Mohon tunggu...
Novan Cahyono
Novan Cahyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Grow Up

Mahasiswa UNUGHA Cilacap

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ke-Aku-an sebagai Penghambat Kemampuan Berpikir Kritis, Bagaimana Pendidikan Memandangnya?

16 Januari 2022   04:55 Diperbarui: 16 Januari 2022   06:04 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita perlu berpikir kritis agar supaya kita mampu mempertanyakan segala sesuatu untuk mencari sumber pengetahuan atau informasi yang  relevan, mengolah pengetahuan tersebut untuk menentukan suatu keputasan dalam menghadapi fenomena yang muncul.

Kehadiran  lembaga pendidikan untuk membentuk peserta didik agar mampu berpikir kritis salah satunya adalah dengan memberikan pengajaran dengan  menghilangkan sifat ke-akuan. Sifat inilah  yang menghambat seseorang untuk berpikir kritis.

Aku sebagai individu, disini bahwa pendidikan bukan malah memunculkan sikap individualisik. Pendidikan yang membedakan antara guru dan murid. Hal ini nantinya membentuk pengajaran hanya sebagai penyampaian informasi/pengetahuan tanpa adanya penyikapan, merelevansikan,penerapan dan pengembangan keilmuan atau pengetahuan.

Aku sebagai kelompok disini bahwa pelabelan yang menganggap suatu kelompok  merasa benar atau dibenarkan tanpa adanya dialogis yang nantinya tercipta keputusan yang baik untuk kelompoknya dan tidak baik untuk kelompok lain. Terlebih jika keputusan tersebut dalam penerapannya dilakukan bersama tentunya akan menimpulkan dampak. Dampaknya adalah adanya individu atau kelompok  yang  dirugikan. Maka dlam hal ini pendidikan tidak mampu mencapai hakikat dasar dari pendidikan  iyu sendiri, seperti yang disebutkan diatas.

Pendidikan tinggi sebagai produksi keilmuan dituntut mampu mengatasi permasalahan yang selalu muncul didalam kehidupan. Upaya mengatasi permasalahan tersebut perguruan tinggi harus merespon dengan adanya pengembangan keilmuan. Pengembangan keilmuan yang dimaksud tentunya dengan didasari pada  hakekat pengetahuan tersebut.

Lebih lanjut,  pengembangan keilmuan inilah nantinya diharapkan dapat diterapkan didalam kehidupan bermasayarakat dan bernegara, sebagai upaya untuk mensejahterakan masyarakat.

Kembali lagi pada hakikat dasar hadirnya manusia dibumi adalah untuk memakmurkan alam dan seisinya, bukan merusak alam ataupun menghilangkan kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun