film yang udah mereka perankan selama ini sampai pada akhirnya mereka bisa main film bareng di The Architecture of Love yang bikin kita gregetan sama perjalanan cinta mereka di film ini. Film The Architecture of Love ini merupakan adaptasi dari karya novel Ika Natassa dan film ini disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja. Putri Marino sebagai Raia Risjad dan Nicholas Saputra sebagai River Jusuf, ada apa dengan mereka?
Siapa sih yang ga kenal sama Nicholas Saputra dan Putri Marino? Aktor dan aktris berbakat punya Indonesia nih! BanyakDimulai dengan kisah seorang penulis terkenal di Indonesia yang karyanya diangkat menjadi sebuah film berjudul Rindu. Raia Risjad, perempuan cantik dengan kulit eksotis khas wanita Indonesia dan memiliki senyuman manis. Bukunya yang berjudul Rindu sendiri terinspirasi dari sang suami sebagai bentuk rasa sayang dan terima kasih karena sudah menemani perjalanan Raia selama menjadi penulis. Namun, perjalanan cinta yang Raia kira mulus ternyata berujung hancur akibat suami yang berkhianat.Â
Akhirnya Raia memutuskan untuk lari ke New York yang bagi dirinya tempat tersebut adalah tempat yang paling romantis, sampai pada akhirnya Raia bertemu dengan arsitek yang juga berdarah Indonesia bernama River Jusuf. River si manusia misterius yang ternyata menyimpan luka mendalam akibat trauma di masa lalu, River sendiri masih 'hidup' di masa lalu tersebut.Â
Kalian bisa bayangin ga sih dua orang yang punya kenangan pait soal percintaan di masa lalu dipertemukan? Yang satunya mikir kayaknya dia deh orangnya, yang satu lagi masih terbayang-bayang masa lalu. Bayanginnya aja udah kayak WADUHH??? Nah karena aku udah nonton filmnya, aku mau kasih review mengenai film The Architecture of Love ini, worth to watch ga sih?
KELEBIHAN FILM
- Latar Belakang Cerita
Dengan latar belakang kota New York khususnya pada saat mengunjungi tempat-tempat menyimpan sejarah yang menambah kesan romantis dan hal paling berkesan adalah ketika River menjelaskan sejarah setiap gedung yang dikunjungi sehingga wawasan penonton juga makin luas tentang New York.
- Chemistry Raia dan River
Duh kalo kalian nonton film ini dijamin senyum senyum sendiri deh. Interaksi yang ga lebay jadi penonton bisa merasakan juga ada sesuatu yang mulai tumbuh di antara mereka, tapi masih tetap terbayang bayang trauma masa lalu nih.
- AktingÂ
Mulai dari tokoh utama sampai dengan tokoh protagonis, emosi yang mereka tunjukkan bisa penonton rasaka juga. Siapa yang gregetan sama Bapak Sungai alias River? AKU! Pas nonton tuh penasaran banget sama River, kenapa sih dia sampe segitunya? Rasa sedih dan trauma yang Raia alami juga bisa aku rasain pas nonton, akting Putri Marino emang jangan diragukan lagi.
KEKURANGAN FILM
- Plot Kurang Smooth
Kenapa aku bilang plot kurang smooth? Karena ada beberapa scene yang terkesan terlalu dipaksakan atau terburu-buru. Contohnya plot ketika Diaz menyatakan cintanya kepada Raia yang buat aku mikir kok bisa? Sedangkan interaksi di antara mereka sedikit banget.
Menurut aku sendiri film The Architecture of Love ini minim kekurangan, aku selama nonton tuh enjoy banget! Senyum-senyum sendiri dan ada keselnya juga sama pak Sungai, tapi aku cukup ngerti sih karena namanya trauma masa lalu yang pastinya berat untuk kita lupakan dan butuh melewati berbagai langkah supaya bisa sampai ke tahap sembuh itu ga gampang.
Ada dialog yang buat aku terkesan di film ini, yaitu ketika Erin bilang "ga ada orang yang terbiasa sakit hati meskipun udah berkali-kali" Ya bisa dipahami kalo namanya sakit hati tetep sakit gitu loh. Orang datang dan pergi itu ga bisa kita hindari, jadi kita harus bisa berdamai dengan keadaan dan diri kita sendiri sampai tiba saatnya kita menemukan yang dicari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H