"Tidak apa-apa, Pak. Kali ini kita pakai google maps saja ya! Bapak tinggal ikuti arahan saya." Ternyata dari lokasi terakhir yang keliru hanya berjarak 100 meter saja untuk sampai di titik kumpul dan saat saya lihat bangunan megah dengan arsitektur pintu utama bertulis Zebaoth, yakinlah saya sudah sampai titik kumpul apalagi dikuatkan oleh GMaps yang memberi notifikasi tujuan anda telah sampai.
Fiuhhh, sepertinya acara belum dimulai karena saya lihat beberapa peserta masih melihat-lihat sekitar gereja. Saya dipandu untuk ambil goodie bag yang berisi notes, pulpen, kaos dan pin name. Panitia dari Yayasan Cahaya Guru benar-benar bekerja gesit dan terkoordinasi sehingga saya khususnya dan peserta lain terlayani dengan baik. Gereja Zebaoth sendiri tampak megah dan elegant layaknya kastil yang sering saya lihat dalam film Harry Potter. Benar saja, tak berapa lama saya sudah berkenalan dengan beberapa guru, sebut saja Bu Andriyani guru di Kota Bogor yang kontak whatsapp-nya membingungkan karena tertulis Mama Joni atau ada lagi Bu Mega guru TK dari Jakarta yang pin name tertulis Meta. Agar saya tak salah sebut nama saya selalu ingat batik mega mendung, khas dari Cirebon. Ada pula Bu Henny entahlah Heny H atau Heny G yang selalu tersenyum, sibuk sana sini mengurusi peserta.
Banyak sekali yang ingin saya tulis dan ini adalah bagian pertama (prolog pembuka) dari kegiatan seharian Peace Walk 2024. Nantikan tulisan berikutnya mengenai Gereja Zebaoth Bogor - Gereja Megah berjuluk Gereja Ayam (Part 2), Gereja Katedral Bogor - Gereja Beatae Mariae Virginis (Part 3), Klenteng Pha Kho Bio-Klenteng Tertua di Kota Bogor (Part 4) dan terakhir Vihara Dhanagun-Wihara Tiga Abad di Kota Bogor (Part 5).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H