Mohon tunggu...
Novarizqa Saifoeddin
Novarizqa Saifoeddin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dengan kesederhanaan mengisi apa yang hilang, melengkapi apa yang ganjil dan memenuhi apa yang kosong.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuan Semantung

4 Mei 2012   10:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:44 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerap kudengar guntur berbunyi,

namun tak jua turun hujan.

Rajin kucatat yang tuan janji,

tapi belum jua tampak bukti.

Tuan hanya duduk berkisar tegak berpaling

bukan karena terlalu banyak besi diperapianmu

Duh, aku telah terjerat semantikmu.

Tiga tahun lalu,

Bergembar-gembor berwacana, menonjolkan retorika

Hingga keraguanku retas, mandat pun kukalungkan

Tuan bak semantung, rajin bicara nihil karya

Mendengar namamu saja kini,

Aku merengus

***

Novarizqa Saifoeddin

Depok, 23 April 2012

Ilustrasi : Google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun