Bahasa tidak hanya sebuah alat komunikasi, tetapi juga sebuah jendela ke dalam kebudayaan yang kaya. Di antara berbagai bahasa yang menghiasi keanekaragaman budaya Indonesia, bahasa Jawa muncul sebagai sebuah permata berkilau yang mencerminkan sejarah panjang dan nilai-nilai luhur. Artikel ini akan membahas keragaman bahasa Jawa, menyelami perbedaannya, nilai budaya, dan tantangan yang dihadapi oleh bahasa ini dalam era globalisasi.
Keragaman bahasa Jawa sendiri menjadi cermin dari keberagaman masyarakat yang menghuni berbagai wilayah di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Seiring dengan berjalannya waktu, bahasa Jawa bukan hanya bertahan sebagai alat komunikasi, melainkan juga sebagai penjaga keberlanjutan identitas budaya.Â
Melalui bahasa ini, tercipta suatu ruang di mana warisan nenek moyang diwariskan dari generasi ke generasi, mengikat masa lalu dan masa kini dalam sebuah kontinuitas yang membangun kekuatan jati diri masyarakat Jawa.Â
Bahasa Jawa tidak hanya sekadar kumpulan kata-kata, tetapi juga memancarkan keindahan dalam struktur dan tata bahasanya. Keunikan sistm kata ganti, tingkatan bahasa, dan keanekaragaman dialek memberikan bahasa Jawa karakter yang tak tertandingi.
Bahasa Jawa memiliki berbagai keragaman di setiap daerahnya, dibeberapa tempat memiliki bahasa yang berbeda walaupun berada di daerah Jawa, selain bahasa yang berbeda juga memiliki dialaeg yang berbeda. Terkadang terdapat kosa kata yang sama akan tetapi memiliki makna yang berbeda. Dari berbagai jenis keragaman bahasa Jawa, terdapat beberapa kosa kata bahasa Jawa yang menurut saya unik pada saat diucapkan. Apa saja sih kosa kata tersebut?
1. Mboyak
Kata Mboyak ini biasanya digunakan oleh masyarakat yang berada di daerah perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kata Mboyak sendiri memiliki makna dalam bahasa Indonesia seperti "Biarin aja", yang mengacu pada konteks terserah dan seolah-olah tidak mau mengambil pusing akan suatu hal. Contohnya pada kalimat seperti
Â
" Mboyak, aku lagi garap tugas sek"
(Terserah, aku lagi ngerjain tugas dulu)
2. Nggonem
Nggonem merupakan kata yang memiliki arti "milikmu". Nah ada yang unik nih dari salah satu contoh kosa-kata tersebut, yakni penggunaan imbuhan "nem/em" untuk menyebutkan suatu kepemilikan. Biasanya kosa kata dan imbuhan tersebut digunakan di daerah Blora, Rembang, Pati, dan sekitarnya. Contohnya:
"Buku iki nggonem?"
(Buku ini milikmu?)
3. Horok
Pasti banyak yang tidak asing nih dengan kosa kata yang satu ini. Kata "Horok" sendiri merupakan suatu ungkapan untuk mengekspresikan keterkejutan atau bisa juga untuk mengungkapkan ketidaksetujuan yang biasanya dilakukan dalam protes atau menyangkal sesuatu. Contohnya:
"Horok! ra isoh aku nek dipekso ngene iki!"
(Horok! nggak bisa aku kalau dipaksa seperti ini!)
4. Lahpo
Kata Lahpo merupakan kosa kata bahasa jawa yang biasanya digunakan di daerah Purwodadi. Dalam bahasa Indonesia kata tersebut memiliki arti "Kenapa". Contohny
"Lahpo kok koe ora ngewangi ibumu?"
(Kenapa kok kamu nggak bantuin ibumu?)
Sangat beragam sekali bukan bahasa Jawa itu? Kosa kata di atas sering saya dengar dari percakapan teman-teman dibangku perkuliahan yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Perlu diingat ya, bahwa kosa kata tersebut dapat berarti beda di daerah lainnya, itulah keragaman bahasa Jawa. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat!
Penulis:
Nova Putri Ramadhani & Muhammad RohmadiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H