Bismillahirrahmanirrahiim
Setiap kehidupan di dunia, tentu tidak lepas dengan apa yang dikatakan dengan ujian. Ujian seberat dan serumit apapun Allah lebih tahu bahwa itulah ujian yang sanggup engkau lalui.
Seperti pada sebuah firman Allah pada surat al-Baqarah [2] ayat 286 yang berbunyi:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ ٢٨٦
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286).
Meski sebagian besar orang telah paham bahwa ujian yang menghampiri tiap-tiap kehidupan manusia itu berdasar takaran kemampuannya, tetapi orang-orang masih saja risau akan kehidupannya.
3 Hal yang sering kali dirisaukan manusia:
1. Penilaian Orang Kepada Kita
Jika setiap manusia selalu ingat bahwa orang lain yang menilai kita itu hanya seorang hamba, tentu saja yang namanya hamba tidaklah terlepas dari lupa dan alpa.
Lantas, untuk apa kita harus mencari Rida dari sesama hamba. Bukankah orang lain itu juga akan menilai manusia hanya dari pengetahuan dan sudut pandangnya saja.
Seperti yang sering kali kita ketahui ungkapan dari Sahabat Ali Radhiyallahu Anhu.
Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak mempercayai itu. – Ali bin Abi Thalib
Seperti itulah bagaimana sahabat Rasulullah sekaligus menantu dari utusan Allah. Ia mengajarkan bagaimana setiap inchi langkah dan gerak kita di dunia, cukupkan pada Ridho Allah semata.
2. Kebencian Manusia kepada Kita
Berikutnya yaitu ketika seseorang terlalu memikirkan bagaimana jika manusia membenci dan memusuhinya.
Sementara kita tahu bahwa hidup dan matinya kita hendaknya hanya mengharap Rida Allah subhanahu wa ta'ala semata, lantas untuk apa harus mencari Rida manusia, lalu begitu khawatir pada kebencian manusia. Namun, tidak berpikir jika saja Allah subhanahu wa ta'ala membencinya.
Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً)
“Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya”. HR. Muslim No.3
3. Ancaman Petaka yang Ditujukan kepada Kita
Yang ketiga yaitu kekhawatiran seseorang yang berlebihan akan ancaman petaka kepada kita.
Kita harus yakin bahwa apa pun, tidak akan dapat terjadi dan menimpa kita, jika Allah subhanahu wa ta'ala tidak menghendaki dan menakdirkannya kepada kita.
Meski berat meyakininya, tetapi kita wajib sanggup menpercayainya. Bagaimana supaya yakin?
Tentu saja dengan senantiasa memupuk dan merawat keimanan kita dengan cara mengkaji agama mulia ini.
Surat At-Takwir Ayat 29
وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
Cukupkan diri kita agar selalu yakin kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Maka kita akan tenang dan tidak lagi Risau.
Alhamdulillah, Al afwu minkum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H