Mohon tunggu...
Novara Anindya
Novara Anindya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Hukum Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Sosial: Senjata Ganda bagi Identitas Gen Z

29 Desember 2024   00:00 Diperbarui: 29 Desember 2024   00:23 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Generasi Z, atau yang sering disebut sebagai Gen Z, merupakan generasi yang lahir di era teknologi dan dunia digital. Mereka tumbuh bersama dengan perkembangan internet dan media sosial, menjadikannya sebagai salah satu elemen kunci dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial telah menjadi ruang di mana identitas mereka terbentuk, interaksi sosial terjadi, dan informasi bertukar dengan cepat. Namun, seiring manfaatnya, media sosial juga membawa sejumlah tantangan yang tidak dapat diabaikan.

Bagi Gen Z, media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga platform untuk mengekspresikan diri, mencari informasi, dan membangun identitas. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter memungkinkan mereka untuk berbagi cerita, minat, dan kreativitasnya. Dalam dunia kerja, media sosial juga menjadi sarana untuk membangun personal branding, mempromosikan karya, atau bahkan mencari peluang karier. Selain itu, media sosial memberikan akses tak terbatas pada informasi global. Gen Z dapat dengan mudah belajar tentang isu-isu sosial, budaya, dan politik di berbagai belahan dunia. Hal ini mendorong mereka menjadi generasi yang lebih kritis, inklusif, dan sadar akan pentingnya keberagaman.

Ada beberapa faktor yang mendorong dominasi media sosial di kalangan Gen Z:

Kemajuan Teknologi

Perkembangan teknologi seperti smartphone, internet cepat, dan aplikasi media sosial yang user-friendly telah mempermudah akses ke media sosial. Gen Z, yang lahir di era digital, tumbuh dengan teknologi ini, sehingga mereka lebih terbiasa dan cenderung bergantung padanya untuk aktivitas sehari-hari.

Kebutuhan Sosial

Media sosial menjadi platform utama untuk berinteraksi dengan teman, keluarga, dan komunitas. Gen Z menggunakan media sosial untuk membangun koneksi, berbagi pengalaman, dan mencari validasi sosial melalui likes, komentar, dan followers.

FOMO (Fear of Missing Out)

Gen Z sering merasa cemas akan kehilangan informasi atau momen penting yang sedang terjadi di dunia digital. Media sosial memberikan akses instan ke tren, berita, dan aktivitas teman-teman mereka, yang membuat mereka ingin selalu terhubung agar tidak merasa tertinggal.

Ekspektasi Sosial

Ada tekanan sosial bagi Gen Z untuk aktif di media sosial sebagai bentuk eksistensi dan pengakuan. Kehadiran di platform seperti Instagram, TikTok, atau Twitter sering dianggap sebagai bagian dari identitas mereka di mata teman sebaya.

Meski menawarkan banyak manfaat, media sosial juga menjadi senjata bermata dua. Beberapa masalah yang muncul di antaranya:

Kesehatan Mental

Media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti meningkatkan kecemasan, depresi, dan rendahnya rasa percaya diri. Hal ini sering dipicu oleh tekanan sosial, perbandingan dengan kehidupan orang lain, atau obsesi terhadap jumlah likes dan komentar.

Ketergantungan

Media sosial dapat menciptakan kebiasaan berlebihan hingga menyebabkan ketergantungan. Pengguna, terutama Gen Z, sering kali sulit untuk lepas dari aplikasi ini karena mereka merasa harus terus terhubung dengan dunia maya.

Penyebaran Informasi Palsu

Media sosial sering digunakan untuk menyebarkan berita palsu atau misinformasi. Informasi yang tidak diverifikasi dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan kebingungan atau bahkan konflik di masyarakat.

Cyberbullying

Media sosial memberikan ruang bagi perilaku intimidasi atau penghinaan secara online. Cyberbullying dapat berdampak serius pada kesehatan mental korban, seperti menurunkan kepercayaan diri atau bahkan memicu pikiran negatif yang lebih serius.

Untuk memaksimalkan manfaat media sosial sekaligus meminimalkan dampaknya, beberapa langkah yang dapat diambil oleh Gen Z antara lain:

  1. Meningkatkan literasi digital
  2. Mengatur waktu dalam menggunakan media sosial
  3. Memprioritaskan kesehatan mental
  4. Menggunakan media sosial untuk hal yang positif
  5. Edukasi dan dukungan dari lingkungan sekitar

Media sosial adalah pedang bermata dua bagi Gen Z. Di satu sisi, ia menjadi alat yang luar biasa untuk membangun identitas, berbagi kreativitas, dan mengakses informasi. Namun, di sisi lain, ia juga membawa risiko bagi kesehatan mental dan sosial jika tidak digunakan dengan bijak. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk meningkatkan literasi digital dan mengelola penggunaan media sosial secara sehat. Dengan demikian, media sosial dapat menjadi alat pemberdayaan, bukan ancaman bagi mereka. Sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi, tanggung jawab ada di tangan Gen Z untuk memanfaatkan media sosial secara bijaksana demi masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun