Mohon tunggu...
Novemia Putri Pratiwi
Novemia Putri Pratiwi Mohon Tunggu... Penulis - Enjoy

Jangan lupa membaca ya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Novel Ayat-ayat Cinta Menggunakan Pendekatan Sosiologi Sastra

9 Oktober 2023   14:37 Diperbarui: 9 Oktober 2023   14:41 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sosiologi karya sastra sebagai cerminan masyarakat

Sosiologi sastra dari isi karya sastra tersebut, menjelaskan tentang kondisi-kondisi atau cerminan sosial masyarakat Mesir saat itu, dan masalah-masalah sosial yang ada, kemudian juga interaksi-interaksi sosial. Berikut analisis novel Ayat-ayat Cinta menggunakan pendekatan sosiologi sastra:

  • Kondisi sosial

Dalam novel ini sang pengarang menceritakan banyak sekali kondisi sosial yang di hadapi oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di Mesir, terutama yang dialami Fahri(tokoh utama dalam novel tersebut).

Kondisi sosial masyarakat

Penulis menceritakan bagaimana kondisi sosial orang Mesir saat itu, tentang cuaca yang sangat panas di mesir apalagi pada musim kemarau seperti apa yang di ceritakan oleh penulis, kemudian bagaiman cara membaur dengan orang Mesir, mengerti akan sifat-sifat umum orang-orang mesir, meredam kemarahan orang Mesir dengan menyuruhnya membaca sholawat dikemas dalam kehidupan Fahri, terutama pada saat menenangkan orang-orang mesir yang marah melihat tiga orang Amerika di metro, kemudian Fahri meredakan amarah orang-orang di metro tersebut

Kerukunan antar umat beragama sangat terasa di negara Mesir saat itu, walaupun keluarga Maria beragama kristen koptik namun Fahri dan teman-temannya menjalin hubungan baik dengan keluarga tersebut, sifat tolong menolong antar sesama manusia tinggi di Mesir, penulis menggambarkan dengan masalah yang menimpa Noura.

Kondisi budaya

Budaya Mesir sangatlah berbeda dengan budaya Indonesia tempat asal sang penulis, karena sang penulis pernah menimba ilmu di mesir jadi dia mengerti tentang budaya atau kebiasaan orang-orang mesir, dia menuliskan banyak sekali budaya-budaya orang Mesir dalam novel ini, seperti pada saat orang Mesir saat mengungkapkan rasa kagum, berterima kasih, meminta maaf, kepada orang yang lebih muda dia akan mencium kening orang tersebut, hal itu sama dengan yang di tuliskan pengarang pada saat Fahri meluluhkan hati orang-orang Mesir yang marah kepada tiga orang Amerika, dan pada saat Fahri memberi kabar tentang kelulusannya kepada Syaikh Ahmad, karena kagum dan ikut bahagia Syaikh itu mungecup kening Fahri berulang kali.

Kondisi politik

Indonesia memiliki badan negara yang berada di Mesir yaitu KBRI yang bertujuan mengurus WNI yang berada di mesir, tapi oknum-oknum yang berada di KBRI tersebut kurang serius menangani masalah-masalah yang dialami WNI atau membantu para mahasisawa-mahasiswi asal indonesia di Mesir, hal ini di tuliskan di saat Fahri tersandung masalah dengan kepolisian karena dituduh telah memperkosa Noura, tapi orang-orang KBRI tidak bisa berbuat banyak dengan kasus yang melanda Fahri, mereka terkesan angkat tangan dengan kasus itu, dan juga kekecewaan penulis yang pernah menjadi mahasiswa di Mesir terhadap keacuhan pihak KBRI pada saat mahasiswa mengajukan proposal untuk mengadakan kegiatan untuk meningkatkan ilmu ekonomi islam mahasiswa indonesia di Mesir, tetapi proposal itu di tolak dengan berbagai alasan.

  • Masalah-masalah sosial

Dalam novel ini penulis menerangkan bagaimana semestinya cara berinteraksi antar seorang muslim dengan orang lain yang berbeda gender, dan juga bagaimana memperlakukan orang-orang yang berlainan agama, berinteraksi dengan sesama manusia dan juga interaksi dengan Sang pencipta.

Interaksi seorang muslim dengan wanita

Sebagai seorang muslim penulis memjelaskan cara berinteraksi seorang laki-laki dengan wanita, hal ini sangat sering di singgung dalam kisah kehidupan Fahri dalam menjalin hubungan dengan teman-teman mahasiswi dari Indonesia dan juga wanita-wanita Mesir lain, dia melakukan interaksi sosial dengan para wanita sesuai dengan tuntunan Rosul, dengan tidak saling bersentuhan satu sama lain selam belum menjadi muhrimnya, dan juga bagaimana dia berinteraksi sehari-hari dengan Maria seorang wanita non-muslim.

Interaksi seorang muslim dengan non-muslim

Sebagai seorang muslim yang baik penulis menggambarkan bahwa sebagai muslim sebaiknya tidak memusuhi dan membeda-bedakan orang yang non-muslim, dia juga menganggap keluarga maria seperti keluarganya sendiri walaupun keluarga maria beragama kristen, dan itu tidak di permasalahkan Fahri, dan juga dalam situasi saat bertemu dengan tiga orang Amerika yang non-muslim, Fahri malah menjalin hubungan dengan salah seorang dari Amerika tersebut, yang kemudian mendapat hidayah karna telah membaca kitab yang diterjemahkan maria yang berjudul "Why Does the West Fear Islam?" dan jawaban-jawban Fahri tentang "wanita dalam Islam". Dan kemudian jawaban-jawaban serta tejemahan itu dijadikan buku oleh Alice wartawani dari Amerika.

Interaksi antar manusia

Sang penulis menggambarkan seorang muslim harus saling tolong menolong, hal ini di tuangkan dalam novel saat Noura tetangganya mendapat masalah Fahri menolongnya sampai masalahnya tuntas,dan juga dengan tengga walaupun tidak seiman kita harus mempunyai tenggang rasa, pada Madame Nahed dan Yousef ulang tahun, sebagai seoarang tetangga yang baik Fahri memberikan hadiah ulang tahun kepada keduanya.

Tata cara seorang muslim untuk mencari dan memilih pasangan hidup yang berdasarkan pada teladan Rosul juga sangat ditonjolkan dalam novel ini, sekaligus menjadi garis besar atau tema dari novel yaitu tentang cinta, bagaiman kita harus mencintai sesuatu dengan semestinya, penulis menggambarkan bagaimana seorang muslim memilih calon istri sesuai dengan apa yang telah di teladankan oleh Rosul, pada saat Fahri memilih Aishah sebagai istrinya, dan apa yang akan diberikan Allah jika melakukan hal itu adalah berkah yang sangat manis seperti setelah Fahri menjalani rumah tangga dengan Aishah, penulis menyajikan cinta terhadap pasangan yang sangat indah akan di restui oleh Allah.

Interaksi dengan Tuhan

Penulis memberikan contoh seorang muslim yang harus taat dan patuh terhadap segala perintah dan larangan-larangan Allah swt, dan selalu menteladani sifat-sifat Rosul di setiap kondisi apapun, sifat-sifat ini di tuangkan penulis pada tokoh utama dalam novel yaitu Fahri, dia selalu tawakal dan sabar dalam menjalani kehidupan di Mesir yang iklim nya tidak cocok dengan negara asalnya, dan pada saat dia di fitnah oleh Noura yang sebelumnya sudah ditolong olehnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun