Minyak Bintang merupakan salah satu warisan leluhur suku dayak. Â Dulunya, minyak Bintang tidak digunakan untuk pengobatan, namun dipercaya akan membuat orang yang meminumnya panjang umur dan tidak bisa mati. Tujuan masyarakt suku tersebut menggunakan ilmu minyak bintang agar dapat bertahan dari serangan para musuh. Karena dulunya masih sering terjadi peperangan antar suku. Menurut kepercayaan masyarakat sana, kistimewaan dari ilmu minyak bintang ini adalah dapat menghidupkan pemiliknya yang mati terbunuh.
Adapun cara pemakaian dari ilmu minyak bintang ini adalah dengan meminum beberapa tetes minyak bintang pada malam hari agar dapat bertahan seumur hidup. Namun minyak bintang tidak dapat berfungsi apabila orang yang terbunuh organ tubuhnya dipotong-potong secara terpisah dan dikuburkan saling berjauhan. Â
Ritual ini dilakukan pada malam hari yang cerah dan dipenuhi bintang-bintang di langit. Kemudian para suku melakukan ritual dimana mereka duduk menghadap orang yang akan dihidupkan kembali. Kemudian ketua suku berdiri memegang sebotol kecil dengan tutup yang terbuat dari sabut kelapa. Lalu ketua suku akan mengoleskan cairan dalam botol tadi menggunakan benda yang menyerupai lidi berukuran besar yang sebelumnya telah didoakan oleh ketua suka. Olesan tersebut diberikan di atas bibir orang yang telah meninggal hingga dimasukkan ke dalam seluruh bagian mulut.
Disamping itu, suku-suku lain yang masih terduduk terus melafalkan mantra-mantra. Setelah dioleskan, orang yang mati tadi akan mulai bergetar badannya akibat reaksi dari minyak bintang itu. Ritualpun malam itupun selesai dilakukan. Kemudian saat pagi harinya orang yang menggunakan minyak bintang akan mandi menggunakan air hangat yang dicampur rempah-rempah dengan dipertontonkan masyarakat di tengah-tengah aktivitasnya. Dan saat itu juga, air bekas mandi tadi akan selalu digunakan kembali untuk mandi oleh masyarakat.
Ada yang berpendapat bahwa terdapat resiko dan konsekuensi yang harus ditanggung seumur hidup oleh orang yang menggunakan minyak bintang baik sekedar untuk mengobati luka terutama jika digunakan untuk membangkitkan orang yang sebenarnya sudah tiada atau meninggal. Menurut beberapa pendapat orang asli suku tersebut, bahwa minyak bintang memang benar dapat menolong dan mengobati namun dapat membawa sial dan dan kutukan bagi mereka yang menggunakannya. Karena kandungannya yang berisi banyak unsur supranatural. Adapun konsekuensinya yaitu, Â orang yang menggunakannya nanti akan lebih peka terhadap dunia tak kasat mata atau bahasa lain terbuka mata batinnya. Namun bagi mereka yang sampai menelan minyak bintang (untuk menghidupkan kembali mereka yang mati) konsekuensi yang diterimanya, Â mereka akan terus menerus merasa lapar dan tidak dapat dihilangkan dengan makanan apapun serta akan sulit mati seperti orang yang menggunakan susuk.
Sebagian besar suku asli sana sebenarnya tidak mengetahui bagaimana proses pembuatan minyak bintang. Biasanya yang mengetahui hanya kepala suku dengan ritual-ritual khusus dengan menyendiri. Namun biasanya mereka diminta oleh kepala suku untuk ikut membantu menyiapkan bahan-bahannya. Seperti ular piton, burung gagak, dan mayat dari musuh suku mereka. Semua bahan tersebut akan diambil bagian otaknya. Setelah mendapatkan bahannya, otak tersebut akan dijemur selama berhari-hari hingga mengeluarkan minyak.
Masyarakat suku sana meyakini  bahwa minyak bintang memiliki ajian mistis dan bekerja hanya saat malam hari saja disaat bintang-bintang bermunculan. Itulah mengapa minyak tersebut disebut sebagai minyak bintang.
Dilansir dari laman Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud), Minyak bintang merupakan salah satu bagian ilmu magis yang telah berkembang di masyarakat Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Oleh Kemendikbud, Minyak Bintang dicatat sebagai warisan budaya tak benda yang harus dijaga dan dilestarikan. Dari sini diharapakan dapat menambah wawasan pembaca agar lebih bijak dalam menyikapi perbedaan budaya, dan adat istiadat. Serta agar sama-sama menjaga warisan budaya leluhur.
(Sumber: Kemendikbud.id dan YouTube Hirotada Radifan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H