar banyak yang menonton. Dari situ pundi-pundi rupiah akan mengalir.
Content creator sangat diperlukan institusi, baik pemerintah, swasta, maupun individu. Content creator mempunyai peran kehumasan. Humas merupakan wajah dari suatu institusi.
Ketika adanya keterbatasan durasi atau ruang dalam menyampaikan informasi ke publik, maka peran content creator sangat diperlukan. Misalnya hasil penelitian 10 lembar dikemas hanya dalam satu lembar flyer atau video durasi 60 detik.
Tentunya untuk menjadi content creator diperlukan kemampuan mengusasi tool/software/hardware/gadget. Inilah yang perlu diasah dari sekarang. Bisa belajar sendiri  maupun mengikuti short course.
Ketiga, networking dan marketing. Kemampuan dalam menjalin hubungan baik kepada sesama atau institusi sangat diperlukan. Sebagai pekerja di pertanian saya berikan contoh terkait jaringan pemasaran. Permasalahan pertanian ada banyak, dari hulu hingga hilir. Yang akhir-akhir ini mencuat dan acap terjadi adalah jatuhnya harga komoditas (misalnya sayuran dan jagung) di beberapa tempat.
Dengan kita menguasai jaringan pemasaran, misalnya dengan mekanisme pasar lelang diharapkan dapat membantu menjaga harga relatif stabil serta memutus rantai distribusi agar meminimalkan permainan harga.
Penguasaan jaringan pasar tentu akan membuat posisi tawar kita tinggi. Sehingga dapat 'menekan' petani untuk mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) atau Good Practice Prosedur (GAP) dalam melakukan produksi komoditas pertanian yang lebih baik kualitasnya. Penyuluh pertanian yang mengusai jaringan pemasaran akan dimudahkan dalam memberikan materi penyuluhan ke para petani binaanya.
Keempat, pendidikan. Terlepas dari hasil survei BPS diatas, pendidikan penting untuk ditingkatkan. Apabila Anda berkeinginan bekerja menjadi ASN peneliti sekarang syarat minimal harus S2. Bukan tidak mungkin kedepan berbagai jabatan fungsional di Kementerian/Lembaga mensyaratkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.