Tugas-Mu belum  selesai.
Membawa pesan kedamaian dan keselamatan.
Semua mahkluk menjadikan Engkau sebagai perisai.
Sehingga kami punya kesempatan.
Kesempatan untuk menikmati indahnya hidup.
Kesempatan membagi rasa dan harapan.
Kesempatan memancarkan cahaya yang telah redup.
Kesempatan untuk tercampak dari kegelapan.
Empatpuluh hari lalu padaMu ada siksa dan aniaya.
Semua menolak dan sendirian seakan terlupakan.
Bahkan mereka yang dianggap sebagai orang Percaya.
Semua pergi menyangkal dan meninggalkan.
Ketakutan dan kecemasan adalah alasan kami.
Nalar kami menolak Engkau hanya diam.
Peristiwa siksa itu sulit dipahami.
Sehingga semua terasa sulit dan runyam.
Pada akhirnya kami sadar sebuah kebenaran.
Engkau naik ke surga untuk sebuah janji keselamatan.
Kesetiaan, Â Kesabaran dan cinta kasih serta pengorbanan adalah inti dan sumber ajaran.
Sungguh, Engkau adalah Tuhan yang menjadi sebuah panutan.
Bagian kami saat ini adalah sebuah perintah.
Ya... menyampaikan Amanat Agung.
Jadikan semua bangsa muridMu yang setia.
Sambil menunggu kedatanganMu kembali dengan cara yang agung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H