Mohon tunggu...
Novar Kurnia Wardana
Novar Kurnia Wardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa yang sederhana, sesederhana yang engkau pikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gaya Lama vs Gaya Baru: Ke Mana Hilangnya Gocekan Sepakbola?

2 Mei 2024   11:36 Diperbarui: 2 Mei 2024   12:07 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pep Guardiola, terutama selama waktunya di Barcelona, mengembangkan filosofi tiki-taka---mengontrol permainan melalui penguasaan bola yang luar biasa dan pergerakan tanpa bola yang cepat. Ini menghasilkan permainan yang sangat efisien di mana bola jarang hilang kepada lawan, namun hal ini juga berarti mengurangi kecenderungan individu untuk melakukan gocekan karena risiko kehilangan bola.

Pemain seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo telah menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Messi, di bawah bimbingan Guardiola, seringkali menggabungkan peran sebagai pencipta dan penyelesaian serangan, menggunakan kecepatan dan keakuratan dribelnya bukan hanya untuk menghibur tapi untuk membongkar pertahanan lawan secara strategis. Di sisi lain, Ronaldo bertransformasi dari winger tradisional menjadi penyerang tengah di Real Madrid, di mana fokusnya berubah dari menggiring bola melewati pemain menjadi efisiensi dalam penyelesaian akhir.

Evolusi taktik ini mencerminkan adaptasi sepakbola ke realitas modern; kebutuhan untuk kemenangan yang konsisten dan persaingan yang intensif di panggung global. Meskipun mungkin kurang flamboyan, sepakbola modern memperlihatkan keindahan lain melalui disiplin taktik dan kerja tim yang rumit.

Pengaruh Kebugaran dan Kecepatan dalam Evolusi Taktik Sepakbola

Dalam sepakbola modern, evolusi kebugaran dan kecepatan pemain telah mempengaruhi tidak hanya cara individu bermain, tetapi juga strategi keseluruhan tim. Peningkatan dalam program latihan fisik dan nutrisi telah menciptakan atlet yang lebih kuat dan lebih cepat, yang secara signifikan mengubah dinamika permainan.

Kebugaran tinggi yang dimiliki pemain saat ini memungkinkan mereka untuk menjaga intensitas selama 90 menit penuh atau lebih, yang menuntut metode permainan yang mengoptimalkan stamina dan mengurangi risiko cedera. Ini berarti bahwa pemain cenderung mengambil keputusan yang lebih aman dengan bola, mengurangi momen-momen gocekan yang berisiko untuk lebih sering mempertahankan penguasaan bola dan menghindari kehilangan yang bisa berakibat fatal.

Penelitian menunjukkan bahwa pemain sepakbola modern menjalani latihan yang lebih intensif dan berfokus pada kebugaran aerobik tingkat tinggi, kekuatan, dan ketahanan yang lebih besar daripada di masa lalu. Studi oleh Stlen et al. (2005) mengindikasikan bahwa pemain sepakbola sekarang menempuh jarak lebih banyak selama pertandingan, dengan kecepatan yang lebih tinggi, yang menuntut kebugaran cardiovascular yang lebih baik dan efisiensi metabolik.

Perubahan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas fisik pemain tetapi juga mempengaruhi taktik tim. Menurut Wallace dan Norton (2014), peningkatan kecepatan permainan membatasi waktu yang dimiliki pemain untuk mengambil keputusan, mengakibatkan penekanan yang lebih besar pada taktik yang meminimalkan risiko dan mengoptimalkan efisiensi tim. Ini mengarah pada penggunaan strategi seperti high pressing, di mana tim secara aktif berusaha merebut kembali bola secepat mungkin setelah kehilangan, memanfaatkan kebugaran fisik superior mereka untuk memberikan tekanan konstan pada lawan.

Getty Images
Getty Images

Pemain seperti N'Golo Kant dan Joshua Kimmich, misalnya, adalah contoh sempurna dari generasi baru pemain yang tidak hanya memiliki kemampuan teknis yang luar biasa tetapi juga kebugaran dan stamina yang memungkinkan mereka untuk efektif dalam menjalankan tugas defensif dan ofensif di lapangan. Kedua pemain ini, dengan kecepatan dan ketahanan mereka, seringkali menjadi kunci dalam transisi cepat dari bertahan ke menyerang, yang menjadi karakteristik penting dari sepakbola modern.

Dengan kecepatan permainan yang meningkat, waktu dan ruang untuk pemain untuk melakukan dribbling menjadi lebih terbatas. Pertahanan yang lebih terorganisir dan pemain yang lebih atletis berarti bahwa sering kali lebih efektif untuk memindahkan bola dengan cepat melalui umpan daripada mencoba menembus pertahanan lawan dengan gocekan. Hal ini telah mengubah cara tim menyerang, memprioritaskan kecepatan dan presisi dalam penguasaan bola daripada improvisasi individual.

Kebugaran yang ditingkatkan juga mempengaruhi bagaimana pemain menggunakan keterampilan dribbling mereka. Meskipun pemain seperti Lionel Messi masih dikenal karena kemampuan dribbling-nya, frekuensi dan cara dribbling dilakukan telah beradaptasi. Analisis oleh Bangsbo dan Peitersen (2012) menunjukkan bahwa dribbling sekarang lebih sering digunakan sebagai alat untuk mempertahankan penguasaan bola dan menciptakan ruang, bukan hanya untuk menunjukkan kemahiran individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun