Mohon tunggu...
Novelin Silalahi
Novelin Silalahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa Studi Pascasarjana, Analisis Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Uang Digital

26 Juli 2021   13:16 Diperbarui: 26 Juli 2021   13:55 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Uang digital adalah uang yang digunakan dalam transaksi yang menggunakan internet dengan cara elektronik, seperti sistem penyimpanan harga digital, pembelian atau belanja dengan cara elektronik, hingga pembayaran.

Uang digital ini berupa nilai uang yang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip, digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang digital tersebut, dan yang terakhir nilai uang digital disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

Dengan peningkatan penggunaan alat pembayaran dengan uang digital, hal ini dapat berdampak terhadap penurunan permintaan uang di masyarakat. Secara teoritis (Mankiw, 2009), penurunan permintaan uang akan menyebabkan penurunan tingkat suku bunga di pasar uang karena masyarakat akan memilih menggunakan alat pembayaran non tunai yang dibarengi dengan menyimpan uang di bank yang bersangkutan. Hal ini mengakibatkan biaya pinjaman lebih kompetitif, dan meningkatkan investasi perusahaan dan meningkatkan output riil nasional. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan uang digital akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, jika masyarakat menggunakan uang digital maka pengguna uang digital akan merasakan penurunan biaya transaksi dan biaya menunggu dalam melakukan transaksi pembayaran secara tunai (Dias, 1999). Hal ini dikarenakan dengan adanya alat pembayaran non tunai maka transaksi pembayaran akan lebih cepat terlaksana. Di samping itu, terdapat potensi tambahan pendapatan berupa insentif sebagai pemanis yang ditawarkan dari masing-masing penyedia layanan uang digital, seperti potongan harga dan voucher gratis untuk transaksi tertentu.

Kondisi ini akan meningkatkan konsumsi masyarakat, seperti membeli makanan, minuman, pakaian, membayar token listrik, air, paket internet, wifi, pembayaran parkir, tol, pembelian tiket, pembayaran uang sekolah, uang kuliah, hingga ke penggunaan jasa, seperti jasa membersihkan rumah, jasa salon, jasa konsultasi kesehatan, semua ada di dalam genggaman. Setelah transaksi uang digital ini selesai, kita pun dapat memberikan penilaian terhadap transaksi yang kita lakukan.

Penggunaan uang digital juga memiliki resiko dapat digunakan oleh pihak lain, karena

pada prinsipnya uang digital yang hilang tidak dapat diklaim kepada penerbit, juga akan ada peluang untuk boros.

Penting juga untuk menjaga kerahasiaan data konsumen yang diberikan kepada pengelola dompet digital.

Lalu bagaimana tingkat kebutuhan uang digital di masa pandemi saat ini, jika kita lihat dalam kondisi saat ini, dimana  tempat makan hanya boleh take away, dan juga larangan berkerumun, maka uang digital menjadi satu solusi untuk mempermudah transaksi pembelian dan pembayaran, serta mengurangi kemungkinan penyebaran virus covid 19 melalui uang tunai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun