Penerima Vaksin
Sedari awal Presiden menyadari dan memahami kegelisahan, kekhawatiran bahkan ketakutan masyarakat. Presiden pun mengambil 2 langkah taktis yaitu pertama edukasi vaksin.Â
Masyarakat diyakinkan bahwa proses uji klinis dan uji-uji lainnya telah dilalui dengan mengikuti standar internasional dan telah mendapat rekomendasi dari badan kesehatan dunia (WHO), sehingga penggunaan terhadap manusia dinyatakan aman dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kedua, Presiden mewakafkan tubuh sendiri menjadi bidikan pertama vaksin. Presiden secara sadar mengambil kesempatan pertama kemungkinan terburuk jika vaksin gagal bekerja.Â
Langkah ini semata-mata menghadirkan rasa percaya masyarakat akan pentingnya vaksin demi kelanjutan hidup ke depan. Presiden sangat menyadari bahwa kita masih akan hidup berdampingan dengan virus corona dalam waktu yang masih lama.
Oleh karenanya vaksin menjadi sebuah kebutuhan hidup. Bisa dibayangkan jika dunia belum menemukan vaksin, sementara kehidupan semakin sulit, yang hadir adalah keputusasaan. Gejala ini sepertinya mulai tampak menghampiri kita saat ini.
Keteladanan Pemimpin
Kehadiran pemimpin yang menjadi patron menjadi penting dalam situasi dan kondisi sekarang. Jika tidak ada pemimpin maka jatuhlah bangsa.Â
Dengan dayanya yang mematikan, covid-19 nyata telah membawa kematian dan penderitaan bagi segenap umat manusia di bumi.Â
Langkah-langkah berani harus diambil para pemimpin. Keputusan menjadi pertama yang akan disuntik vaksin adalah tindakan berani dan barangkali heroik. Biden, Presiden Amerika terpilih telah melakukannya, Raja Salman pun mengikuti langkah Biden.
Tak penting jenis vaksin apa yang disuntik ketubuhnya, tindakan para pemimpin menjadi orang pertama menciptakan rasa percaya diri masyarakat yang dipimpinnya. Presiden Jokowi memastikan bahwa dirinya menjadi orang pertama itu di Indonesia.Â