Siapa yang hobi jalan??? cungggg...!!! pasti banyak deh, tapi nggak semua orang dapat kesempatan untuk jalan-jalan dengan teman sefrekuensi yang belum saling kenal tapi punya vibes positif.
Jadi ceritanya saya dapat kesempatan untuk naik kapal perang TNI AL KRI Radjiman Wedyodiningrat 992 bersama komunitas Travelers Kompasiana (Koteka) trip 26 dalam acara Deklarasi Gerakan Nasional Penguatan Pancasila untuk Generasi Millenal dan Gen Z.
Acara tersebut diprakarsai oleh BPIP RI (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia) bersama TNI Angkatan Laut Koarmada I dan peserta dikoordinir oleh Wisata Kreatif Jakarta dan alhamdulilah Koteka mendapat slot pada acara tersebut.
Hari Sabtu, sudah saya tandai jauh hari sejak saya terpilih menjadi salah satu peserta. Sebenarnya Sabtu, 31 Agustus saya sudah mendaftar untuk mengikuti workshop menulis di Taman Ismail Marzuki, akhirnya saya berikan tiket saya pada teman sehobi untuk mengikuti workshop itu, karena kapan lagi dapat kesempatan untuk berlayar dalam kapal perang TNI? awalnya saya mau berangkat pukul 4.00 WIB subuh, tetapi apa daya, saya baru bangun jam 5.00 pagi, setelah salat subuh dan persiapan ini itu, pukul 06.00 pagi saya baru on the way dari Bekasi.
Menggunakan moda transportasi KRL berangkat dari stasiun Tambun dengan tujuan stasiun Tanjung Priok. Sayangnya saat tiba di stasiun Jakarta Kota, KRL rute tanjung priok baru akan tiba sekitar 30 menit kemudian. Ya sudahlah saya naik ojek online hingga pelabuhan Tanjung Priok.
Dari pengalaman itu, saya baru tahu ternyata bisa saja turun di stasiun Bandan atau stasiun Ancol lanjut ojek ke Pelabuhan Tanjung Priok, lebih murah dan lebih dekat pula. Driver ojol sangat ramah dan saya diantar hingga terminal penumpang karena jika hanya di pintu masuk, jalan lagi ke terminal penumpang cukup jauh juga, belum lagi luasnya pelabuhan akan buat siapapun yang baru pertama menginjak pelabuhan celingak celinguk kebingungan apalagi saat itu saya dituntut cepat berlomba dengan waktu, telat sedikit bisa ditinggal berlayar nanti.
Pengalaman berlayar itu membuat saya memiliki pengetahuan dan teman-teman baru yang sangat positif. Ternyata KRI Radjiman Wedyodiningrat adalah kapal bantu rumah sakit dan belum lama dikirim ke Palestina untuk misi kemanusiaan distribusi obat-obatan dan kesehatan untuk korban perang.
Di dalam kapal sendiri tersedia ruang rawat sampai ruang melahirkan, juga tersedia 2 ambulans berbentuk kapal kecil yang diletakkan di kanan kiri sayap kapal, ada pula sekoci yang dapat digunakan dalam keadaan darurat.
Oh ya sebelum berlayar, semua peserta diberikan panduan jika terjadi kebakaran atau lambung kapal bocor bagaimana menggunakan safety vest atau jaket pelampung.
Ternyata hanya ditiup kecil, jaket itu sudah menggembung layaknya balon. Saat itu saya berdoa, semoga saja perjalanan berlayar itu aman dan lancar tanpa perlu merasakan situasi kegawat daruratan yang dipaparkan.
Saat kapal sudah lepas jangkar, wahhh...tidak terasa sama sekali jika kapal berlayar. Saya sampai memastikan apakah benar kapal sudah berjalan dengan melihat pelabuhan dan kapal-kapal lain menjauh.