Mohon tunggu...
Nova SitiUmaya
Nova SitiUmaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Life is Like Traffic Lights~ masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Ngejot, Bangun Keharmonisan Antarumat Beragama

3 Juni 2023   07:58 Diperbarui: 21 Juni 2023   21:10 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Ngejot/ Sumber: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Pluralisme di Indonesia baik dari segi agama, budaya dan adat istiadat sering kali memicu konflik. Konflik agama ini memunculkan krisis nilai-nilai sehingga Agama dianggap gagal berperan sebagai etika pembebasan. Dalam studi psikiater agama, agama terbagi menjadi dua: wajah agama yang sehat dan agama yang sakit. Wajah agama sakit dipenuhi dengan tindakan-tindakan kekerasan. Disini agama dipandang belum mampu menanggulangi konflik sosial. Sebaliknya, budaya mampu mencairkan konflik dan kekerasan sosial yang terjadi di masyarakat. Bukan berarti agama di sini lemah, Tetapi, agama dan budaya saling bekerja sama yang menginspirasi manusia untuk saling mencintai satu sama demi mencapai keharmonisan dan kebahagiaan bagi pemeluknya.

Karena itu, budaya dipandang memiliki kekuatan untuk menciptakan suasana harmonis, seperti tradisi Ngejot yang ditemukan di pulang Lombok dan Bali. Tradisi ini jika dikaji menurut pendekatan Islam menjadi satu representasi toleransi dan keharmonisan antarpemeluk agama, menumbuhkan nilai-nilai religius serta sebagai sarana dakwah bil hal (dakwah dalam bentuk tindakan). Ngejot sendiri memiliki makna mempererat dan memelihara. Sedangkan bentuk tradisi ngejot sendiri saling mengantar makanan yang boleh dimakan oleh kedua penganut agama (tidak diharamkan satu sama lain). Pelaksanaan ngejot dilakukan pada waktu hari besar dua agama, contohnya seperti hari raya Idul Fitri (dalam Islam) dan hari raya Galungan (dalam Hindu) dan hari besar lainnya. Pengantaran makanan tidak diperkenankan untuk diwakilkan oleh orang lain. Jika dalam konteks saat ini, pengantaran makanan tidak dapat dilakukan melalui delivery oleh ojek online seperti kebanyakan saat ini. Jadi baik umat muslim maupun Hindu akan saling mengantarkan makanan yang di masak dari rumah ke rumah pada hari raya dua agama tersebut.

Tradisi Ngejot dalam agama Hindu, terdapat dalam konsep Tri Hita Karane yaitu hubungan antara Manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan manusia. Sama halnya dengan konsep dalam agama Islam "Habluminallah, Habluminannas dan Hablu minal a'lam". Adapun dasar utama kegiatan ngejot dalam Islam dijelaskan melalui hadist "khoirunnas anfauhum linnaas". Menurut pandangan Islam tradisi ini dapat memberikan kebahagian dan kemakmuran antar pemeluk agama yang dapat meningkatkan kualitas keimanan. Selaras juga dengan hadist Nabi "barang siapa yang beriman kepada Allah, Rasul dan hari Kiamat hendaknya di menghormati tetangganya" dan "barang siapa yang memasak, maka perbanyaklah kuahnya. Dan hadiahkanlah kepada tetanggamu.".  Sehingga tradisi ngejot ini dianggap sangat baik sebagai tradisi dan budaya yang harus dilestarikan guna mempersatukan dua agama berbeda untuk menciptakan kerukunan dan keharmonisan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun