Mohon tunggu...
novance silitonga
novance silitonga Mohon Tunggu... Penulis - senang baca, nulis, jalan-jalan apalagi nonton, masak dan mengurus taman.

senang baca, nulis, jalan-jalan apalagi nonton, masak dan mengurus taman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Vaksin Corona dan Keteladanan Pemimpin

11 Januari 2021   18:29 Diperbarui: 12 Januari 2021   10:06 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
8Ilustrasi vaksin Corona. (sumber: AP/Peter Hamlin via kompas.com)

"Presiden secara sadar mengambil kesempatan pertama, langkah ini semata-mata menghadirkan rasa percaya masyarakat akan pentingnya vaksin demi kelanjutan hidup ke depan."

Kabar baiknya adalah Indonesia sudah membeli Vaksin Covid-19 awal desember tahun lalu. Setidaknya membawa angin segar dan harapan perubahan bagi situasi sulit yang melilit kehidupan ekonomi kita saat ini. 

Tak terbilang berapa banyak usaha atau kegiatan ekonomi masyarakat hancur lantaran badai pandemi virus corona. 

Pasalnya pembatasan sosial berskala besar oleh pemerintah semakin menyulitkan posisi bukan saja pengusaha besar, tetapi mereka yang punya bisnis skala kecil dan menengah hampir semuanya terkapar tak berdaya. 

Muaranya adalah pengangguran di mana-mana. Lihat saja data yang dikeluarkan pemerintah betapa meroketnya angka pengangguran Indonesia sepanjang tahun 2020.

Persetujuan pengujian Vaksin Corona Sinovac oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan pemberian sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah dilalui dan dinyatakan aman dan halal, walaupun ada perdebatan minor tentang efikasi/khasiat sinovac yang berbeda antara Turki dan Brasil. 

Artinya jika vaksin sudah dapat diberikan kepada masyarakat, kehidupan ekonomi diharapkan kembali bergairah. Melalui vaksin yang akan disuntik ketubuh, menjadi garansi bagi setiap orang untuk tidak khawatir beraktifitas diluar rumah menjalankan aktifitas sehari-hari. Walaupun protokol kesehatan akan dan selalu diwajibkan.

Sayangnya sampai saat ini masih ditemukan sejumlah kekhawatiran di tengah masyarakat mengenai kemungkinan efek buruk penggunaan vaksin.

Bukan saja dari masyarakat awam tetapi sebagian komunitas tenaga kesehatan (nakes) yang seyogyanya paham tentang seluk beluk vaksin, tampak memberi penolakan dengan argumentasi yang mereka bisa pertanggungjawabankan.

Tentu berbagai pergumulan yang dialami masyarakat sangat wajar. Biasanya dalam situasi seperti ini masyarakat relatif menunggu siapa yang berani menerima resiko jika kemungkinan vaksin gagal bekerja bahkan menimbulkan efek samping yang serius.

Penerima Vaksin

Sedari awal Presiden menyadari dan memahami kegelisahan, kekhawatiran bahkan ketakutan masyarakat. Presiden pun mengambil 2 langkah taktis yaitu pertama edukasi vaksin. 

Masyarakat diyakinkan bahwa proses uji klinis dan uji-uji lainnya telah dilalui dengan mengikuti standar internasional dan telah mendapat rekomendasi dari badan kesehatan dunia (WHO), sehingga penggunaan terhadap manusia dinyatakan aman dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kedua, Presiden mewakafkan tubuh sendiri menjadi bidikan pertama vaksin. Presiden secara sadar mengambil kesempatan pertama kemungkinan terburuk jika vaksin gagal bekerja. 

Langkah ini semata-mata menghadirkan rasa percaya masyarakat akan pentingnya vaksin demi kelanjutan hidup ke depan. Presiden sangat menyadari bahwa kita masih akan hidup berdampingan dengan virus corona dalam waktu yang masih lama.

Oleh karenanya vaksin menjadi sebuah kebutuhan hidup. Bisa dibayangkan jika dunia belum menemukan vaksin, sementara kehidupan semakin sulit, yang hadir adalah keputusasaan. Gejala ini sepertinya mulai tampak menghampiri kita saat ini.

Keteladanan Pemimpin

Kehadiran pemimpin yang menjadi patron menjadi penting dalam situasi dan kondisi sekarang. Jika tidak ada pemimpin maka jatuhlah bangsa. 

Dengan dayanya yang mematikan, covid-19 nyata telah membawa kematian dan penderitaan bagi segenap umat manusia di bumi. 

Langkah-langkah berani harus diambil para pemimpin. Keputusan menjadi pertama yang akan disuntik vaksin adalah tindakan berani dan barangkali heroik. Biden, Presiden Amerika terpilih telah melakukannya, Raja Salman pun mengikuti langkah Biden.

Tak penting jenis vaksin apa yang disuntik ketubuhnya, tindakan para pemimpin menjadi orang pertama menciptakan rasa percaya diri masyarakat yang dipimpinnya. Presiden Jokowi memastikan bahwa dirinya menjadi orang pertama itu di Indonesia. 

Di banyak kesempatan beliau mengatakan agar masyarakat tidak takut, maka dirinya akan memberi contoh. Baginya masyarakat harus dilindungi. 

Jika ada masyarakat yang masih meragukan vaksin corona yang telah dibeli pemerintah akan berdampak buruk bagi kesehatan maka presiden bersedia menjadi perisai hidup masyarakat.

Tentu presiden berharap akan diikuti oleh jajaran pemerintahan dibawahnya seperti menteri dan para kepala daerah. Inilah manifestasi keteladanan. Selamat mencoba pak presiden.

Novance Silitonga adalah Peneliti Populus Indonesia dan Mahasiswa Program Doktor Universitas Airlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun