Mohon tunggu...
Novelia Natasya
Novelia Natasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional di UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kerjasama Regional Malaysia-ASEAN dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di Wilayah Asia Tenggara

26 April 2023   09:39 Diperbarui: 28 April 2023   10:43 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 merupakan sebuah wabah virus yang telah menyita perhatian seluruh negara di dunia. Wabah ini disebabkan oleh sebuah virus coronavirus dengan jenis baru SARS-CoV-2 yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019. Virus ini seketika menjadi momok yang mengerikan bagi seluruh masyarakat di dunia karena mampu merenggut ratusan nyawa manusia dengan rentang waktu hanya dalam dua minggu. Seiring berjalannya waktu, persebaran virus ini mengalami peningkatan jumlah kasus, sehingga pada tanggal 11 Maret 2020 World Health Organization (WHO) menetapkan sebagai pandemi.

Persebaran virus ini disinyalir tersebar antara manusia dengan manusia melalui percikan air liur yang keluar saat batuk, bersin, dan berbicara. Selain melalui percikan air liur, virus ini dapat tersebar melalui permukaan benda, sehingga ketika seseorang menyentuh benda yang terkontaminasi dapat tertular. Gejala umum yang dapat dirasakan oleh seseorang yang tertular oleh virus ini biasanya adalah batuk, demam, sesak napas hingga dapat mengalami pneumonia dan belum ada obat antivirus ataupun vaksin yang dapat mengobati dan mencegah persebaran virus tersebut.

Pada Januari 2020, virus ini masuk dan menyebar ke Malaysia yang disebabkan oleh seorang warga Tiongkok dengan indikasi terkontaminasi virus Covid-19 yang sebelumnya juga melakukan perjalanan dari Singapura pada Januari 2020. Pada awalnya, kasus ini dilaporkan hanya terjadi pada warga negara asing hingga sampai pada kasus mulai terjadi pada penduduk lokal pada bulan Maret yang berawal dari adanya pertemuan keagamaan Jamaat Tabligh di Sri Petaling, Kuala Lumpur pada akhir bulan Februari hingga awal Maret 2020 sehingga menyebabkan terjadinya lonjakan peningkatan kasus.

Menghadapi hal tersebut, Perdana Menteri Malaysia mengumumkan langkah yang diambil untuk melawan wabah tersebut dengan menerapkan Movement Control Order (MCO) dengan harapan dapat mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 melalui social distancing yang berlangsung kurang lebih selama satu bulan mulai pada 18 Maret - 12 Mei 2020. Sejak diterapkannya MCO, Malaysia dilaporkan menjadi negara dengan angka keberhasilan sembuh tertinggi di kawasan Asia Tenggara, sehingga penerapan MCO terbukti efektif. Kegigihan Malaysia dalam menangani kasus wabah penyakit Covid-19 ini juga mendapat pujian dari WHO.

Respon ASEAN Terhadap Pandemi Covid-19

Jalinan relasi kedekatan yang kuat dan saling terkait yang dimiliki oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam berbagai bidang, seperti pariwisata dan perdagangan, mempermudah virus tersebut tersebar masuk ke negara-negara di sekitarnya. Hal tersebut tentunya menyebabkan negara-negara ASEAN melakukan berbagai bentuk kebijakan sebagai langkah tindakan dalam mencegah terjadinya penyebaran virus Covid-19. Hingga pada akhirnya, ASEAN mengadakan pertemuan sebagai bentuk tanggapan terhadap merebaknya Covid-19. 

Sebagai bentuk upaya pencegahan pandemi, ASEAN membentuk empat mekanisme yang dapat dilakukan sebagai pencegahan pandemi ini dengan berada di bawah payung ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). Empat mekanisme tersebut adalah sebagai berikut:

  • The ASEAN Health Ministers and ASEAN Plus Three Health Ministers
  • ASEAN Plus Three Senior Officials Meeting for Health Development (APT SOMHD)
  • The ASEAN Emergency Operations Centre Network for Public Health Emergencies (ASEAN EOC Network)
  • ASEAN BioDiaspora Virtual Centre for Big Data Analytics and Visualization (ABVC).

Dalam menghadapi pandemi ini, fokus perhatian utama ASEAN adalah kesehatan seluruh warga negara serta berusaha untuk memulihkan keadaan ekonomi yang sebelumnya mengalami penurunan sebagai akibat dari penerapan kebijakan seperti social distancing, lockdown, dan pembatasan kegiatan sosial di beberapa negara ASEAN.

Kontribusi Malaysia dalam Kerjasama Menghadapi Pandemi di ASEAN

Malaysia merupakan salah satu negara anggota aktif ASEAN yang berhasil menekan angka penyebaran Covid-19 dan menjadi negara dengan angka kesembuhan paling tinggi di Asia Tenggara. Hal tersebut tentunya tak luput dari kontribusi berbagai pihak dan elemen yang terus berupaya untuk mengurangi penyebaran dengan menerapkan berbagai strategi, seperti salah satunya adalah penerapan MCO. MCO dinilai sebagai salah satu strategi ampuh dan efektif untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Malaysia dengan melakukan pembatasan perjalanan antar negara serta memperkuat protokol kesehatan di perbatasan, sehingga dapat menjadi contoh yang dapat diterapkan di negara anggota ASEAN lainnya.

Sejak pengumuman wabah resmi di Tiongkok, ASEAN EOC yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan Malaysia berupaya untuk menyediakan platform untuk para pejabat negara anggota ASEAN yang bertugas di pusat pencegahan dan pengendalian penyakit agar dapat saling bertukar informasi secara real time melalui platform komunikasi seperti WhatsApp. Komunikasi tersebut dapat berupa pertukaran informasi terbaru mengenai perkembangan penanganan kasus Covid-19 yang selanjutnya dapat diinformasikan kepada masyarakat luas sehingga dapat mencegah tersebarnya hoaks.

Kemudian, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh Malaysia dengan negara anggota ASEAN adalah melakukan special video conference the ASEAN Plus Three Senior Officials Meeting on Health Development (SOMHD) on 2019-nCoV yang berlangsung pada 3 Februari 2020. Dalam konferesi tersebut, para pejabat kesehatan saling membagikan informasi, update teknis, dan kendala atau tantangan terkini dalam upaya pencegahan dan respon yang dilakukan oleh setiap negara, serta melakukan penekanan terhadap penggunaan mekanisme kesehatan regional yang diberlakukan oleh Kerjasama Sektor Kesehatan ASEAN, yaitu ASEAN Risk Assessment and Risk Communcation Centre (ARARC) yang dipimpin oleh Malaysia.

Selain itu, Malaysia bersama negara anggota ASEAN juga bekerjasama dalam penelitian, produksi ataupun pembelian, dan pendistribusian vaksin Covid-19 ke negara anggota ASEAN. Riset ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi dan mempercepat produksi vaksin Covid-19 di negara-negara anggota ASEAN.

Malaysia berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam setiap pertemuan para Menteri Kesehatan negara-negara anggota ASEAN dengan membagikan pandangannya mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran wabah ini dalam kurun waktu singkat. Dampak yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 dan penerapan kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut membuat ekonomi setiap negara anggota ASEAN mengalami penurunan drastis, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat juga memburuk sehingga dengan menjalin kerjasama bersama para negara anggota ASEAN diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Dalam hal ini, kerjasama yang dilakukan antara Malaysia dan ASEAN merupakan bagian dari politik luar negeri Malaysia yang dapat memperlihatkan peran dan komitmen Malaysia sebagai negara yang aktif dalam menjalin hubungan kerjasama regional dan internasional. Kerjasama ini juga sebagai bentuk solidaritas antar negara kawasan dalam menghadapi tantangan krisis kesehatan global. Walaupun terdapat berbagai macam tantangan yang menjadi kendala, Malaysia bersama negara anggota ASEAN harus terus saling berusaha untuk bersama-sama mengatasi virus Covid-19 dan berupaya untuk pemulihan pasca pandemi terlebih di kawasan Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun