Dalam mitologi Hindu banyak dikenal adanya dewa-dewa. Salah satu dewa dalam mitologi Hindu yang cukup terkenal adalah Ganesha. Ganesha digambarkan berkepala gajah dengan belalai, badan manusia, sedangkan kaki berbentuk kaki manusia tetapi sangat tambun. Tugas utama Ganesha menurut mitologi Hindu adalah sebagai menghadang semua rintangan bagi orang-orang yang berbuat baik.Â
Dengan tugas demikian, orang menempatkan arca Ganesha tidak hanya di bangunan suci, tetapi juga di tempat-tempat penting lain, seperti perempatan jalan dan di bawah pohon.Â
Ganesha juga dianggap sebagai dewa kebijaksanaan. Arca Ganesha yang berasal dari Pejambon termasuk dalam kelompok yang digambarkan oleh Brumund dan Krom sebagai arca yang telah mendapat pengaruh Hindu-Buddha tetapi telah mengalami percampuran dengan kepercayaan asli. Dahulu diperkirakan keberadaan Arca Gajah Tipe Megalitik ini digunakan sebagai salah satu media pemujaan leluhur oleh masyarakat di sekitar Pejambon Lor Cirebon.
Setelah kita mengetahui Arca Gajah Tipe Megalitik yang berasal dari Pejambon Lor Cirebon ini membuat kita semakin mengetahui juga bagaimana latar belakang dari sebuah mitologi hindu yang ternyata dahulu itu terdapat dewa-dewa yang dipercaya bahwa sang dewa-lah yang akan senantiasa membantu serta menolong mereka di segala kondisi yang kemudian digambarkan melalui sebuah media batu atau arca tersebut.Â
Tidak hanya itu kita juga menjadi lebih kenal dengan ciri dari bentuk arca yang ada di masa megalitik. Seiring berjalannya waktu mungkin kini tradisi lokal yang berada di Cirebon sudah berubah karena adanya pergantian masa dan juga masuknya agama Islam ke daerah Cirebon.
Kehadiran Museum Sri Baduga dengan segala koleksi peninggalan sejarah Jawa Barat membuat kita tetap mengetahui apa yang sebenarnya menjadi asal-usul sebuah budaya yang beredar di sebuah daerah.Â
Hilangnya sebuah benda sejarah sebagai bukti kehadiran suatu ciri khas bisa menghilangkan identitas sebuah budaya yang ada, berkurangnya cerita dari seorang orang tua atau mungkin dahulu kita seringkali mendengar bagaimana kakek atau nenek di masa mudanya yang melakukan berbagai kegiatan yang kini sudah tidak lagi dilakukan atau bahkan ditinggalkan karena beranggapan bahwa itu sudah terlalu kuno lagi untuk tetap dilakukan di masa sekarang.Â
Semua faktor tersebutlah yang bisa menjadikan generasi muda tidak mengetahui apa saja yang sebenarnya ada di daerah yang sekarang mereka tempati. Karena mulai banyak masyarakat yang tidak mengetahui sejarah daerahnya sendiri akibat banyaknya budaya baru yang masuk hingga adaptasi budaya dari negara lain yang membuat banyak masyarakat lupa akan keberadaan budayanya sendiri yang lebih banyak dan unik.
Dengan berkunjung ke museum, kita bisa menambah pengetahuan akan keberadaan benda atau cerita di masa lampau, bisa mengingatkan kita atas keberadaan benda yang dahulu sangat membantu kehidupan sehari-hari masyarakat pada masanya, kemudian kita juga bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di masa itu sehingga bisa terbentuknya sebuah benda yang memiliki nilai tinggi dalam sebuah budaya.Â
Selain itu, Keragaman bentuk, warna, bahan dasar, hingga proses pembuatannya bisa membuat kita menjadi lebih menghargai keberadaan peninggalan sejarah Jawa Barat tersendiri.
Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus sangatlah perlu memperhatikan sebuah hal-hal kecil yang bisa merubah, menggantikan, atau bahkan merusak keaslian budaya Jawa Barat yang kita miliki yang nantinya bisa berguna di kemudian hari dan dilestarikan kembali agar tetap terjaga keberadaannya.Â