Mohon tunggu...
Novella Hikmi
Novella Hikmi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Buku-buku Islam

Perempuan Jawa Ingin menebar manfaat melalui rangkaian aksara.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pemicu Gagal di Bulan Ramadan Karim

5 Mei 2022   18:03 Diperbarui: 5 Mei 2022   18:09 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: jurnalmedan.pikiran-rakyat.com

Ramadan adalah satu dari dua belas bulan yang sangat mulia. Bulan yang senantiasa dinanti-nanti segenap kaum muslimin di manapun berada.

Meski euforia penyambutan bulan mulia itu dengan gegap gempita di mana-mana, tetapi tidak jarang kegagalan berpihak pada sebagian kaum muslimin.

Semua itu dapat terjadi disebabkan tidak memiliki kesiapan ilmu dalam menjalani Ramadan.

Kita semua tahu, Allah subhanahu wa ta'ala menjanjikan banyak hal di bulan mulia itu. Namun, ternyata yang didapat hanya berupa lapar dan dahaga.

Kesalahan terbesar sebagian orang adalah perilaku mengkhususkan memaksimalkan ibadah hanya pada malam-malam ganjil di bulan Ramadan.

Jika banyak seperti itu, gemar memilih-milih malam, lantas beramal ala kadarnya ketika bertepatan malam genap. Perilaku seperti ini fix menunjukkan bakhilnya seseorang. Orang yang kerap menghitung-hitung amalnya di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala.

Beberapa Sebab Gagalnya Ramadan diantaranya, yaitu:

1. 10 Hari Terakhir tidak Maksimal

Apa yang menyebabkan tidak maksimal di 10 hari terakhir?

Perkataan Imam Ibnu Rajab, bahwa Ramadan itu memiliki 10 hari dengan tiga bagian, yaitu 10 hari pertama, kedua dan ketiga.

Apabila amal seorang hamba pada 10 hari pertama diterima Allah subhanahu wa ta'ala, maka untuk amalan di 10 hari kedua akan menjadi hari terbaik melebihi 10 hari sebelumnya. Begitu pula berlanjut pada 10 hari ketiga, tidak diragukan lagi.

Kembali mengingat apa yang dikatakan Ibnu Rajab, yaitu: Jaza'ul hasanati, hasanati ba'daha. Amal yang diterima itu akan menjadi magnet atau gaya tarik bagi amal-amal berikutnya.

Jadi suksesnya Ramadan seseorang itu tidak cukup sukses saja pada 10 hari pertama, kedua atau ketiga. Karena sejatinya keberhasilan itu berkesinambungan. 

Jika amalan bagus di 10 hari pertama, tentu pada 10 hari kedua akan lebih taat, apalagi di 10 hari ketiga akan semakin mudah dalam melakukan ketaatan, karena ia yakin dengan janji-janji kemuliaan dari Allah subhanahu wa ta'ala yang jelas-jelas adanya pada surat Al Qodar.

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam, tidak melakukan tiga hal berikut pada 10 hari pertama dan kedua. Beliau hanya lakukan pada 10 hari ketiga, yaitu:

1. Membangunkan keluarganya lebih pagi dari biasanya.

2. Bertekad membangunkan diri sendiri lebih dini dari hari-hari sebelumnya.

3. Tidak mencampuri keluarganya, fokus iktikaf.

Bukti khidmadnya seorang hamba kepada Rabb-Nya dengan memperbanyak dzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Tilawah Al Qur'an.

Begitulah hendaknya cara memaksimalkan 10 hari terakhir seperti yang dicontohkan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.

2. Banyaknya Maksiat telah Diperbuat

Seringnya berbuat maksiat, satu dari sekian sebab seseorang terhalang untuk beramal saleh.

Allah membagi amal saleh itu seperti caranya membagi rizki. Ada seseorang yang dimudahkan melakukan amal saleh seperti mudahnya ia memperoleh Rizki.

Namun, tidak jarang seseorang itu kesulitan beramal saleh dengan sebab banyaknya maksiat yang diperbuat. Sehingga menghalanginya beramal saleh ketika malam-malam kemuliaan itu diturunkan.

3. Perilaku Bakhil dalam beramal Saleh

Telah dijelaskan di awal, fenomena memilih-milih waktu ketika beramal saleh, meski Allah telah menunjukkan bahwa 10 hari terakhir itu terdapat satu malam yang disebut dengan Lailatul qodar. Malam yang setara dengan seribu bulan.

Meski ada sebuah hadits yang menunjukkan Lailatul qodar jatuh pada malam-malam ganjil. Namun, pada surat Al Fajr ayat 2 ditunjukkan bahwa Allah tidak mengkhususkan pada satu malam saja. 

Pada Al Fajr ayat 2 tersebut di sebutkan bahwa "Wala yaalin 'ashr".

Untuk itu hendaknya tetap konsen beramal pada seluruh malam di sepuluh hari terakhir, tidak meremehkan malam-malam genapnya.

Tidak perlu Bakhil dan berhitung-hitung amal di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala.

Berhasil tidaknya Ramadan kita kemarin, bisa kita ketahui apakah pada sebelas bulan pasca Ramadan ini ketaatan satu bulan lalu sama dan berbekas setelahnya.

Mari kita bersama tidak menjadi hamba Ramadan, melainkan hamba Allah subhanahu wa ta'ala sejati. Dengan menunjukkan ketaatan di setiap saat, bukan hanya di dalam bulan Ramadan saja.

Taqobbalallahu Minna wa Minkum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun