Mohon tunggu...
Nova Samosir Samosir
Nova Samosir Samosir Mohon Tunggu... -

Setiap waktu adalah belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Salam Hormat Mahasiswa

18 September 2011   11:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:51 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering



12.28 AM. Sabtu, 18 september 2011

Sudah dua hari badanku terasa tidak enak akibat kecapean dan masuk angin. Hari kedua aku memutuskan untuk pergi ke tukang urut ditemani oleh Bang Jhony, Jones dan Doper. Setelah selesai diurut, badanku terasa enak dan membaik. Ini membuatku malam harinya ingin langsung tidur untuk benar-benar memulihkan badan. Namun saat jam menunjukkan jam sebelas lewat aku mendengar secara samar-samar teriakan orang-orang dari kejauhan. Entah karena di tengah kantukaku tak begitu mempedulikannya, namun kuputuskan meng-sms teman kost untuk memastikan apakah dia juga mendengar suara yang sama. Tetapi dia menjawab tidak mendengar apa-apa. Aku kembali tidur meski masih begitu penasaran akan suara-suara itu. Satu jam kemudian, aku mendapat telepon dari teman kost dan menginformasikan ada maling ketangkap dan suara-suara tadi memang benar ada. Si maling mencoba mencuri laptop seorang mahasiswi baru. Dia hampir dibekap, tapi si maling sedang tidak beruntung. Saat korban sedang hendak diikat, dia berhasil mendorong maling hingga terjatuh. Korban langsung berteriak minta tolong. Alhasil maling berhasil ditangkap meski hanya satu orang, sementara dua orang lagi berhasil melarikan diri. Tak perlu ditanya lagi si maling habis babak belur kena pukulan, tendangan dari warga dan anak-anak kost.

Yang menggelitik bagiku adalah ketika salah satu temanku buka FB dan membacakan keras status salah seorang mahasiswa juga “Jadi gak bisa tidur setelah liatin maling abis digebukin. Anehnya kebanyakan adalah mahasiswa tapi main hakim sendiri” . Status ini membuatku turut berpikir juga mengapa digebukin dan yang ngegebukin adalah mahasiswa-mahasiswa. Memang sangat menggeramkan jika maling ketangkap. Aku juga seandainya ada di tempat kejadian mungkin akan turut marah dan setidaknya mukul kepalanya (tenaga perempuan tidak begitu kuat, jadi tidak akan membuatnya terluka. He…he…) Namun apakah pantas si maling atau setiap orang yang melakukan kejahatan diperlakukan semena-mena. Apalagi yang melampiaskan amarahnya adalah seorang yang berilmu dan berintektual seperti mahasiswa.

Ketika masih SMA, guru matematika ku pernah menjelaskan arti kata“mahasiswa”. Menurutnya, “mahasiswa” memiliki arti yang sangat dalam.Beliau mengatakan ketika masih TK hingga SMA kita disebut sebagai siswa karena masih harus diawasi,dibina dan terikat dengan peraturan-peraturan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Setelah selesai tahap tersebut, maka sudah dianggap lulus menjadi manusia yang sebenarnya dan layak diberi apresiasi sebagai seseorang yang terhormat dan berintelektual. Sama halnya dalam sebuah kerajaan, gelar “maha” diberi ketika seseorang dianggap terhormat, memiliki jabatan tinggi dan memiliki pengetahuan yang cukup luas. Demikian juga dengan gelar “mahasiswa” diberikan karena sudah dianggap terhormat, berpengetahuan dan berintelektual. Mahasiswa menjadi begitu istimewa di tengah-tengah dunia pendidikan bahkan juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kemajuan sebuah negara karena memiliki segudang ilmu dan juga ide.

Melihatarti mahasiswa yang sedemikian, maka mengapa saat si maling ketangkap aksi anarkis masih dilakukan. Bukankah seharusnya mahasiswa mengetahui bahwa ada pihak yang lebih berwajib untuk menangani si maling. Apakah masih pantas gelar mahasiswa diberi jika apa yang dilakukan tidak berbeda dengan seorang yang bukan mahasiswa. Apakah masih ada gelar “hormat dan berintelektual” pada seorang yang melakukan tindakan anarkis atau main hakim sendiri. Sepertinya banyak mahasiswa yang tidak menyadari apa arti gelar yang disandang, sehingga melakukan hal-hal yang tidak terhormatadalah sesuatu hal biasa dan tidak memalukan. Inilah yang menyebabkan begitu banyak mahasiswa di Indonesia masih menyenangi hal-hal yang tidak baik . Berharap semua mahasiswa di Indonesia menyadari hal ini sehingga tidak lagi melakukan perbuatan tidak terhormat (mencontek, tawuran, aksi demo yang sering berujung pada tindakan anarkis dan premanisme, dan masih begitu banyak lagi).

SALAM HORMAT MAHASISWA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun